Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
PERGURUAN Tinggi Swasta (PTS) diharapkan tidak semata-mata mementingkan kuantitas atau jumlah mahasiswa. PTS dituntut untuk menunjukkan kualitas yang akan menjadi daya tarik calon mahasiswa.
Hal itu dikatakan mantan Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Mohammad Nuh dalam webinar nasional 'Strategi Meningkatkan Pendaftar Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) dan Memviralkan Prestasi Kampus' yang disiarkan YouTube Sevima Official, Kamis (9/6).
"Kalau outputnya bagus, inputnya bisa ikut naik lagi. Kalau lulusan tidak jelas, orang tidak akan bicara PTS itu. Orientasinya tentu kombinasi antara kuantitas dan kualitas," terang Nuh.
Lebih jauh, Nuh mengatakan saat ini masih ada dikotomi antara perguruan negeri dan swasta. Padahal hal itu seharusnya tidak ada karena kedua institusi tersebut sama-sama memiliki peran penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ia menilai perguruan tinggi negeri diuntungkan dengan sistem penerimaan mahasiswa baru yang berlapis-lapis mulai dari SNMPTN, SBMPTN, hingga Ujian Mandiri. Sedangkan PTS sering kali jadi opsi terakhir. Karena itu ia menyarankan kampus swasta untuk berjuang melalui asosiasi mendorong adanya perubahan kebijakan (policy).
Sementara itu, jurnalis Media Indonesia, Syarief Oebaidillah yang menjadi juga pembicara menyebut reputasi yang baik di tengah masyarakat penting dimiliki oleh perguruan tinggi. Reputasi baik akan berdampak pada meningkatnya jumlah calon mahasiswa yang mendaftar di perguruan tinggi tersebut.
Selain itu, Syarief Oebaidillah juga menyebut perguruan tinggi harus memiliki strategi dan komitmen membangun reputasi. "Akreditasi sangat penting untuk diperhatikan. Selain itu kualitas dosen, guru besar, aktivitas kemahasiswaannya, atau prestasi mahasiswa dan dosen secara akademik dan nonakademik di tingkat nasional maupun internasional juga penting," terang Ketua Forum Wartawan Pendidikan dan Kebudayaan (Fortadikbud) tersebut.
Lebih jauh, Syarief Oebaidillah menyebut peran humas untuk membangun reputasi perguruan tinggi. Sebab, humas menjadi kekuatan tersendiri dalam menampilkan citra perguruan tinggi. (RO/OL-15)
PT Bank Negara Indonesia (BNI) terus mempertegas komitmennya dalam mendukung transformasi digital di sektor pendidikan.
Pendamping dari perguruan tinggi diharapkan dapat menjadi penggerak perubahan yang mendorong peningkatan layanan pendidikan di satuan-satuan PAUD, SD, SMP, hingga SMA/SMK.
Konferensi ini beraspirasi untuk memberikan kontribusi berarti terhadap pengembangan kebijakan berbasis bukti dan tindakan transformatif
Profesor di Indonesia memiliki waktu yang sedikit untuk melakukan riset atau penelitian karena waktunya dihabiskan untuk mengajar di kampus.
Program ini bisa dijadikan momentum bagi perguruan tinggi guna membangun sinergi lintas negara dalam bentuk kerja sama akademik internasional.
Perguruan tinggi di Indonesia didorong meningkatkan upayanya dalam internasionalisasi. Ini diwujudkan Fakultas Farmasi Universitas Pancasila dengan universitas dari Filipina.
Langkah pemerintahan Trump bukan hanya mengancam masa depan mahasiswa, juga merendahkan kontribusi intelektual.
Saat ini, dari total mahasiswa yang terdaftar di Harvard, hampir 27% atau sekitar 6.800 orang merupakan mahasiswa internasional.
KAMPUS berperan penting dalam mencetak lulusan yang berdaya saing. Karena itu, kemampuan berwirausaha dan profesionalisme harus ditanamkan pada mahasiswa sejak awal jenjang kuliah.
Kampus tentu tidak boleh abai terhadap tantangan besar yang dihadapi dunia pendidikan tinggi Indonesia saat ini.
Pembangunan ini pula sejalan dengan pertumbuhan ekonomi lokal yang berkembang sejalan hadirnya kampus. Termasuk pengelolaan pendidikan terpadu yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan di kampusnya bertujuan menunjang kualitas pembelajaran bagi para mahasiswa dan dosen.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved