Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Pencegahan Long Covid bagi Penderita Komorbid

Ferdian Ananda Majni
18/7/2022 23:50
Pencegahan Long Covid bagi Penderita Komorbid
Ilustrasi virus korona penyebab covid-19.(DOK.MI)

PENELITIAN dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan menemukan bahwa 66,5% pasien covid-19 di Indonesia mengalami long covid meski hanya gejala ringan saat terinfeksi.

Direktur Utama RSUP Persahabatan dr Agus Dwi Susanto mengatakan semakin berat gejala yang dialami saat positif covid-19, risiko long covid juga makin tinggi. Bahkan hasil riset ditemukan beberapa faktor risiko terjadinya long covid yakni adanya komorbid.

"Secara logika adalah bahwa kondisi covid yang lebih berat maka risiko long covid akan lebih tinggi," kata Agus dalam konferensi pers secara daring Senin (18/7).

Lantas bagaimana pencegahannya, menurutnya, ialah dengan vaksinasi sebab risiko terkena itu menjadi lebih rendah. Bahkan, jika pun terkena, derajatnya lebih ringan dan dampak long covid lebih kecil.

Selanjutnya, early treatment atau bergegas melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan sehingga mendapatkan pengobatan sesuai derajatnya.

"Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk menentukan derajat ini, ringan, sedang, dan berat dan diberikan obat sesuai derajat. Kalau kita diberikan pengobatan sesuai dengan derajat yang tepat maka pengobatan itu bisa mencegah penyakitnya menjadi berat, produktivitasnya dihambat," tuturnya.

Oleh karena itu, ia memastikan pentingnya early detection dan jangan pernah menjadi dokter untuk diri sendiri saat terpapar covid-19.

"Pada saat covid-19, konsultasi dengan tenaga medis untuk mendapatkan obat dan mencegah lebih berat dan terjadinya long covid," lanjutnya.

Dia menambahkan juga dibutuhkan evaluasi yang lebih cepat dan dini. Seperti adanya tanda-tanda perburukan atau saturasi menurun dan gejala demam tidak hilang maka segera ke rumah sakit.


Baca juga: Jakarta Sumbang 55% Kasus Harian Covid-19


Dia juga mengajak masyarakat untuk segera melengkapi diri dengan vaksinasi covid-19 mulai dari dosis pertama hingga dosis booster guna mencegah risiko gejala berat tersebut.

"Mengingat pada saat ini terdapat peningkatan kasus covid-19 maka kami mengajak masyarakat untuk segera melengkapi diri dengan vaksinasi guna memperkecil risiko terinfeksi atau kalaupun terinfeksi maka mencegah risiko gejala berat," tegasnya.

Dia menambahkan sindrom pasca-covid-19 merupakan gejala yang masih ada setelah periode dua minggu dari awal mula gejala pertama, atau setelah terkonfirmasi negatif dengan PCR dari nasal swab atau setelah menyelesaikan periode isolasi.

Berdasarkan hasil penelitian, dengan total responden 385 orang, sebanyak 66,5% atau 256 di antaranya melaporkan adanya gejala long Covid-19, gejala terbanyak adalah kelelahan atau fatigue, batuk, nyeri otot, dan sesak napas.

Sementara berdasarkan penelitian tersebut juga diketahui bahwa faktor yang paling mempengaruhi terjadinya sindrom pascacovid adalah komorbiditas dan pneumonia.

"Jika merujuk pada hasil penelitian maka dapat diketahui bahwa prevalensi long covid cukup tinggi dengan kelelahan atau fatigue sebagai gejala yang paling banyak dilaporkan," paparnya.

Sementara itu, KSM Paru Divisi Infeksi RSUP Persahabatan, dr Fathiyah Isbaniah, menyebut untuk mencegah long covid pertama adalah apabila pasien ada komorbid tentunya perlu penanganan rutin dan dikontrol teratur, seperti diabetes melitus, gangguan ginjal, hipertensi dan lainnya.

"Kedua harus segera booster, karena telah menjalani vaksinasi satu dan dua, maka sekarang harus booster, karena jarangnya sudah jauh dan antibodinya sudah menurun," pungkasnya. (OL-16)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya