Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Menkes Minta Jangan Pilih-pilih Vaksin Covid, baik Primer dan Booster

Ferdian Ananda Majni
22/2/2022 07:34
Menkes Minta Jangan Pilih-pilih Vaksin Covid, baik Primer dan Booster
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin(MI/Lina Herlina)

BERAGAM merek vaksin covid-19 yang ada di Indonesia, mulai vaksin CoronaVac, hingga Moderna dan Pfizer dipastikan aman dan berkhasiat untuk masyarakat. Pemerintah juga memastikan akan selalu mengawasi proses vaksinasi di seluruh Indonesia.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat untuk tidak memilih jenis vaksin baik dalam penggunaan vaksinasi primer atau dosis ketiga (booster).

“Jangan pilih-pilih, yang ada sekarang langsung saja dipakai, baik sebagai booster maupun juga sebagai vaksinasi primer, yang lengkap,” kata Menkes Budi dalam keterangannya dilansir Selasa (22/2)

Menkes Budi mengimbau masyarakat untuk segera melengkapi vaksinasi covid-19 primer yaitu dosis pertama dan kedua untuk menekan risiko keparahan jika terpapar covid-19.

“Kami mengulangi lagi terus-menerus, segera divaksin. Vaksinnya juga harus lengkap, minimal dua kali,” sebut Menkes

Menurutnya, pasien covid-19 yang meninggal sebagian besar adalah masyarakat yang belum divaksin atau belum melengkapi vaksin dosis primer, memiliki penyakit penyerta atau komorbid, serta kelompok masyarakat lanjut usia (lansia).

"Kalau ada teman-teman kita yang lansia, didorong agar segera bisa lebih cepat divaksin,” terangnya.

Menkes juga mendorong pemerintah daerah (pemda) untuk terus mengakselerasi laju vaksinasi karena masih terdapat sejumlah provinsi yang cakupan vaksinasi dosis pertamanya belum mencapai 70 persen.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), hingga 21 Februari pukul 18.00 WIB capaian vaksinasi nasional adalah 189,69 juta dosis atau 91,08 persen dari target untuk dosis pertama dan 140,42 juta dosis atau 67,42 persen untuk dosis kedua.

“Sekarang kita harus mengejar agar dosis keduanya bisa naik segera mencapai angka (70%) tersebut, agar kita bisa lengkap 70 persen dari populasi mendapatkan vaksinasi dua dosis,” paparnya.

Penurunan kasus covid-19

Menkes juga menyampaikan bahwa kasus harian varian Omikron di 13 provinsi sudah melampaui puncak kasus harian covid-19 pada gelombang varian Delta sebelumnya.

Ketiga belas provinsi tersebut adalah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Papua, Sulawesi Utara, Lampung, Sulawesi Selatan, Sumatra Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Sumatra Selatan.

“Lima di antaranya sudah menunjuki tren menurun, yaitu DKI Jakarta, Bali, Banten, Maluku, dan NTB, yang lainnya sedang ada di puncak atau dalam jalan untuk mencapai ke puncak,” lanjutnya.

Dia mengaku puncak kematian berpotensi terjadi pada rentang waktu 15-20 hari sesudah puncak kasus covid-19.

“Jadi walaupun di beberapa provinsi seperti DKI Jakarta sudah mulai menurun, Bali juga sudah mulai menurun, tapi puncak kematiannya baru akan terjadi dua minggu sesudahnya,” ujar Menkes Budi.

Pemerintah terus berupaya untuk menekan tingkat kematian akibat covid-19. Salah satunya dengan menghubungkan sistem BPJS Kesehatan dengan NAR Kementerian Kesehatan.

“Kita sudah melakukan kerja sama dengan BPJS agar semua (pasien) yang (memiliki) komorbid bisa kita identifikasi lebih dini. Jadi walaupun kasusnya ringan, tapi bisa segera langsung masuk karpet merah di rumah sakit-rumah sakit kita,” pungkasnya. (OL-13)

Baca Juga: Dinilai Memberatkan, Komisi VIII Janji Kaji Usulan Biaya Haji Rp45 Juta



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya