Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
INDONESIA, dalam Presidensi G20 tahun ini menunjukkan kepemimpinan dan komitmen tinggi dalam berbagai isu strategis.
Salah satunya adalah pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pengendalian perubahan iklim. Isu tersebut dibahas dalam pertemuan Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group (EDM-CSWG) negara-negara anggota G20.
Kepemimpinan Indonesia dalam pertemuan EDM-CSWG tercermin salah satunya dari berbagai isu prioritas yang disampaikan Indonesia, sejak awal langsung mendapat dukungan dari negara-negara anggota, termasuk negara yang diundang, serta organisasi internasional.
Pertemuan pertama EDM-CSWG sukses diselenggarakan di Yogyakarta pada bulan Maret lalu, dan pertemuan kedua EDM-CSWG tengah berlangsung di Jakarta pada 19-22 Juni 2022. Jumlah delegasi pada EDM-CSWG kedua, yang hadir secara faktual juga mengalami peningkatan.
Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Kementerian LHK, Laksmi Dhenwanthi, yang juga sekaligus Chair 2nd EDM-CSWG pada saat pembukaan pertemuan, Senin (20/6) menyampaikan bahwa, sebanyak 196 delegasi hadir dalam pertemuan kedua ini yang berasal dari negara anggota G20, negara undangan, dan organisasi internasional.
Baca juga: EDM-CSWG Kedua, Bahas Komitmen Kolektif G20 Di Bidang Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim
“Sebanyak 120 delegasi hadir secara faktual di Jakarta, dan 76 delegasi lainnya mengikuti pertemuan secara virtual,” ungkap Laksmi.
Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian LHK, Sigit Reliantoro yang juga sekaligus Co-Chair kali ini menerangkan bahwa setelah pertemuan pertama di Yogyakarta, Indonesia telah menerima masukan atas studi-studi pembahasan untuk EDM-CSWG.
Sigit kemudian menyampaikan apresiasi atas masukan dan partisipasi dari para delegasi.
“Kami menghargai dan berterima kasih atas masukan berharga Anda yang kami terima setelah pertemuan EDM-CSWG pertama,” ungkap Sigit.
Agenda EDM-CSWG mempunyai arti strategis bagi Indonesia dalam Forum G20 untuk menunjukkan kepada dunia, komitmen Indonesia dalam pengelolaan lingkungan dan pengendalian perubahan iklim yang berkelanjutan.
Tiga Isu Prioritas
EDM-CSWG pada Presidensi G20 Indonesia kali ini, mengusung tiga isu prioritas yang akan menjadi fokus pembahasan dari setiap pertemuan.
Isu tersebut antara lain: (1) Mendukung pemulihan yang berkelanjutan (supporting more sustainable recovery).
(2) Peningkatan aksi berbasis daratan dan lautan untuk mendukung perlindungan lingkungan hidup dan tujuan pengendalian perubahan iklim (enhancing land-and sea-based actions to support environment protection and climate objectives).
(3) Peningkatan mobilisasi sumber daya untuk mendukung perlindungan lingkungan hidup dan tujuan pengendalian perubahan iklim (enhancing resource mobilization to support environment protection and climate objectives).
Tiga isu prioritas dan misi-misi utama EDM-CSWG akan dibahas dan dirumuskan menjadi komitmen kolektif G20 melalui adopsi suatu Communiqué Menteri-Menteri Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim G20 sebagai dokumen utama hasil pertemuan.
Communiqué ini direncanakan akan diadopsi pada Pertemuan Tingkat Menteri Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim G20 yang akan diselenggarakan pada 31 Agustus 2022 di Bali, Indonesia.
Pada EDM-CSWG yang kedua ini, akan dibahas Building Blocks yang membentuk Communiqué bersama tingkat Menteri.
Pada bagian Environment Deputies Meeting (EDM) beberapa topik yang akan dibahas antara lain adalah Land Degradation, Halting Biodiversity Loss, Integrated and Sustainable Water Management, Resource Efficiency and Circular Economy, Marine Litter, Ocean Conservation, dan Sustainable Finance.
Kemudian, pada bagian Climate Sustainability Working Group (CSWG), dilakukan pembahasan tiga studi, yaitu:
(1) Peran co-benefit mitigasi-adaptasi untuk menciptakan masa depan yang lebih tangguh bagi semua.
(2) Percepatan Implementasi NDC dan transisi berkelanjutan menuju masa depan rendah emisi GRK dan ketahanan iklim melalui pemanfaatan nilai ekonomi karbon.
(3) memperkuat aksi dan kemitraan untuk inisiatif kelautan yang berkelanjutan. (RO/OL-09)
Penetapan legalitas hutan adat mengutamakan prinsip kehati-hatian agar tidak menimbulkan masalah berkepanjangan di kemudian hari.
SEJAK lima tahun terakhir, pemerintah memiliki perhatian khusus terhadap redistribusi aset melalui program Reforma Agraria.
Masyarakat adat yanMasyarakat yang masih mengandalkan tradisi turun-temurun dalam pengelolaan hutan adat sering kali tidak berdaya saat menghadapi kepentingan pihak eksternal
Kawasan gunung tampak gundul. Pohonpohon ditebang, lubang-lubang bekas galian tambang pun terlihat jelas.
PADA 2020 berdasarkan data KLHK luas hutan di seluruh Indonesia mencapai 95,6 juta hektare.
PAVILIUN Indonesia memaparkan sejumlah upaya pengendalian perubahan iklim dan keberhasilannya di ajang Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP-24) di Katowice, Polandia.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa kondisi cuaca ekstrem berupa curah hujan sangat tinggi akan terus bertahan hingga Maret-April 2025.
Empat perempuan muda tersebut yakni Yola, asal Kota Kupang, Karmelita asal Kabupaten Nagekeo, Ina, asal Kabupaten Lembata dan Helda asal Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Di tengah krisis iklim dan krisis pangan, peran petani milenial dan pemanfaatan teknologi menjadi kunci penting bagi Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Workshop pemilahan sampah diharapkan dapat mengedukasi kalangan anak anak untuk peduli lingkungan sejak dini.
Mengawali rangkaian acara menyambut ulang tahun, Swiss-Belresort Dago Heritage dan Zest Sukajadi Bandung menggelar kegiatan penanaman 141 pohon di Taman Hutan Raya, Ir. H. Djuanda, Bandung.
Konsorsium SNAPFI, merupakan tim proyek penelitian kolaboratif antara Pusat Perubahan Iklim Institut Teknologi Bandung (PPI-ITB) dengan Deutsches Institut für Wirtschaftsforschun
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved