TIDAK bisa dipungkiri, perkembangan digital sangatlah pesat ke segala sisi kehidupan. Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi.
Namun mereka tanpa memiliki kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik. Akibanya, masih banyak dari anggota masyarakat terpapar oleh informasi tidak benar atau hoaks.
Dr. Meithiana Indrasari, S.T., MM, dosen Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Surabaya - Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa AWS) meminta untuk tetap bijak dalam teknologi digital. saat menjadi narasumber webinar dengan tema “Budaya Bermedia Digital” yang diselenggerakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
“Budaya bermedia digital merupakan kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari," kata Meithiana dalam keterangan pers, Rabu (6/7).
Baca juga: Minimalkan Penyebaran Hoaks dengan Menyikapi Informasi Secara Netral
"Pengetahuan dasar akan nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan kecakapan digital dalam kehidupan berbudaya, berbangsa,dan bernegara,” jelasnya.
“Di dalam dunia digital, digitalisasi budaya dalam jati diri kita dalam ruang digital tidak berbeda dengan budaya nondigital. Digitalisasi budaya memungkinkan kita mendokumentasikan kekayaan budaya dan dapat menjadi peluang untuk mewujudkan kreativitas," ucap Meithiana.
Digitalisasi budaya juga, menurut Methiana, dapat dilakukan dengan mendukung produk dalam negeri.
"Contohnya mengutamakan dan bangga menggunakan produk dalam negeri, memberi timbal balik positif, turut mempromosikan produk dalam negeri, menjadi pelaku usaha, dan tidak mengonsumsi berleihan,” lanjutnya.
Pada akhir pemaparan materi,Meithiana Imenyimpulkan bahwa dunia kita sekarang ini adalah dunia digital.
"Tempat di mana kita belajar dan bersosial, tempat kita bertumbuh kembang, sekaligus tempat dimana kita sebagai warga negara yang bermartabat di dunia," jelasnya. (RO/Ll-09).