Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Orangtua Diingatkan Lengkapi Imunisasi Anak agar Terhindar dari PD3I

Basuki Eka Purnama
20/4/2022 15:30
Orangtua Diingatkan Lengkapi Imunisasi Anak agar Terhindar dari PD3I
Orangtua memeluk anaknya yang menangis saat mendapatkan suntikan vaksin campak di SDN 28 Kota Jambi, Jambi.(ANTARA/Wahdi Septiawan)

PAKAR dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) mengimbau para orangtua untuk segera melengkapi dan mengejar imunisasi anak yang tertinggal guna menghindari risiko kasus kejadian luar biasa (KLB) Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).

"Imunisasi akan berpengaruh terhadap kekebalan komunitas dan akan berpengaruh untuk timbulnya kejadian luar biasa, yang ditakutkan adalah KLB campak, difteri, itu yang bisa menimbulkan kesakitan dan cacat pada anak," kata Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI Prof Hartono Gunardi dalam konferensi pers Pekan Imunisasi Dunia di Jakarta, dikutip Rabu (20/4).

Hartono mengatakan imunisasi merupakan upaya pencegahan yang paling efektif untuk PD3I. Penyakit-penyakit tersebut antara lain hepatitis B, polio, tuberkulosis, campak, rubella, difteri, tetanus, portusis, haemophilus influenzae tipe B, dan seterusnya.

Baca juga: Ahli Pastikan Vaksin Ganda tidak Berbahaya

Hartono menyebut, berdasarkan data, sekitar 4,9 juta kematian diperkirakan bisa dicegah dengan imunisasi pada 2013 dan 2,1 juta kematian diestimasi bisa dicegah dengan diberikan imunisasi yang lengkap pada 2018.

Namun dengan adanya pandemi, menurut Hartono, cakupan imunisasi menurun.

Hartono mengatakan orangtua dapat melakukan pengecekan kelengkapan imunisasi anak yang tercatat dalam kesehatan ibu dan anak (KIA) dan segera dilengkapi apabila ada yang kurang.

"Tidak ada imunisasi yang hangus, tidak perlu diulang dari awal. Jadi lengkapi saja, lanjutkan apa yang kurang," tuturnya.

Pemberian imunisasi, ujar Hartono, merupakan bentuk pemenuhan hak kesehatan pada anak. Ia memastikan imunisasi aman diberikan pada anak, mengingat sekitar 192 negara sudah melaksanakan program imunisasi.

"Kalau tidak aman, tidak ada negara yang menjalankan sebanyak itu. Dengan kata lain, imunisasi terbukti efektif dan aman," tutur Hartono.

Ia menekankan penting bagi anak untuk mendapatkan imunisasi sesuai dengan jadwal imunisasi Kementerian Kesehatan yaitu hepatitis B, BCG, DTP, Hib, Polio, Campak, Rubela. 

Selain itu, orangtua juga dapat merujuk pada jadwal imunisasi yang direkomendasikan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

IDAI merekomendasikan anak berusia 0-12 perlu mendapatkan imunisasi vaksin Hepatitis B, Polio, BCG, DTP, Hib, PCV, Rotavirus, Influenza, MR, JE, dan Hepatitis A. 

Pada usia 1-2 tahun, anak perlu diberikan vaksin MMR, Varisela, vaksin ulangan DTP-Hib-Hepatitis B.

Kemudian, pada usia 24 bulan, anak perlu menerima vaksin Tifoid. Beranjak ke usia 9 tahun, anak juga direkomendasikan untuk mendapatkan vaksin HPV dan Dengue.

Hartono mengatakan orangtua dapat melengkapi imunisasi anak dengan mengikuti program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) yang dilaksanakan pada Mei mendatang. 

Tidak hanya peran orangtua, Hartono juga mengimbau agar petugas kesehatan melakukan evaluasi kelengkapan imunisasi anak secara berkala. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya