Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
SAAT ini internet sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Hampir seluruh aktivitas kegiatan masyarakat baik itu untuk kepentingan ekonomi, pendidikan, bekerja, kesehatan dan masih banyak lagi sangat mengandalkan internet.
Sehingga kualitas yang baik, ketersediaan dan harga internet yang terjangkau sangat dibutuhkan masyarakat.
Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) yang juga menjadi Plt. Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI) Kementerian Kominfo (Kemenkominfo), Ismail mengatakan, saat ini tarif internet di Indonesia relatif murah dibandingkan negara lain.
Bahkan tarif mobile internet Indonesia berada di peringkat ke 12 termurah dari 230 negara. Harga mobile broadband lebih murah karena banyak operator berkompetisi di kota-kota besar.
Alternatif pilihan masyarakat untuk memilih operator selular juga banyak dengan berbagai gimik yang diberikan.
"Tarif rata-rata Rp 6000 per giga. Memang sebagian kecil masyarakat Indonesia tidak mempermasalahkan tarif dan mengutamakan kualitas internet yang baik. Namun sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini masih sensitif terhadap harga layanan internet," papar Ismail dalam keterangan pers, Jumat (18/3).
Baca juga: Percepat Bangun 421 BTS di NTT, Menkominfo Minta Dukungan Penuh Pemda
Keterjangkauan masyarakat terhadap tarif mobile internet dan fixed broadband saat ini berbeda. Ismail menilai tarif layanan fixed broadband di Indonesia masih terkesan premium dengan harga Rp 280 ribu per bulan (tergantung kecepatan yang dibutuhkan oleh pelanggan) yang sebenarnya penggunaannya untuk satu keluarga.
Agar layanan internet di Indonesia semakin terjangkau demi mendukung program transformasi digital Nasional menurut Ismail dapat dilakukan dengan mengurangi beban biaya operator telekomunikasi.
Saat ini beban biaya sangat besar yang ditanggung oleh operator telekomunikasi ketika mereka menggelar infrastruktur berupa penggelaran kabel serat optik.
Dalam Webinar bertajuk Apakah Tarif Internet Menjadi Hambatan Utama Terwujudnya Indonesia Terkoneksi,Kamis (17/3), Ismail menjelaskan saat ini banyak biaya yang sulit diprediksi oleh operator telekomunikasi ketika menggelar jaringan fiber optik di daerah. Seperti perizinan dan juga tarif retribusi atau sewa.
Ismail memahami setiap daerah memiliki target pendapatan asli daerah (PAD), namun seharusnya Pemda tidak mencari peningkatan PAD di pembangunan infrastruktur telekomunikasi.
Sebab infrastruktur telekomunikasi merupakan modal utama Pemda dalam meningkatkan perekonomian masyarakat di suatu wilayah. Makin baik infrastruktur telekomunikasinya maka akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Semakin pemda mempermudah penggelaran infrastruktur telekomunikasi maka akan banyak aktivitas ekonomi yang akan tumbuh di daerah tersebut.
Pemerintah Pusat, menurut Ismail, menginginkan infrastruktur telekomunikasi tersedia dimana-mana dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat.
Kemenkominfo menginginkan kabel optik yang tergelar di daerah juga tertata dengan baik dan tidak semrawut.
Dengan adanya infrastruktur telekomunikasi maka industri seperti pariwisata, transportasi, pendidikan atau manufaktur akan tercipta. Nanti Pemda bisa mendapatkan dari pajak.
"Memang perlu ada pengaturan penggelaran kabel optik dengan menyediakan sarana jaringan utilitas terpadu (SJUT). Jangan sampai pengaturan perpindahan tersebut menimbulkan beban tinggi bagi operator telekomunikasi," jelasnya.
"Lalu kabel internet sudah tertata baik, namun akses internet di suatu daerah menjadi terhambat atau mahal. Ini akan berdampak kepada masyarakat,"papar Ismail.
Dengan adanya optimasi antara kemudahan perizinan, penataan kabel optik dan dukungan pemda dalam menyediakan SJUT, Ismail berharap internet yang saat ini menjadi kebutuhan vital bagi pertumbuhan ekonomi nasional dapat memberikan kontribusi positif bagi pembangunan ekonomi Indonesia untuk menjadi negara maju di dunia. (RO/OL-09)
Kegiatan preservasi jalan bukan hanya tambal sulam, melainkan langkah jangka panjang menjaga kualitas infrastruktur.
Kawasan komersial baru di Serpong Selatan dorong pertumbuhan ekonomi lokal dan perkuat infrastruktur wilayah penyangga Jakarta.
Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dinilai tengah menggeser paradigma Proyek Strategis Nasional (PSN) dari dominasi infrastruktur fisik ke arah pembangunan kesejahteraan sosial.
Cileungsi semakin berkembang menjadi kawasan strategis setelah infrastruktur konektivitas di wilayah tersebut semakin lengkap.
Saat ini sejumlah teknologi kekinian hadir dalam proses pekerjaan perkerasan infrastruktur jalan hauling.
Pamulang dan Ciputat tengah mencuri sorotan kembali, terutama dari kalangan keluarga muda yang tengah berburu rumah pertama.
Kehadiran paket layanan data dengan masa berlaku tertentu juga telah sesuai dengan ketentuan regulasi yang berlaku dari pemerintah.
PT Telkom Indonesia dikabarkan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2024, pada 27 Mei 2025 mendatang.
Pada 2024, Telkomsel mencatatkan pertumbuhan pendapatan IndiHome B2C sebesar Rp26,6 triliun, atau tumbuh 101,2% secara tahunan.
Hingga akhir 2024, perseroan mempertahankan dominasinya di pasar telekomunikasi nasional dengan pencapaian pangsa pasar pendapatan tertinggi di industri yakni 51,8%.
Kolaborasi dan sinergi membuat semua target dan capaian untuk bersama dalam menjaga jaringan infrastruktur khususnya fiber optic dapat tercapai dengan baik.
Penguatan keterampilan bagi generasi muda terus dilakukan demi memenuhi kebutuhan tenaga kerja sektor industri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved