Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
Dalam dunia digital setiap orang berinteraksi dengan berbagai macam latar belakang budaya. Dengan perbedaan itu, interaksi antar pengguna akhirnya menciptakan standart baru dalam beretika.
"Kalau kita paham bagaimana beretiket nanti kita bisa aman di dunia digital karena banyak sekali cyber crime baik itu bullying (perundungan) dan phishing (penipuan)," ujar dosen Stikosa AWS, E Rizky Wulandari di Ngawi, Jawa Timur, akhir pekan lalu.
Etika digital menjadi penting apalagi media sosial saat ini merupakan tempat setiap orang untuk menjalin relasi pertemanan secara virtual. Sebab itu ruang lingkup etika digital akan meliputi kesadaran dari penggunanya dan tanggung jawab akan konsekuensi setiap tindakan di ranah digital. Apek integritas yaitu kejujuran dengan tidak melakukan plagiarisme atau manipulasi juga menjadi bagian etika saat membuat karya yang disebarkan di ruang digital.
Seringkali saat berkomunikasi di dunia digital, individu juga melupakan hal-hal kecil yang sebenarnya merupakan bagian dari etika. Misalnya ketika mengirim email menggunakan tata bahasa maupu huruf kapital yang sebenarnya memiliki arti berbeda, terbiasa menuliskan subject email, berhati-hati saat meneruskan email ke orang lain, bahkan ketika mengirimkan lampiran ukuran file besar sebaiknya meminta izin terlebih dulu. Sebab itu meskipun komunikasi menggunakan email, setiap orang hendaknya memerhatikan privasi.
Dalam hal etika berinternet kebebasan berekspresi juga perlu memiliki batasan karena bisa melanggar batas privasi orang lain. "Ada pula risiko konflik antara kebebasan berekspresi dan larangan dari segala bentuk kebebasan ekspresi yang mengandung unsur kebencian," katanya lagi.
Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial. Dapat dikatakan pengguna internet mencapai 61.8% dari total populasi Indonesia.
Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori sedang.
Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024. (OL-12)
Kegiatan bertema Socialization and Workshop of IT-Based Good Governance, Machine Learning, and Renewable Energy for Indonesian Migrant Workers, ini digelar selama tiga hari.
Antisipasi dampak negatif globalisasi: pelajari strategi jitu hadapi tantangan ekonomi, sosial, dan budaya. Siap menghadapi perubahan dunia? Klik di sini!
Globalisasi tak terhindarkan? Pelajari cara menangkal dampak negatifnya bagi ekonomi, sosial, & budaya. Tips ampuh untuk Indonesia & bisnismu!
Globalisasi tak terhindarkan, tapi dampak negatifnya bisa dicegah! Pelajari cara cerdas menghadapinya, lindungi budaya lokal, dan raih manfaatnya. Klik sekarang!
LITERASI digital menjadi aspek krusial dalam menghadapi era teknologi informasi yang terus berkembang.
Pemerintah perlu menentukan metode dan sasaran seperti apa yang ingin diambil dalam kebijakan terkait akses konten digital, terutama bagi anak-anak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved