Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PERPUSTAKAAN Nasional (Perpusnas) RI mencatat bahwa Indonesia masih kekurangan buku atau bahan bacaan di setipa perpustakaan daerah, provinsi, perguruan tinggi, hingga desa hanya sebanyak 28.512,996 eksemplar.
"Kalau dibagi dengan 273,8 juta penduduk maka angka rasionya adalah 1 buku berbanding 93 orang. Standar UNESCO rata-rata 1 orang tersedia 3 buku baru setiap tahun di perpustakaan," kata Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando melantik Taufiq A Gani dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi X DPR RI di Senayan, Kamis (7/4).
Di Asia Timur dan Eropa rata-rata penyediaan buku di perpustakaan daerah sudah di atas 20 buku baru per orang tiap tahunnya.
Baca juga: Penyintas Covid-19 Alami Kenaikan Risiko Penggumpalan Darah Selama 6 Bulan
"Jika mengacu pada standar minimal dan memenuhi dibutuhkan jika kalkulasinya Rp50 ribu per eksemplar maka dikalikan dengan 792.887.004 buku sema dengan kurang lebih Rp39 triliun," ujarnya.
Untuk koleksi karya cetak dan karya rekam nasional di Perpusnas mencapai 2.939.008 eksemplar. Jumlah karya cetak sebanyak 1.606.281 eksemplar, sedangkan karya rekam sebanyak 917.078 eksemplar.
Selain itu, permasalahan lainnya yakni sampai saat ini dari 164.610 perpustakaan yang ada di Tanah Air yang terakreditasi baik hanya 11.486 perpustakaan atau hanya 6,9%. Kecilnya jumlah perpustakaan yang berakreditasi baik dikarenakan kecilnya anggaran sehingga tidak sulit untuk menambah koleksi buku atau menambah fasilitas.
"Kenapa terlalu kecil perpustakaan terakreditasi bak dari 164 ribu, itu disebabkan anggarannya juga sangat kecil, untuk tahun uni itu sekitar Rp3 miliar," ujar Syarif.
Padahal diperkirakan dibutuhkan sekitar Rp186.163.472 untuk meningkatkan akreditasi perpustakaan menjadi B. Sehingga jika 153.124 perpustakaan untuk naik level maka dibutuhkan kurang lebih sekitar Rp28 triliun. (H-3)
Tingkat kegemaran membaca (TGM) masyarakat Indonesia meningkat menjadi 63,9 poin pada 2022.
Demi terus meningkatkan kegemaran membaca, Perpusnas melakukan sejumlah upaya, di antaranya melakukan inovasi layanan berbasis TIK.
Semua layanan fisik di gedung layanan Perpusnas (onsite) ditutup, masyarakat tetap bisa menikmati layanan perpusnas secara daring.
“Semua aktivitas layanan fisik dihentikan sementara karena diperpanjangnya penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di sejumlah daerah di Jawa dan Bali,”
Persoalan pelik yang dihadapi media media menunjukkan bahwa disrupsi membuat koran sulit hidup ketika adanya perubahan perilaku pembaca.
“Kebijakan Kemendikbud seperti Merdeka Belajar harus bersinergi dengan Perpusnas, sehingga dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa dan mahasiswa kita,” ujar Fikri
Berdoa, belajar, bekerja, berkarya, dan berbagi.
Aktivitas layanan perpustakaan secara langsung ditutup dan akan dibuka kembali pada 14 September dengan menerapkan protokol kesehatan covid-19.
Bale Buku Jakarta yang diresmikan akan menjadi sarana bagi masyarakat di wilayah setempat agar lebih mudah mendapatkan akses bacaan yang berkualitas.
Akses layanan perpustakaan kepada masyarakat tetap dapat berjalan melalui aplikasi iJakarta. Aplikasi iJakarta dapat diunduh melalui Playstore untuk pengguna Android.
Adanya taman baca di Menara Samawa diharapkan mampu difungsikan sebagai sarana belajar mengajar untuk meningkatkan budaya membaca anak-anak di lingkungan Menara Samawa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved