Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Etika Digital tidak Dipengaruhi Strata Sosial

Mediaindonesia.com
29/6/2022 12:40
Etika Digital tidak Dipengaruhi Strata Sosial
Ilustrasi(Picjumbo)

Kejahatan di ruang digital sama saja seperti yang dihadapi di dunia nyata. Kejahatan di dunia nyata justru berpindah ke ruang digital, mulai dari penyebaran konten negatif seperti hoks, ujaran kebencian, cyber bullying, pencurian data, perampokan, penipuan, pornografi, dan aksi mendukung terorisme.

Etika dibutuhkan ketika memasuki dunia digital. Interaksi antar budaya di ruang digital pun dapat menciptakan standar baru mengenai etika.  
Relawan Mafindo, dosen, praktisi, dan HR profesional, Rovien Aryunia mengatakan, idealnya etika di ruang nyata dan digital sama. Sayangnya survei yang dilakukan Microsoft menunjukkan netizen Indonesia paling  tidak sopan se-Asia Pasifik.

Menaikan harga internet tidak serta merta mengurangi netizen yang tidak beretika. Ketika ingin masuk ke ruang digital, menurut Rovien, setiap orang sebaiknya tidak dalam kondisi emosi sehingga mudah tersindir.

“Yang namanya beretika tidak memandang strata sosial, gender, jabatan, dan tingkat religius seseorang. Semua dari hati kita, integritas kita,” ujarnya saat Webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk Kelompok Masyarakat Wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pekan lalu.

Rovien menyebutkan, harga internet harus murah sehingga bisa diakses oleh semua orang di Indonesia. Semua orang harus bisa menjadi warga digital, karena itu adalah masa depan.

Webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk Kelompok Masyarakat Wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Siber Kreasi.

Dalam paparannya, Kepala Bidang Pelatihan Masyarakat Wahyu Dwi Prasetyo menyampaikan bentuk digitalisasi budaya. Menurut dia penggunaan infografis lebih efektif dalam penyampaian pesan.
“Infografis penyampaiannya bisa berupa grafik dan sedikit teks. Contohnya seperti banner yang ada di desa-desa, agar lebih menarik minat masyarakat melihat dibandingkan harus membaca,” katanya. (OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya