Kembangkan Perguruan Tinggi dengan Paduan Teori Kampus dan Kampung

Supardji Rasban
15/12/2021 10:35
Kembangkan Perguruan Tinggi dengan Paduan Teori Kampus dan Kampung
Seminar di UIN Profesor K.H. Saifuddin Zuhri, Purwokerto, Jawa Tengah, bertajuk "Strategi Pengembangan Perguruan Tinggi Berbasis Budaya lok(MI/Supardji Rasban)

MEMADUKAN teori yang diperoleh dari kampus atau perguruan tinggi (PT) dengan perilaku yang biasa dilakukan warga pedesaan atau kampung terhadap hal-hal yang positif bisa dilakukan untuk lebih mengembangkan PT. Sehingga, antara teori yang diperoleh dari bangku kuliah bisa nyambung jika diterapkan dalam kehidupan keseharian.

Hal itu mengemuka dalam seminar yang di Universitas Islam Negeri (UIN) Profesor K.H. Saifuddin Zuhri, Purwokerto, Jawa Tengah bertajuk Strategi Pengembangan Perguruan Tinggi Berbasis Budaya Lokal, kemarin.

Kebudayaan merupakan proses kreatif dan kampus akan bisa bangkit jika menjadikan masyarakat sebagai laboratorium untuk mengkaji, dan merekontruksi kebudayaan. Tidak bisa dipungkiri banyak komunitas yang mempunyai pengalaman dalam mempertahankan dan mengebangkan kebudayaan di kampung-kampung.

"Ilmuwan kampus bisa turun ke bawah untuk lebih mendalaminya," ujar akademisi Kacung Marijan, salah seorang nara sumber dalam seminar tersebut.

Kacung Marijan menyebut gagasan besanan kampus dan kampung sangat relevan untuk pengembangan PT. "Ada banyak pelajaran yang bisa diambil dari kampus untuk bisa dikembangkan dan juga sebaliknya, dari kampung ke kampus", ucap Kacung Marijan.

Menurutnya, kalau interaksi antara teori kampus dengan budaya lokal di kampung-kampung bisa dilakukan, niscaya akan bisa diperoleh entitas ilmu, pengalaman kebudayaan yang lebih utuh dan lebih lebih dikembangkam. "Dan itu lebih ketimbang teori dari kampus yang secara parsial," cetusnya.

Nara sumber lain, Budayawan Pantura Atmo Tan Sidik, menyebut memadukan antara teori kampus dengan pengalaman warga di kampung-kampung bisa dilakukan layaknya orang besanan yakni mengawinkan dua pihak menjadi pasangan suami isteri.

"Tentu saja masing-masing besannya dari keturunan orang baik-baik," ujar Atmo Tan Sidik.

Ia bercerita tentang pengalamannya ketika menjadi seorang kepala desa selama sembilan tahun yang selalu memadukan antara teori yang diperolehnya ketika kuliah di kampusnya dengan kearifan lokal.

"Alhamdulillah desa saya waktu itu kerap mendapatkan prestasi atau penghargaan baik tingkat kabupaten, provinsi bahkan nasional," tutur Atmo Tan Sidik, pengarang sejumlah buku bahasa tegalan itu.

Rektor UIN Profesor K.H. Saifuddin Zuhri, Mohammad Roqib, menyampaikan jika kampusnya berkomitmen untuk mengembangkan pendidikan akademik, vokasi, dan profesi yang berkualitas dalam pengembangan ilmu, teknologi, dan seni.

"Itu memang sudah menjadi misi dari UIN Profesor K.H. Saifuddin Zuhri untuk mewujudkan tata kelola kelembagaan secara profesional berstandar nasional dan internasional," jelas Mohammad Roqib. (OL-13)

Baca Juga: BUMN Punya Peran Penting Bantu Korban Erupsi Semeru



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya