Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dr. dr. Warsinggih, Sp.B-KBD, Ketua Umum IKABDI (Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Digestif Indonesia) menyebutkan malanutrisi bisa terjadi pada siapa saja termasuk orang dengan tubuh kurus ataupun gemuk.
Malanutrisi merupakan kondisi di mana seseorang kekurangan gizi seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral atau zat mikronutrisi. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor termasuk pola makan yang buruk, kondisi pencernaan dan penyakit lain.
"Kurus dan gemuk itu kan patokannya dari BMI dan malanutrisi itu berhubungan dengan kekurangan nutrisi yang ada," ujar dr. Warsinggih dalam webinar Fresenius Kabi pada Selasa (24/5).
Lebih lanjut dr. Warsinggih menjelaskan, untuk mengetahui bobot tubuh yang ideal harus dilihat berdasarkan standar body mass index (BMI). Jika BMI-nya berada di bawah 18, maka bisa disebut kurus, namun jika di atas 30 artinya sudah masuk kategori obesitas.
"Jadi harus dibedakan antara ideal dan kurus. Tapi kalau kurus dan tidak mengalami tindakan operasi, itu tidak mempengaruhi tindakan, kalau kegemukan itu akan berdampak," katanya.
Sementara itu, Dr. dr. Nurhayat Usman, SpB-KBD, FINACS dari IKABDI mengatakan, pentingnya untuk secara rutin memeriksa BMI, terlebih jika seseorang akan melakukan tindakan operasi.
"Gemuk itu belum tentu sehat, hal inilah yang harus kita perhatikan, kita harus tahu dengan BMI itu yang harus kita perhatikan sebelum melakukan tindakan," ujar Nurhayat.
Kebutuhan nutrisi harian setiap orang tidaklah sama, tergantung dengan berat badan masing-masing. Namun, tiga asupan wajib yang harus ada dalam setiap porsi makan adalah karbohidrat, lemak dan protein.
Selain itu, seseorang juga bisa menambahkan nutrisi lain melalui suplemen vitamin. "Misalnya berat badan 70kg maka kebutuhan satu harinya 2.100 kalori, itu yang harus dipenuhi dari unsur utama tadi untuk memenuhi kebutuhan dasar harian," jelas dr. Nurhayat. (Ant/OL-12)
B2SA merupakan pola makan sekaligus bentuk intervensi untk mengatasi anak stunting, gizi buruk, gizi kurang, ibu hamil dan ibu menyusui di daerah rentan rawan pangan.
Untuk penyelesaian masalah gizi, penyelesaiannya harus sustainable dan pemberdayaan masyarakat. Sehingga penyuluhan harus tepat.
Anak pengidap stunting berisiko mengalami defisiensi imun, gangguan fungsi kognitif, masalah perilaku, dan penurunan kesehatan tulang.
KOORDINASI Urusan Kemanusiaan (OCHA) PBB menyatakan kasus kekurangan gizi pada anak-anak yang terdeteksi di Gaza telah melonjak hampir 50% pada Juli dibandingkan dengan Juni lalu.
Anak yang mengalami kelainan jantung bawaan ini sebanyak 80,2% mengalami kurang gizi atau malanutrisi atau kurang gizi.
Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, memiliki angka stunting 18.8%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved