Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PSIKOLOG lulusan Universitas Indonesia Saskhya Aulia Prima mengatakan waktu yang tepat untuk mengenalkan gawai kepada anak adalah ketika mereka menginjak usia 18 bulan atau memasuki fase usia menuju dua tahun.
"Pastikan mengenalkan gadget ke anak lewat interaksi langsung. Karena, di usia itu anak memang sedang membutuhkan interaksi," kata Sashkhya dalam acara daring, Rabu (9/2).
Alasan utama gawai boleh diperkenalkan kepada anak sejak usia menginjak 18 bulan karena saat itu fungsi otak anak baru mulai bekerja secara aktif.
Baca juga: Orangtua Diminta Beri Anak Beragam Makanan Agar Kebutuhan Gizi Terpenuhi
Pertumbuhannya pun masih lambat sehingga saat mengenalkan gawai kepada anak tetap dibutuhkan interaksi agar anak mampu mencerna peristiwa itu.
"Cara paling mudah mengenalkan gadget atau ruang digital kepada anak adalah lewat video call karena di situ juga ada interaksi dan anak bisa melihat bentuk komunikasi langsung lewat itu," katanya.
Hal serupa juga perlu diterapkan pada konten di ruang digital yang akan dikonsumsi oleh anak, pastikan orangtua memilih konten yang mengandung interaksi bagi buah hati.
Carikan interaksi yang memiliki ritme cukup lambat dan bahasa yang mudah dimengerti oleh si kecil.
"Kalau bisa cari konten yang dari satu adegan ke adegan lainnya itu ritmenya lambat, jadi dia bisa konsentrasi memahami interaksi, jadi anak juga bisa perlahan- lahan memahaminya," kata Sashkya.
Anda bisa memperpanjang waktu mengakses gawai ataupun konten di ruang virtual mengikuti pertumbuhan usia anak.
Misalnya untuk anak usia tiga tahun mulai bisa mengakses gawai sekitar 30 menit, lalu menginjak usia lima tahun sekitar satu jam, menginjak usia delapan tahun anak bisa mengaksesnya dengan waktu yang lebih lama disesuaikan dengan kegiatannya termasuk bersekolah.
Terakhir, orangtua juga sebisa mungkin memberikan contoh penggunaan gawai yang baik dengan membatasi diri menggunakan perangkat elektronik itu di depan buah hati.
"Misalnya orangtua harus menahan diri tidak pakai ponsel ketika makan di meja makan atau sebelum tidur sehingga anak pun bisa mengontrol diri dan mengikuti jejak orangtuanya," tutup Sashkya. (Ant/OL-1)
Menciptakan kedekatan dengan anak menjadi hal penting bagi para orangtua. Upaya mendekatkan diri dengan anak bisa dilakukan dengan berbagai cara.
Kondisi remaja dan anak sekarang dengan gadget/gawai, mereka banyak bersosialisasi sendiri, merasa aktif sendiri, dan tidak bisa menerima lingkungannya dengan baik.
Jika anak tidak boleh memegang handphone, orangtuanya juga harus begitu, harus sama perlakuannya. Jangan anaknya diharuskan begini, tapi orangtuanya begitu.
Gangguan pada perkembangan fisik anak usia dini menjadi salah satu hal yang bisa terjadi akibat screen time berlebihan
"Kami menemukan bahwa anak-anak yang bermain gawai (tab) menjadi lebih mudah marah dan frustasi."
Studi menunjukkan bahwa screen time/waktu layar untuk anak-anak kecil melonjak dari hanya lima menit sehari pada tahun 2020 menjadi 55 menit sehari pada tahun 2022.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved