Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
KEMENTERIAN Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) resmi membuka pendaftaran untuk program Kampus Mengajar angkatan 4.
Periode pendaftaran akan berlangsung dimulai 25 Mei hingga 5 Juni. Pada tahun ini, Kemendikbudristek membuka kesempatan bagi 15.000 mahasiswa untuk bergabung menjadi peserta program Kampus Mengajar angkatan 4 yang akan diterjunkan ke 3.000 SD dan SMP di Tanah Air.
“Kami berharap agar mahasiswa mampu memberikan transfer ilmu dan inspirasi kepada para siswa di sekolah untuk melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang tertinggi. Kesempatan ini bisa jadi momen mahasiswa bisa melihat keberagaman budaya di Indonesia selama satu semester penuh,” tutur Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Plt Dirjen Diktiristek), Kemendikbudristek, Nizam, Rabu (25/5).
Ia memaparkan, program Kampus Mengajar dirancang sebagai salah satu bentuk aktivitas pembelajaran di luar kelas bagi mahasiswa dengan tujuan memberikan solusi bagi dua permasalahan pendidikan secara simultan.
Solusi pertama berkaitan dengan kemampuan literasi dan numerasi di satuan pendidikan dasar. Kedua, sebagai latihan bagi mahasiswa untuk menyiapkan karirnya setelah tamat dari perguruan tinggi.
Sejak diluncurkan pada 2020 oleh Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim, program Kampus Mengajar sudah menurunkan lebih dari 55.000 mahasiswa yang tersebar di berbagai sekolah di seluruh wilayah Indonesia.
Jumlah tersebut telah didistribusikan melalui pelaksanaan Kampus Mengajar angkatan perintis pada 2020, Kampus Mengajar angkatan 1 dan 2 pada 2021, serta Kampus Mengajar angkatan 3 yang saat ini masih dalam periode penugasan.
Animo mahasiswa terhadap program ini sangat besar yang dibuktikan dengan tingginya angka pendaftaran di setiap pembukaan program.
Tercatat, sebanyak 33.000 mahasiswa ikut mendaftar sebagai peserta pada Kampus Mengajar angkatan 1 yang kemudian diseleksi menjadi 15.000 peserta.
Selanjutnya, melalui Kampus Mengajar angkatan 2, sebanyak 21.710 mahasiswa terpilih diterjunkan ke SD dan SMP di seluruh penjuru Indonesia. Berikutnya, sebanyak 16.736 mahasiswa dipilih dari 40.000 lebih pendaftar pada program Kampus Mengajar angkatan 3.
Tingginya angka pendaftar berbanding lurus dengan tingkat kepuasan peserta terhadap program Kampus Mengajar.
Hal ini disampaikan oleh Plt Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), Ditjen Diktiristek, Kemendikbudristek, Kiki Yuliati, dalam Sosialisasi Program Kampus Mengajar angkatan 4 bagi perguruan tinggi negeri (PTN) dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL-Dikti) seluruh Indonesia.
“Dari 36.000 peserta Kampus Mengajar di tahun 2021, sebanyak sebanyak 93,7 persen mahasiswa menyatakan puas terhadap pelaksanaan Program Kampus Mengajar. Dari jumlah tersebut, 94,3 persen peserta juga berpendapat bahwa program Kampus Mengajar patut direkomendasikan untuk diikuti oleh mahasiswa lainnya,” ujar Kiki.
Merujuk hasil evaluasi Program Kampus Mengajar pada 2021, dari 36.000 peserta program, sebanyak 94,8 persen mahasiswa merasakan adanya peningkatan kemampuan teknis (hard skills) yang berkaitan dengan studi masing-masing.
Selain itu, 35,6 persen peserta juga menyatakan bahwa keikutsertaannya di program Kampus Mengajar membuat mereka siap dan percaya diri untuk melanjutkan rencana pasca lulus dari perguruan tinggi. (OL-8)
Mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk mengembangkan proyek-proyek digital yang berfokus pada pembangunan teknologi yang mendukung digitalisasi pengelolaan dan pelayanan
Kemendikbud-Ristek menegaskan bahwa program-program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) untuk semester genap tahun akademik 2024/2025 tetap berjalan.
Terdapat tiga materi penting yang dibawakan oleh para narasumber dalam workshop ini. Selain juga dilakukan praktik secara langsung mengenai teknik mixing yang efektif.
Universitas harus memastikan bahwa pembelajaran daring memenuhi standar ketat untuk kredit akademik.
Kolaborasi ini memberikan mahasiswa Universitas Bali Dwipa peluang untuk mendapatkan pengalaman langsung di Sekolah Cendekia Harapan di Bali.
emendikbud Ristek adalah terkait dengan kesenjangan atau ketidaksetaan, akses dan kualitas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved