Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
DIREKTORAT Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) melalui Direktorat Kelembagaan meluncurkan program Pendanaan Revitalisasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), Senin (11/4). Program ini diluncurkan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas LPTK sebagai lembaga pencetak guru dalam menyelenggarakan Program Pendidikan Guru (PPG).
Data 2022 menunjukkan bahwa ada 76 LPTK yang telah menyelenggarakan Program Pendidikan Guru (PPG), dan 59 di antaranya sudah terakreditasi. Namun, jumlah ini masih kurang dari seluruh bidang studi yang dibutuhkan dan persebarannya tidak merata. Karena itu, percepatan dan penyelesaian Program Pendidikan Guru menjadi salah satu program prioritas dan strategis di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Nizam menjelaskan bahwa program Pendanaan Revitalisasi LPTK diluncurkan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas LPTK dalam menyelenggarakan PPG dengan cara menstimulasi LPTK yang sudah memiliki pengalaman dalam penyelenggaraan Program Studi PPG. Selanjutnya diharapkan ini dapat membentuk suatu konsorsium bersama LPTK lain guna meningkatkan kapasitas dan kapabilitas penyelenggaraan Program Studi PPG secara nasional.
"Diharapkan dengan program revitalisasi ini, kita dapat menjawab tantangan dan dinamika di industri 4.0 untuk dapat meningkatkan literasi dan numerasi warga negara yang masih rendah agar tidak terlarut dalam hoaks ketika membaca, memahami dan memaknai perkembangan dinamika kehidupan modern," ungkapnya.
Sedangkan Plt Sekretaris Ditjen Diktiristek, Tjitjik Sri Tjahjandarie menjelaskan revitalisasi LPTK dilaksanakan dalam bentuk program pendanaan kepada konsorsium LPTK. Program yang perolehannya bersifat kompetitif ini dijalankan oleh konsorsium LPTK yang terdiri atas satu ketua konsorsium dengan paling sedikit enam anggota konsorsium. Besar bantuan bagi masing-masing penerima program yakni paling banyak lima miliar rupiah.
"Pemilihan skema konsorsium pada program revitalisasi ini ditujukan agar program ini dapat dilakukan secara masif dan berdampak pada sebagian LPTK yang ada. Nantinya, akan dilakukan evaluasi untuk menilai sejauh mana alokasi pendanaan revitalisasi LPTK," jelas Tjitjik.
Direktur Kelembagaan Lukman menambahkan bahwa biaya yang dialokasikan untuk revitalisasi LPTK ini sekitar Rp40 miliar. Komponen pertama terkait biaya yakni peralatan maksimum 20 persen dari total anggaran. Kemudian, terkait pengembangan staf, Lukman menyarankan untuk dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya melalui lokakarya, workshop ataupun bimtek yang disusun dalam proposal. Yang terakhir yakni terkait manajemen program hanya 5 persen maksimumnya dari total anggaran dari yang diusulkan kepada Direktorat Kelembagaan.
Adapun pengajuan proposal diajukan oleh ketua konsorsium yang wajib mencakup lima fokus kegiatan atau aktivitas bertujuan yakni penambahan jumlah Program Studi PPG, penambahan jumlah bidang studi pada Program Studi PPG, peningkatan kapasitas dan kapabilitas LPTK dalam penyelenggaraan Program Studi PPG, peningkatan kerja sama penyelenggaraan Program Studi PPG Bidang Studi Vokasi dan Bidang Studi Vokasi Khusus/Kolaboratif, dan peningkatan kualitas pembelajaran di era digital pada Program Studi PPG. (RO/OL-15)
WAKIL Rektor Bidang Mutu dan Kerja Sama Universitas Paramadina, Iin Mayasari, mengatakan bahwa perguruan tinggi sedang mengalami tekanan yang cukup tinggi karena tuntutan untuk publikasi.
Peningkatan kualitas pendidikan tinggi bisa dicapai antara lain dengan memperkuat kolaborasi riset.
Binus University meluncurkan program Beasiswa Binus untuk Nusantara untuk Tahun Akademik 2026/2027.
Penerapan TKA membutuhkan pengawasan juga pendampingan. Hal ini sebagai upaya menjamin objektivitas serta validitas hasil sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan.
Unjaya menyelenggarakan kegiatan Penguatan Kelembagaan Melalui Sistem Penjaminan Mutu Internal dan Eksternal Perguruan Tinggi.
EKOSISTEM pendidikan tinggi perlu didorong agar lebih inklusif dalam berbagai aspek. Hal itu harus diwujudkan demi menciptakan perguruan tinggi yang inovatif dan berdaya saing.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved