Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KETUA Indonesian Society of Hypertension (InaSH) Erwinanto mengatakan konfirmasi diagnosa hipertensi tidak dapat hanya mengandalkan pada satu kali pemeriksaan di klinik.
"Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia menganjurkan pemeriksaan tidak hanya dalam satu kali kunjungan. Jangan bapak ibu datang langsung dibilang hipertensi, tidak boleh. Harusnya diperiksa beberapa kali kunjungan baru bilang iya hipertensi (jika tekanan darah memang tinggi)," kata dia dalam konferensi pers virtual bertema Apakah tatalaksana hipertensi di masa covid-19 ada perbedaan?, dikutuip Sabtu (19/2)
Menurut Erwinanto, pemeriksaan tekanan darah yang dilakukan berkali-kali membantu mencegah orang dengan sebutan hipertensi jas putih dimasukkan dalam kelompok hipertensi.
Baca juga: Perempuan yang Gunakan Kontrasepsi Diingatkan Periksa Tekanan Darah
Hipertensi jas putih ini yakni mereka yang terukur hipertensi saat pemeriksaan dilakukan di klinik atau rumah sakit tetapi saat pemeriksaan di rumah hasilnya menunjukkan normal.
"Rata-rata di Indonesia, mendiagnosis hipertensi dengan pemeriksaan sekali di klinik," kata dia.
Dalam hal ini, pemeriksaan di luar klinik atau di rumah bisa menjadi alternatif, memanfaatkan Ambulatory Blood Pressure Monitoring (ABPM).
Strategi pengukuran menggunakan ABPM untuk konfirmasi diagnosis hipertensi dianjurkan bila alat tersedia. Alat ini mulai banyak digunakan di Indonesia dan dapat menggambarkan dinamika pola tekanan darah pagi dan malam hari.
"Kita ingin mengetahui apakah pasien tertentu itu ternyata sudah hipertensi di rumah atau ketika memakai ambulatory blood pressure monitoring" ujar Erwinanto.
Pemeriksaan tekanan darah bisa dimulai sejak usia 18 tahun. Nantinya dokter akan memutuskan kapan sebaiknya seseorang melakukan pengukuran berikutnya. Seseorang dikatakan mengalami hipertensi saat tekanan darahnya 140/90 mm Hg atau lebih setelah pengukuran berkali-kali.
"Pemeriksaan tekanan darah sebaiknya kita punya patokan misalnya kalau pasien sekali diperiksa 120/80 mmHg periksa lagi setahun lagi. kalau 130/85 mmHg maka diperiksa 6 bulan lagi. Periksalah sekali dulu," saran Erwinanto.
Anggota Pokja Panduan Konsensus Indonesian Society of Hypertension (InaSH) Siska Suridanda Dany menambahkan gambaran kondisi tekanan darah seseorang tidak bisa hanya melalui pengukuran tekanan darah satu kali di klinik.
Dia tidak menampik pemeriksaan tekanan darah terkadang bisa memicu respon kewaspadaan pasien, sehingga membuatnya cemas ada sesuatu yang salah dan meningkatkan hasil pengukuran tekanan darahnya.
"Padahal kalau diperiksa di rumah tidak dalam keadaan was-was bisa jadi tekanan darahnya normal. Karena itu tekanan darah tidak pernah bisa diperiksa satu kali untk mendapatkan gambaran tekanan darah seseorang bagaimana," ungkap dia. (Ant/OL-1)
Skoliosis merupakan kelainan pada bentuk tulang belakang yang tumbuh ke samping menyerupai huruf C atau S.
Ada 5 gejala skoliosis yang wajib diketahui para orang tua agar dapat ditangani sedini mungkin.
Penyakit mata tiroid, juga dikenal sebagai oftalmopati tiroid atau penyakit Graves, adalah kondisi di mana mata seseorang terpengaruh gangguan pada kelenjar tiroid.
Meskipun tidak ada hubungan langsung, sekitar 30% penderita Graves mengalami TED. Mengubah pola makan dapat menjadi kunci dalam mengelola gejala kedua kondisi ini.
Penyakit Graves dan Struma Basedow merupakan gangguan kelenjar tiroid yang sering kali disamakan. Ini perbedaannya.
Batu ginjal, atau yang dikenal dengan istilah medis nefrolitiasis, adalah kondisi umum di mana material keras terbentuk di ginjal dan menyebabkan rasa sakit yang parah saat kemih keluar.
Meskipun obat-obatan dapat menjadi solusi dalam pengelolaan kondisi tersebut, banyak orang mencari alternatif alami untuk mengontrol atau bahkan mengurangi risiko berbagai penyakit.
Kendalikan tekanan darah, jangan sampai hipertensi! Salah satu caranya ialah dengan membatasi asupan garam.
Dengan aktif bergerak dan menjaga pola makan dengan membatasi konsumsi natrium dapat menurunkan risiko hipertensi
Hasil studi yang diterbitkan jurnal Environmental Health Perspective menunjukkan bahan kimia yang ditrmukan pada kosmetik dapat meningkatkan risiko hipertensi saat kehamilan.
"Mau minum zat komponen apapun yang katanya alami sekalipun, itu hanya menangani gejala. Tapi dasarnya adalah gaya hidup harus diubah,"
Preeklamsia merupakan salah satu penyebab kematian ibu tertinggi di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved