Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Output Riset Tidak Boleh Bersifat Selingkungan

Fetry Wuryasti
17/3/2022 20:25
Output Riset Tidak Boleh Bersifat Selingkungan
Wapres Ma'ruf Amin saat berdiskusi dengan Masyarakat Pemajuan Iptek dan Inovasi Nasional(Dok. Setwapres)

Wakil Presiden Ma’ruf Amin berharap adanya kolaborasi antar peneliti untuk mendukung kemajuan iptek di Indonesia. Dileburnya seluruh badan riset menjadi satu lembaga terpadu, yaitu Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), diyakini merupakan solusi atas berbagai masalah dalam dunia riset dan inovasi di Indonesia. 

“Kita coba memetakan kembali supaya tidak terjadi apa yang disinyalir justru menimbulkan kemunduran dan disintegrasi tenaga riset. Tujuan utama BRIN untuk menghindari disintegrasi yang mengarah pada minimnya persaingan,” kata Ma’ruf saat audiensi virtual dengan Masyarakat Pemajuan Iptek dan Inovasi Nasional, Kamis (17/3).

Baca: Kepala BRIN: Tenaga Nuklir Sebagai Salah Satu Alternatif Utama Solusi EBT

Ma’ruf menyebutkan, sebelum BRIN dibentuk, sistem penelitian terpisah-pisah di sejumlah kementerian atau lembaga. Akibatnya, output penelitian hanya bersifat selingkungan atau spesifik pada kementerian atau lembaga yang menaungi unit riset tersebut

Menurutnya, ketidakpaduan sejumlah lembaga riset akan memberikan dampak negatif bagi perkembangan inovasi di Indonesia, karena minim kontribusi dalam membantu pemerintah untuk meningkatkan kualitas kinerja. “Output penelitian hanya bersifat spesifik pada kementerian atau lembaga yang menaungi unit riset tersebut. Padahal kita butuh terobosan untuk meningkatkan kualitas kinerja pemerintah secara keseluruhan di berbagai aspek,” jelasnya.

Baca juga: Teknologi Digital Pendidikan Indonesia sebagai Praktik Baik pada G20

Staf Khusus Wakil Presiden Mohammad Nasir menambahkan, beberapa kendala yang ditemui peneliti dalam berbagai penelitian dan inovasi di Indonesia, dapat dicari solusinya', di antaranya melakukan konsolidasi dengan berbagai pihak terkait agar dapat menaungi para peneliti untuk berkontribusi dalam kemajuan bangsa. "Duduk bareng antara BRIN, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,Riset dan Teknologi serta para peneliti dengan punya pengalaman lama untuk membuat suatu roadmap riset yang ada di Indonesia sesuai bidang keahliannya masing-masing. Sebagai contoh, ada di LAPAN yang ahli dalam rekayasa bidang antariksa, di BATAN yang ahli rekayasa di bidang ketenaganukliran. Bila keduanya dapat diintegrasikan dengan baik, ini akan menjadi produktivitas inovasi di Indonesia dapat berjalan dengan baik,” kata Nasir.

Sebelumnya, Eks Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio menyampaikan beberapa masukan terhadap kemajuan pengembangan inovasi, khususnya pengembangan Vaksin Merah-Putih yang saat ini masih dilakukan. “Pertama, kami diberikan kesempatan untuk melaksanakan tugas-tugas kami. Kemudian penggunaan berbagai peralatan yang saat ini sudah ada, dapat dipertahankan. Kami juga diperkenankan untuk bekerja sama dengan institusi dalam maupun luar negeri, karena keberhasilan tugas-tugas kami tidak lepas dari pengembangan jaringan di dalam maupun luar negeri,” ujarnya. (P-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Emir Chairulah
Berita Lainnya