Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
BERDASARKAN laporan Barilla Center Food And Nutritions, Indonesia menduduki urutan kedelapan di antara negara-negara G20 yang menghasilkan sampah terbanyak. Sampah makanan dari Indonesia didominasi oleh sampah rumah tangga sebesar 77 kg per orang dalam setahun.
Persoalan tentang sampah semakin kompleks seiring dengan pertambahan penduduk. Hal tersebut tentu membutuhkan inovasi baru serta cara yang kreatif guna mengatasi permasalahan yang tergolong serius ini. Korindo Group bekerja sama dengan Forest For Life Indonesia (FFLI) dalam membangun tempat pengolahan sampah organik dengan menggunakan teknik Bio-Conversion BSF (Black Soldier Fly/ Lalat Tentara Hitam) yang berlokasi di Rest Area Cibubur Square, Jakarta.
Untuk mendukung penuh inkubasi proyek Pengolahan Sampah Organik Bio Conversion, Korindo memberikan bantuan hibah dana kepada FFLI untuk melaksanakan proyek pengolahan sampah ini. Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara kedua belah pihak dilakukan, Senin (13/6).
"Semua keperluan program sudah disiapkan, baik dari segi lokasi hingga ketersediaan limbah organik yang akan diolah dan diurai. Nantinya lokasi tersebut akan menjadi Rest Area pertama di dunia yang memiliki Bio-Conversion Organic," ucap Sekjen Yayasan Korindo Seo Jeongsik.
Melalui konsep circular-economy atau berpedoman pada prinsip mengurangi sampah dan memaksimalkan sumber daya yang ada, Bio-Conversion Organic menggunakan Lalat Tentara Hitam yang berpotensi membuat prospek ekonomi baru, dengan mengubah sampah organik menjadi pupuk dan protein.
"Kami berkomitmen dengan hibah yang diperoleh dari Korindo ini dapat lebih membantu kita dalam memajukan masyarakat. Selain itu, hal ini juga akan meyakinkan mereka bahwa Bio-Conversion Organic merupakan cara paling murah yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah sampah,” tandas Ketua FFLI Hadi Pasaribu.
Proyek Bio-Conversion Organic dengan menggunakan Lalat Tentara Hitam di Rest Area Cibubur Square merupakan proyek kedua yang dijalankan Korindo bersama dengan FFLI. Pada 2018 silam, Korindo Group dan FFLI juga telah membangun pengelolaan sampah organik serupa di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
"Apa yang kita kembangkan saat ini telah menjadi prototipe untuk pengembangan penanganan sampah di Lombok. Bahkan, pemerintah NTB telah secara khusus membentuk struktur organisasi berupa Unit Pelaksana Teknis Dinas untuk pengolahan sampah,” sebut Hadi.
Bio-Conversion Organic dengan menggunakan Lalat Tentara Hitam relatif aman bagi lingkungan. Dari sekitar 800 jenis lalat yang ada, Lalat Tentara Hitam merupakan jenis yang paling berbeda, karena tidak bersifat patogen atau membawa agen penyakit. Selain, setyelah maksimal mengurai sampah-sampah organik, larva Lalat Tentara Hitam bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak, seperti ikan atau ayam. (RO/OL-14)
Aksi Kolaboratif ini diisi berbagai rangkaian acara, mulai bersih-bersih pantai, penanaman cemara laut, talkshow lingkungan, serta edukasi untuk masyarakat dan pelajar.
Masyarakat di sekitar wilayah jaringan diajak aktif peduli lingkungan melalui program tukar sampah dengan internet.
a mengungkapkan khusus untuk sampah plastik masih menjadi permasalahan di desanya karena belum mampu untuk diolah.
PEMERINTAH menargetkan pengentasan masalah sampah di Indonesia selesai 100 persen pada 2029 mendatang. Lebih 60 persen sampah di Indonesia belum terkelola dan dibuang sembarangan.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah membentuk Satgas Pengelolaan Sampah untuk mempercepat solusi darurat sampah dan mendukung target Indonesia bebas sampah 2029
Kelola limbah domestik dengan efektif! Panduan praktis pengelolaan sampah rumah tangga untuk lingkungan bersih dan sehat.
Program ini merupakan bagian dari upaya mengedukasi masyarakat untuk terbiasa memilah sampah rumah tangga.
Tim penegakan hukum akan berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat untuk tindakan lebih lanjut
Eco-enzyme juga memiliki manfaat ekologis yang luas, seperti mengurangi polusi dan menghasilkan enzim-enzim yang mampu menetralkan zat kimia berbahaya di lingkungan.
Rendahnya nilai ekonomi limbah botol plastik yang rendah lantaran pihaknya langsung menjual kepada pengepul tanpa proses pengolahan lebih lanjut.
Sebanyak 91% masyarakat sudah menggunakan tas pengganti kantong plastik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved