Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
PEMERIKSAAN pap smear secara teratur disarankan pada perempuan yang sudah menikah atau melakukan hubungan seksual. Hal itu dikatakan dokter spesialis kebidanan & kandungan konsultan onkologi ginekologi dari Universitas Indonesia Bambang Dwipoyono.
Bambang mengatakan, pap smear dilakukan sebagai salah satu upaya deteksi dini untuk mengetahui adanya kelainan pada serviks.
"Kita melihat mulut rahim secara skematis, diusap menggunakan alat yang seperti spatula, brush atau sikat kecil, mengumpulkan sel-sel yang ada di mulut rahim kemudian diperiksa," ujar Bambang dalam webinar Kanker Serviks, Apa, Upaya Pencegahan, dan Penanganannya, dikutip Senin (7/2).
Baca juga: Ini Aktivitas Prilly Latuconsina Sebagai Duta Cegah Kanker Serviks
Jika dokter menemukan adannya kelainan pada pap smear, biasanya akan meminta pasien melakukan colposcopy atau melihat mulut rahim. Dari pembesaran yang dilakukan oleh colposcopy kemudian dilakukan biopsi apakah benar ada kelainan yang ditemukan saat melakukan pap smear.
"Jadi ada konfirmasi, baru kita memastikan kelainan yang dilakukan pada pap smear," kata Bambang.
Terkait waktu yang disarankan untuk pemeriksaan pap smear ulang, seperti dikutip dari Healthline, mereka yang berusia 21-29 tahun (sudah aktif berhubungan seksual) perlu melakukan pemeriksaan setiap tiga tahun, begitu juga pada rentang usia 30-65 tahun.
Sementara pada mereka yang sudah berusia di atas 65 tahun, bila hasil pap smear sebelumnya normal maka tidak perlu mengulang tes kembali setelahnya.
"Pada dasarnya kalau kita melihat terjadinya infeksi lalu menjadi kanker membutuhkan waktu 10-15 tahun, jika terkena pada usia 65 tahun, mungkin dia akan bermasalah 75 tahun. Kita tidak tahu pada usia itu masih cukup sehat," tutur Bambang.
Pada perempuan yang baru melahirkan, pap smear bisa dilakukan 3 bulan setelahnya karena dianggap perubahan hormonal akibat kehamilan sudah berkurang.
"Walau tidak fix harus 3 bulan, karena ada fase nifas dan lainnya yang mungkin masih ada darah yang ganggu hasil pap smear," ungkap Bambang. (Ant/OL-1)
Di tengah perjuangan melawan kanker, kekuatan bukan hanya berasal dari terapi medis, tetapi juga dari dukungan emosional dan hubungan yang bermakna dengan komunikasi empatik.
Jumlah pasien kanker usus besar di bawah usia 50 tahun diperkirakan akan berlipat ganda pada 2030.
Kurang tidur menyebabkan kerusakan DNA, melemahnya kekebalan tubuh, meningkatnya peradangan, dan terganggunya ritme sirkadian, yang semuanya bekerja sama membantu sel kanker.
Wanita di India alami kanker yang datang dari kebiasaannya bekerja terlalu keras dengan minim istirahat hingga membuatnya stres.
Vaksin kanker berbasis mRNA menunjukkan hasil luar biasa pada uji coba tikus. Vaksin ini mampu mengecilkan bahkan menghilangkan tumor.
Faktor genetik, lingkungan, hingga gaya hidup turut memengaruhi kemungkinan seseorang mengidap kanker usus besar.
Perempuan asal Ohio ini kira pendarahan selama tiga bulan yang dialami gejala perimenopause. Ternyata didiagnose kanker serviks stadium 3.
KEMENTERIAN Kesehatan bersama MSD Indonesia resmi meluncurkan kampanye nasional edukasi kesehatan “Tenang untuk Menang 2025" di Kota Bandung, Kamis (14/8).
Tingkatkan kesadaran pencegahan kanker serviks dengan vaksin HPV, pemeriksaan rutin, dan pap smear untuk melindungi kesehatan rahim Anda.
AVI Grant-Noonan, perempuan asal Amerika Serikat baru mengetahui kanker serviks yang diidapnya setelah mengalami keguguran.
Ketahui kapan waktu terbaik untuk pemberian vaksin HPV agar perlindungan terhadap kanker serviks maksimal. Simak panduan lengkap jadwal dan dosisnya
Kanker serviks tidak hanya disebabkan perilaku seksual berisiko. Kenali berbagai penyebab dan langkah pencegahannya di sini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved