Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
STUNTING merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang dan stimulasi lingkungan yang kurang mendukung, ditandai dengan panjang atau tinggi badan anak berada di bawah standard.
Stunting berdampak jangka panjang hingga lanjut usia. Oleh karena itu stunting berdampak sangat buruk bagi masa depan anak-anak.
Anak stunting, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya, namun juga terganggu perkembangan otaknya. Tentu, ini akan sangat memengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif.
Baca juga: Angka Prevalensi Stunting Di Buleleng Turun Signifikan
Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, tingkat prevalensi stunting di Indonesia mencapai 24,4%. Artinya, satu dari empat balita di Indonesia mengalami stunting.
Namun kelahiran atau bayi stunting sebenarnya bisa dicegah.
Penyuluh KB Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Siti Fathonah mengatakan saat ini ada sekitar 6 juta anak di Indonesia yang mengalami stunting.
"Kemiskinan bukan satu-satunya faktor penyebab stunting, namun hal yang lebih banyak menjadikan anak stunting akibat minimnya pengetahuan saat sebelum menikah, hamil dan pola asuh yang salah terhadap anak," kata Fatonah dalam keterangannya Selasa (5/7).
Fatonah menyebut melalui edukasi dan sosialisasi kepada keluarga-keluarga yang terus dijalankan BKKBN dalam upaya percepatan penurunan stunting maka masyarakat dapat terbuka pola pikirnya dan dapat melakukan upaya-upaya pencegahan stunting.
Agar bayi yang dilahirkan tumbuh dengan sehat dan cerdas, berikut 8 tips dan langkah mencegah balita Anda mengalami stunting,
Bagi calon pengantin perempuan, terlebih dahulu harus melakukan pemeriksaan kesehatan pranikah, yang meliputi beberapa indikator pemeriksaan, yakni pemeriksaan lingkar lengan, berat badan, dan tinggi badan, pemeriksaan hemoglobin (HB) untuk mengetahui adanya anemia atau tidak.
"Jika hasil pemeriksaan kesehatan menunjukkan hasil di bawah indikator maka calon pengantin perempuan harus melaporkan ke Puskesmas atau layanan kesehatan ibu dan anak guna mendapat treatment," jelasnya.
Bagi calon pengantin pria tidak boleh merokok minimal tiga bulan sebelum pernikahan. Hal ini untuk menguatkan sperma karena sperma pria diproduksi 75 hari sebelum dikeluarkan.
"Calon pasangan pengantin juga sebaiknya mengunduh dan mendaftarkan diri di aplikasi Elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Siap Hamil) di playstore tiga bulan sebelum melangsungkan pernikahan," terangnya.
Selama kehamilan, sangat dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung nutrisi seimbang. Jika mengalami muntah-muntah, sang Ibu harus mencari cara agar makanan yang mengandung nutrisi seimbang itu dapat masuk dan diserap oleh tubuh.
"Gizi seimbang perlu diperkenalkan dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan, memperbanyak sumber protein (baik nabati maupun hewani) sangat dianjurkan dengan porsi lebih banyak daripada karbohidrat, di samping itu juga harus dibiasakan mengkonsumsi sayur dan buah," paparnya.
Memberikan ASI sedini mungkin, sesaat setelah melahirkan juga merupakan hal penting yang bisa dilakukan untuk mencegah stunting. Colostrum yang diberikan sedini mungkin dapat melindungi bayi baru lahir dari infeksi dan mengurangi resiko kematian bayi.
"Pemberian ASI kepada bayi sejak dilahirkan sampai bayi berusia 6 bulan, atau disebut dengan pemberian ASI Ekslusif tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain, termasuk air putih (kecuali obat-obatan atau vitamin yang diberikan Dokter/Bidan)," lanjutnya.
Pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), anak memiliki risiko yang cukup signifikan untuk terinfeksi penyakit apabila asupan gizi yang didapat tidak memadai. Infeksi yang berulang pada anak dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak yang dapat mengakibatkan stunting. Vaksinasi berperan dalam menurunkan angka kematian anak dan anak yang mendapatkan vaksinasi memiliki resiko yang lebih rendah untuk stunting.
Rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan, termasuk di dalamnya adalah akses sanitasi dan air bersih, mendekatkan anak pada risiko ancaman penyakit infeksi pada balita seperti diare dan cacingan yang dapat menganggu proses pencernaan dalam proses penyerapan nutrisi, jika kondisi ini terjadi dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan masalah stunting. Untuk itu, perlu membiasakan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, serta tidak buang air besar sembarangan.
Asupan rutin suplemen vitamin A setelah usia enam bulan dapat mengurangi kematian pada balita hingga hampir seperempat di daerah yang kekurangan vitamin A.
Asupan rutin suplemen zat besi dan obat cacing dapat melindungi anak-anak dari kekurangan zat besi, anemia, dan perkembangan yang buruk. Selain itu, anak-anak juga dapat terlindungi dari gizi buruk dan anemia melalui suplementasi zat besi dan asam folat mingguan yang diawasi, pemberian obat cacing dua kali setahun.
Stunting juga dipengaruhi oleh pola asuh yang kurang baik, misalnya dalam pemberian makanan penambah ASI (MPASI) atau makanan bagi balita. Masih banyak orangtua baru yang memberikan MPASI terlalu dini tanpa rekomendasi dari dokter anak, hal ini tentunya sangat berbahaya bagi tumbuh kembang anak.
Calon orangtua atau calon ibu perlu diberikan edukasi sejak dini mengenai pentingnya pemenuhan gizi yang baik saat hamil, serta memeriksakan kandungan minimal empat kali selama kehamilan juga pentingnya pemenuhan gizi bagi keluarga.
Itulah 8 tips dan langkah untuk mencegah stunting, semoga bayi yang dikandung dan dilahirkan dapat tumbuh dengan sehat dan cerdas dan memiliki masa depan yang gemilang. (OL-1)
ASRP berfokus pada optimalisasi 1.000 hari pertama kehidupan bagi anak usia 0–23 bulan di wilayah perkotaan dan perdesaan, salah satunya di Kota Bogor, Jawa Barat.
bila dibandingkan tahun 2024 dengan 2023 maka stunting berhasil diturunkan dari 4,8 juta menjadi 4,4 juta atau berhasil menurun 357.705 balita.
DISPARITAS prevalensi stunting antara provinsi masih sangat besar. Provinsi Bali menjadi provinsi terbaik dalam hal penurunan stunting, bahkan jauh di bawah angka nasional.
PREVALENSI stunting pada kelompok Kuintil 1 (Q1) atau yang relatif miskin jauh lebih tinggi, sekitar 26%. Sementara di kelompok Kuintil 5 (Q5) atau kelompok yang relatif lebih kaya hanya 13%.
Kegiatan ini menjangkau 8 titik lokasi di Kabupaten Banyuwangi dan berkolaborasi dengan tiga Puskesmas: Genteng Kulon, Singojuruh, dan Gitik.
ANGKA prevalensi stunting Provinsi Jawa Timur (Jatim) berhasil mengalahkan Jawa Barat (Jabar) dan DKI Jakarta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved