Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
KETUA Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia Seto Mulyadi alias Kak Seto mengingatkan setiap orangtua untuk menghargai setiap potensi anak karena kecerdasan muncul dalam beraneka bentuk.
Kecerdasan anak tidak hanya dinilai dari peringkat yang tinggi di sekolah, tapi juga bisa dilihat dari kemampuannya di bidang-bidang lain seperti seni, olahraga hingga sosial.
"Mari temukan dan hargai potensi setiap anak. Sistem pendidikan yang tepat akan mendukung pengembangan karakter," kata Kak Seto dalam webinar, dikutip Jumat (15/4).
Baca juga: ChildFund Dorong Alokasi Pajak Karbon untuk Pemenuhan Hak Anak
Pada dasarnya, naluri untuk belajar ada pada setiap anak. Mereka belajar untuk berguling, merangkak, berjalan dan berlari seiring pertumbuhan usia.
Dia mengingatkan kepada orangtua bahwa belajar yang efektif itu artinya belajar di tengah suasana menyenangkan, bebas dari kekerasan maupun pemaksaan. Sebab, dunia anak adalah dunia bermain.
Pendidikan tidak cuma mengisi kepala anak dengan hapalan dan rumus, kata Seto, tetapi menumbuhkan potensi yang ada di dalam setiap anak, entah itu jiwa seniman, atlet, atau musisi. Lewat pendidikan yang efektif, potensi anak akan mengemuka dan berkembang.
Dia meminta agar kurikulum pendidikan lebih berpihak kepada hak anak, sehingga tidak ada lagi kasus anak-anak merasa depresi di tengah pembelajaran daring yang berlangsung akibat pandemi covid-19.
Seto meminta sekolah dan orangtua untuk memberikan pelajaran yang bermakna untuk anak saat pandemi demi menjaga kesehatan batin buah hati.
"Tekankan bagaimana anak tangguh hadapi pandemi. Kalau anak stres, tertekan, dianggap gagal, tentu akan merasa tidak tangguh," kata Kak Seto.
Bukan cuma soal nilai, penting juga untuk mendidik anak agar punya karakter baik seperti sopan, tangguh, rendah hati, penuh hormat, aktif, jujur serta disiplin.
Di tengah era digital, Kak Seto mengatakan literasi digital juga penting agar anak bisa memanfaatkan teknologi secara maksimal. Digitalisasi dapat meningkatkan kemampuan anak dalam berpikir kritis, memecahkan masalah, berkomunikasi dan berkolaborasi.
Informasi yang kian praktis dan mudah didapatkan berkat teknologi juga bisa membuat anak memiliki keterampilan baru berkat tutorial gratis yang menjamur, memudahkan anak belajar bahasa baru, belajar mengambil keputusan yang tepat serta memperluas jaringan pertemanan.
"Sinergi orangtua dan guru memegang peran penting, terutama dalam memberikan materi pelajaran. Belajar digital efektif kalau dikelola secara baik, tapi guru dan orangtua harus jadi sahabat anak," tutup dia. (Ant/OL-1)
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Menurut Director Learning Development JMAkademi, Coach A Ricky Suroso, orangtua perlu membekali anak-anaknya di usia golden untuk tangguh dalam karakter dan punya daya juang tinggi.
Konsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas serta memicu diabetes dan gangguan kesehatan jantung.
FENOMENA masalah komunikasi antara orangtua dan anak sudah terjadi sejak lama, dan bukan menjadi hal yang asing lagi.
Membangun rutinitas yang konsisten mulai dari bangun tidur hingga kemandirian anak untuk mengurus dirinya sendiri sudah harus menjadi perhatian orangtua sebelum anak masuk sekolah.
Setiap anak memiliki potensi luar biasa dan peran orangtua sangat menentukan bagaimana potensi itu tumbuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved