Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Rancang Sistem Kesehatan Global, Dana Persiapan Pandemi Dibentuk

M. Iqbal Al Machmudi
06/6/2022 23:07
Rancang Sistem Kesehatan Global, Dana Persiapan Pandemi Dibentuk
Menkes Budi Gunadi Sadikin memimpin pertemuan Health Working Group Presidensi G20 Indonesia(Dok. Kemenkes)

AGENDA Health Working Group Presidensi G20 Indonesia memformalkan pembentukan dana persiapan pandemi atau Pandemic Preparedness Fund (PPF).

"Pada agenda kesehatan global di Health Working Group kedua ini ada 3 hal yang ingin dicapai memformalkan pembentukan Pandemic Preparedness Fund (PPF) jadi kalau ada pandemi lagi ke depannya maka harus ada cadangan uang. Dulu itu nggak ada jadi kita kalang kabut nyari duit sendiri," kata Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan dalam konferensi pers secara daring, Senin (6/6).

PPF ini sudah terbentuk dan diharapkan pada September bisa formal dan akan berada di bawah World Bank atau Bank Dunia.

Target kedua, begitu PPF terbentuk., harus menemukan cara bagaimana uang dipakai untuk mengakses alat-alat dan obyek kesehatan di saat pandemi seperti vaksin, obat-obatan, dan alat tes. Nantinya bisa diakses oleh seluruh dunia terutama negara-negara berkembang.

"Kita ingin kalau bisa WHO (organisasi Kesehatan Dunia) yang mengerti negara-negara mana yang harus diprioritaskan dan kita juga mengusulkan untuk merangkul institusi dunia yang sudah sukses di pandemi kemarin," ujar Budi.

Baca juga : Menko PMK Tegaskan Hadirkan Pendidikan Inklusif bagi Penyandang Disabilitas, Salah satunya RAN-PD

Dan target ketiga yakni adanya persetujuan laboratorium di dunia bisa berbagi data patogen, baik berupa virus, bakteri, atau parasit jika ada pandemi berikutnya. Pembahasan pada tema ini agak alot karena jika memiliki data genome sequencing, maka punya kuasa untuk memonetisasi karena bernilai ekonomi tinggi.

Kemudian pada pertemuan itu juga membahas standarisasi protokol kesehatan dunia yang diharmonisasikan secara bersama,

"Jadi sebelumnya kalau masuk ke Tiongkok standar kesehatannya seperti ini, lalu masuk ke Inggris berbeda lagi kan pusing. Maka, Global Health Protocols ini diharmonisasikan. Supaya kalau terjadi lagi pandemi maka kita tidak usah lagi lockdown 100 persen," jelasnya.

Kemudian pada pertemuan yang dilakukan di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) itu juga membahas pusat-pusat riset dan pabrikan vaksin harus terdistribusi merata di seluruh dunia terutama di negara-negara selatan. Sekarang yang sudah bergerak di Afrika Selatan, Brazil, Argentina, Indonesia, dan India. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya