Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Kemenkes: Karakteristik Omicron Bisa Picu Gelombang Baru Covid-19

Ant
15/12/2021 23:07
Kemenkes: Karakteristik Omicron Bisa Picu Gelombang Baru Covid-19
Ilustrasi(Antara)

JURU Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan karakteristik varian Omicron dapat memunculkan gelombang kasus COVID-19 di berbagai negara.

"Omicron ini menjadi varian yang menyita banyak perhatian, terutama dengan karakteristiknya sangat memungkinkan untuk memunculkan gelombang kasus COVID-19 di berbagai negara," ujar Nadia, Rabu (15/12).

Ia menyampaikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan per 15 Desember 2021 sebanyak 76 negara melaporkan telah menemukan kasus Omicron. Kasus Omicron yang ditemukan di negara-negara itu diperoleh dari para pelaku perjalanan maupun yang diperoleh dari komunitas.

"Artinya, kemungkinan sudah ada penularan di tingkat masyarakat kasus positif Omicron tanpa ada riwayat perjalanan keluar negeri," tuturnya.

Ia mengemukakan, beberapa hasil studi telah dilaporkan kepada WHO terkait Omicron bahwa kecepatan penularan Omicron tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan varian Delta.

Selain itu, lanjut dia, kasus reinfeksi kasus pada orang dengan riwayat vaksinasi juga ditemukan sehingga menguatkan dugaan sebelumnya bahwa varian Omicron ini mampu menghindar dari sistem kekebalan tubuh manusia.

Nadia meminta seluruh lapisan masyarakat untuk tetap waspada dan bersiap jika gelombang berikutnya muncul seiring dengan meluasnya varian baru Omicron. "Sejauh ini dari hasil squensing nasional kita belum menemukan kasus Omicron di negara kita ini," ucapnya.

Jika melihat situasi nasional saat ini, Nadia mengatakan, terjadi penurunan kasus baru mingguan sebesar 17 persen meski terjadi peningkatan kematian 14%. "Yang artinya kita harus lebih waspada untuk melakukan deteksi lebih dini," ucapnya.

Ia menambahkan, testing rate dan positivity rate dan juga penggunaan tempat tidur COVID-19 termasuk ICU di dalam negeri masih terjaga dalam level yang aman. "Tentu tren baik ini harus kita pertahankan dengan terus mengupayakan kegiatan survei, pelacakan kontak dan percepatan vaksinasi," pungkas Nadia. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya