Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Ahli gizi Universitas Andalas dr. Arif Sabta Aji, S.Gz mengungkapkan terdapat dua opsi utama yang dapat menjadi alternatif produk susu bagi penderita intoleransi laktosa, yakni konsumsi susu nabati atau susu sapi bebas laktosa.
“Itu kuncinya untuk masyarakat atau orang-orang di luar sana yang masih tidak bisa mencerna atau konsumsi susu karena intoleran laktosa,” kata dosen Kesehatan Masyarakat di Universitas Alma Ata Yogyakarta dan peneliti Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan itu dalam sesi bincang-bincang virtual bersama media pada Kamis.
Intoleransi laktosa adalah kondisi saat seseorang tidak mampu mencerna laktosa atau gula dalam produk susu sepenuhnya karena kekurangan enzim laktase yang terdapat di dalam saluran pencernaan.
Enzim laktase sendiri berfungsi untuk mengubah laktosa menjadi sederhana, yaitu glukosa dan galaktosa, yang bermanfaat untuk sistem metabolisme di dalam tubuh.
Pada umumnya produk susu sapi mengandung laktosa yang tinggi sehingga tidak cocok untuk dikonsumsi bagi orang yang mengalami intoleransi laktosa. Oleh karena itu, Arif menyarankan agar penderita mencari produk susu nabati atau susu bebas laktosa untuk menghindari kandungan laktosa yang berlebihan.
“Jika ingin tetap mendapatkan manfaat dari susu sapi, kita bisa mendapatkannya dari produk susu yang bebas laktosa,” tuturnya .
Susu bebas laktosa, lanjut Arif, telah melalui proses hingga kandungan laktosa di dalamnya tidak begitu tinggi atau bahkan tidak ada sama sekali. Susu jenis ini aman tidak akan memberikan efek buruk terhadap saluran pencernaan penderita intoleransi laktosa.
Ia mengatakan bahwa susu sapi memiliki banyak manfaat sehingga sangat apabila penderita intoleransi laktosa menghindarinya sama sekali.
Manfaat susu sapi antara lain dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan kesehatan tulang. kandungan kalsium pada susu dapat mencegah penyakit osteoporosis.
Susu juga mengandung banyak vitamin dan mineral yang dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari. Selain itu, Arif mengatakan bahwa konsumsi susu secara rutin juga dapat membantu menjaga menjaga sistem kesehatan imun, apalagi di masa pandemi seperti sekarang.
“Selain ada kalsium, ada juga ada vitamin D yang sangat bagus untuk kesehatan sistem imun kita,” tuturnya .
Pada umumnya, lanjut Arif, seseorang bisa mengonsumsi susu sebanyak dua gelas atau sekitar 400-500 ml setiap hari.
“Banyak sekali zat gizi yang bisa kita dapatkan. Ada juga biasanya kita konsumsi susu dari susu segar yang langsung diambil dari peternak, itu zat gizinya bahkan sudah dilengkapi atau sudah bisa ditambahkan beberapa zat gizi khusus lewat pengolahan,” kata Arif.
Jika seseorang memilih untuk meminum susu segar dari peternak, memilih agar susu tersebut harus diminum terlebih dahulu untuk membunuh bakteri-bakteri berbahaya yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi tubuh.
“Banyak sekali bakteri yang ada di dalam susu tersebut kalau kita tidak proses atau panaskan untuk membunuh bakteri-bakteri tersebut. Nanti kita malah akan mendapatkan dampak negatifnya, karena susu itu paling rentan ditumbuhi bakteri,” kata Arif. (Ant/OL-12)
Alergi susu sapi, yang merupakan reaksi sistem kekebalan tubuh yang berlebihan terhadap protein dalam susu sapi, ternyata dapat dipengaruhi oleh faktor genetik.
Alergi susu sapi adalah kondisi yang sering terjadi pada anak-anak, terutama bayi dan balita. Alergi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menganggap protein dalam susu sapi
Berbeda dengan alergi susu, intoleransi laktosa terjadi ketika tubuh tidak mampu mencerna laktosa, yaitu gula alami yang terdapat dalam susu.
Alergi susu sapi terjadi karena sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap protein dalam susu sapi. Kondisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan anak.
Konsumsi susu sapi memang sudah menjadi bagian dari menu harian banyak orang. Tapi tidak dipungkiri ada banyak orang yang tidak bisa mengkonsumsi nya diakibatkan berbagai hal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved