KEMENTERIAN Perindustrian (Kemenperin) memberikan bantuan berupa pengembangan wirausaha industri dalam program Penguatan Industri melalui Optimalisasi Teknologi (Pinoti) di Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, Sulawesi Selatan.
Pemberian bantuan diserahkan secara simbolis oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita kepada Rektor Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, M.A pada kuliah umum 'Akselerasi Pemulihan Dan Transformasi Ekonomi Melalui Dukungan Teknologi Digital” yang disampaikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di kampus Unhas, Sabtu (12/3).
Program Pinoti merupakan dilakukan oleh Pusat Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Industri dan Kebijakan Jasa Industri, Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri Kemenperin. Program ini memberikan memberikan fasilitasi penguatan industri khususnya para wirausaha baru industri melalui penyediaan co-working space, optimalisasi pemanfaatan teknologi, capacity building seperti pelatihan teknis dan manajemen, test pasar, pameran, sertifikasi dan pendaftaran kekayaan intelektual, serta pengembangan jejaring yang meliputi pasar, pelaku bisnis, asosiasi industri, perbankan, lembaga penyedia teknologi, perguruan tinggi dan investor guna menumbuhkan industri berbasis teknologi yang mandiri dan berdaya saing.
"Melalui bantuan ini diharapkan melahirkan wirausaha industri yang memiliki talenta digital untuk siap berkontribusi dan bersaing di era transformasi digital dan Industri 4.0 dimana Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang besarm," jelas Agus Gumiwang.
Dikatakan, perkembangan ekonomi digital di Indonesia tidak terlepas dari terus tumbuhnya jumlah pengguna internet di Indonesia. Di Asia Tenggara, pengguna internet di Indonesia merupakan yang terbesar dan diprediksi mencapai 124 juta pengguna internet pada 2025. Potensi nilai ekonomi internet berasal dari e-commerce, ride-hailing, online travel dan media online yang diproyeksikan mencapaiUSD 134 miliar pada tahun 2025.
Laporan McKinsey telah menghitung potensi penggunaan teknologi digital di Indonesia hingga tahun 2025 sebesar USD 120 miliar, di mana sektor manufaktur menyumbang USD 34,4 miliar, terbesar di antara sektor lainnya, seperti ritel, transportasi, pertambangan, agro, telekomunikasi dan media.kesehatan, sektor publik.dan utilitas, dan keuangan
Seiring hadirnya era transformasi digital, pemerintah juga terus mengakselerasi ekonomi digital Indonesia. Salah satunya dengan pengembangan keterampilan digital pada Generasi Milenial.
Indonesia memiliki jumlah penduduk usia produktif mencapai lebih dari 191 juta dan sebagian besarnya merupakan generasi nilenial. Hingga 2030, Indonesia diperkirakan membutuhkan talenta digital sebanyak 9 juta orang. Selama masa pandemi ini ada beberapa sektor yang mengalami peningkatan dalam hal digitalisasi, yaitu di bidang pendidikan (edutech) dan kesehatan (healthtech).
"Generasi muda yang berkualitas tinggi akan memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia di era Industri 4.0. Pengembangan keterampilan digital diperkirakan akan berkontribusi senilai Rp4.434 triliun kepada PDB Indonesia di 2030 atau setara dengan 16% dari PDB,” ujar Airlangga Hartarto dalam kuliah umumnya. (RO/OL-15)