Empat Kasus Subvarian Omicorn BA.4 dan BA.5 Ditemukan di Indonesia

M. Iqbal Al Machmudi
10/6/2022 16:53
Empat Kasus Subvarian Omicorn BA.4 dan BA.5 Ditemukan di Indonesia
Delegasi berkeliling area objek wisata Uluwatu saat Òfield tripÓ dalam rangkaian Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022(ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo)

KEMENTERIAN Kesehatan menemukan 4 kasus varian anyar dari kasus covid-19 subvarian omikron BA.4 dan BA.5.

"Hari ini kita mendengar ditemukannya Subvarian BA.4 dan BA.5 yang merupakan varian baru dari omikron yang dilaporkan juga terjadi di beberapa negara," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syaril dalam konferensi pers secara daring, Jumat (10/6).

Jika dilihat track recordnya setelah libur panjang dan terjadi mobilisasi masyarakat selalu muncul varian anyar dan lonjakan kasus. Setelah libur lebaran 2021 varian Delta mendominasi, kemudian pada libur Nataru 2022 terjadi varian omikron, dan kini pasca libur lebaran 2022 ditandai dengan Subvarian baru BA.4 dan BA.5. Namun varian kali ini ditemukan oleh WNA yang mengikuti acara The Global Platform for Disaster Risk Reduction di Bali.

"Ada 4 kasus yang terdeteksi varian BA.4 dan BA.5. Satu orang terpapar BA.4 dan tiga orang terpapar BA.5, tiga orang tersebut merupakan PPLN delegasi pertemuan The Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) di Bali 21-28 Mei 2022," ujar Syahril.

Dari kondisi klinis 3 orang tidak bergejala hanya sakit tenggorokan dan badan pegal dan ketiganya sudah dilakukan vaksinasi booster bahkan ada yang 4 kali.

Baca juga: Bangun Kemandirian Warga Cegah Lonjakan kembali Kasus Covid-19

Sementara satu kasus BA.4 merupakan WNI berusia 27 tahun. Sementara tiga orang terpapar BA.5 merupakan WNA yang melakukan 23 kontak erat dengan staf hotel. Dan para staf hotel sudah dilakukan test PCR dengan hasil negatif.

Syahril menjelaskan BA.4 ada 6.903 sekuens telah dilaporkan melalui GISAID di 58 negara dan 5 negara dengan laporan sekuens terbanyak Afrika Selatan, Amerika Serikat, Britania raya, Denmark, dan Israel.

Sementara BA.5 melaporkan 8.687 sekuens dari 63 negara dan 5 negara terbanyak yakni AS, Portugal, Jerman, Britania Raya, dan Afrika Selatan.

"Kedua varian tersebut transmisinya memiliki penyebaran lebih cepat dibandingkan varian omikron sebelumnya BA.1 dan BA.2. Kemudian tingkat keparahannya tidak ada indikasi kesakitan yang lebih parah dari varian sebelumnya," ungkapnya.

Namun yang harus diwaspadai adalah immune escape artinya dirinya menghindari imunitas seseorang melalui vaksinasi atau kekebalan alamiah.

Sementara itu memasuki hari ke-38 setelah libur lebaran terjadi kenaikan kasus penularan covid-19. Pada hari ini tercatat terjadi kenaikan sejumlah 558 kasus.

Dalam paparannya, Syaril menjelaskan perbandingan libur lebaran 2021 dan libur lebaran 2022 dibandingkan dengan gelombang libur lebaran 2022, pada kasus nasional kenaikan kasusnya terjadi pada 27 hari setelah libur.

"Data ini menunjukkan satu bulan setelah mudik Nataru dan Lebaran ada kenaikan kasus," pungkasnya. (Bob/A-2)

 

 

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya