Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

UNJ: Hanya 2% Perguruan Tinggi yang Bisa Terserap Program Kampus Merdeka Vokasi

M Iqbal Al Machmudi
28/11/2021 13:35
UNJ: Hanya 2% Perguruan Tinggi yang Bisa Terserap Program Kampus Merdeka Vokasi
Ilustrasi(Istimewa)

KONSEP Kampus Merdeka Vokasi dinilai memiliki potensi yang besar untuk pembelajaran mahasiswa yang mensyaratkan kolaborasi antara perguruan tinggi dengan industri. Sayangnya, hanya 2% dari perguruan tinggi di Indonesia yang bisa diserap industri untuk program tersebut, dan sebagian besar ada di pulau Jawa.

Guru Besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Hafid Abbas menyampaikan hal itu kepada Media Indonesia, Minggu (28/11). "Kalau lihat distribusinya hanya ada beberapa perguruan tinggi berkualitas A yang bisa diserap dunia industri sebagian besar hanya ada di Jawa. Sementara yang di daerah hanya ada Makassar, Medan, dan Denpasar," kata Hafid.

Saat ini, menurutnya, ada sekitar 4.500 perguruan tinggi di Indonesia tapi hanya 2% yang akreditasi A. Karena itu, dari sisi perguruan tinggi program ini tidak didukung dengan tersebarnya pendidikan yang merata di Indonesia.

Padahal, program Kampus Merdeka Vokasi ini tentu sangat bagus untuk pengalaman mahasiswa sehingga tidak ada ruang yang membatasi anak muda untuk belajar. Materi pembelajaran bisa diterima mahasiswa di mana pun dan dari siapa pun.

Mahasiswa bisa menerima pembelajaran dari luar kampus sehingga tidak ada batas untuk belajar, pengalaman yang lebih luas tentunya menjadi daya tarik dari program ini terlebih bisa mengenalkan langsung mahasiswa kepada dunia usaha.

"Tapi program ini tidak merata di beberapa wilayah seperti Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua karena tidak didukung dengan perguruan tinggi yang berkualitas A," bebernya.


Pernah diterapkan
Selain itu, sebetulnya kebijakan ini juga pernah diberlakukan di masa lampau tapi kenapa tidak dilanjutkan sejak dulu. Jika dilihat dari Anggaran Dasar Budi Utomo terdapat 6 poin krusial dalam memajukan pendidikan nasional.

"Disebut ada 6 tujuan salah satunya yaitu perluasan pendidikan rakyat pada umumnya dan secara khusus sekolah desa. Jadi pendidikan itu tidak hanya di sekolah tapi di luar pun masyakarat juga bagus," kata Hafid.

Kemudian meningkatkan pengajaran rendah dan pertanian. Pada 113 tahun lalu ketika Anggaran Dasar Budi Utomo terbentuk seperti Kampus Merdeka saat ini memaksimalkan sumber daya yang ada untuk pembelajaran dan kesejahteraan masyarakat.

Sementara itu, dari sisi industri Ketua Bidang UKM/IKM Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Ronald Walla jika program magang pasti di setiap perusahaan sudah berjalan karena memang sudah dari dulu. Tetapi Program Kampus Merdeka Vokasi masih belum banyak atau optimal terutama di Luar Jabodetabek.

"Di luar Jabodetabek mungkin ada tapi saya belum mendengar secara luas track terkait antusiasme atau sebagainya. Mungkin ada masalah atau bagaimana tidak ada yang tahu yang jelas sampai saat ini saya belum mendengar di Luar Jabodetabek," jelas Ronald.

Ronald mengatakan jika program Merdeka Belajar ingin optimal seharusnya programnya jelas untuk kolaborasi dengan dunia usaha. Dengan begitu dunia usaha juga bisa memberikan kontribusi dan membantu mahasiswa/pelajar untuk menimba ilmu di lapangan.

Dengan adanya program magang atau Kampus Merdeka Vokasi bisa memberikan peluang kepada mahasiswa untuk diterima kerja di perusahaan tersebut namun tentunya perusahaan tetap mementingkan produktivitas. Ronald mengatakan selama mahasiswa serius, produktif, dan tertarik maka ada peluang untuk diterima kerja.

Selain itu Ronald menilai program Kampus Merdeka Vokasi ini tentunya memiliki potensi untuk memberikan pembelajaran selain di ruang kelas. Program ini juga banyak dilakukan di banyak negara dengan nama internship.

Contohnya di Amerika Serikat yang lebih suka merekrut mahasiswa yang memiliki pengalaman banyak. Atau mahasiswa yang hanya memiliki gelar S1 tapi punya banyak pengalaman dibandingkan dengan mahasiswa S2 dengan minim pengalaman.

"Jadi daripada buang-buang waktu S2 lebih baik mencari pengalaman. Kalau dari mahasiswa sendiri bisa lebih mengetahui realita dari dunia usaha yang sebenarnya. Jika ingin melanjutkan studinya maka mahasiswa sudah punya bekal dari Program Kampus Merdeka Vokasi ini," ungkap Ronald.

Diharapkan program ini bisa jalan terus dan berkembang. Program lainnya yang mendukung merdeka belajar dari pemerintah seharusnya terus berkembang karena setiap orang adalah guru dan setiap tempat ada sekolah.

Sehingga banyak program lainnya yang semestinya bisa dikolaborasikan dengan dunia usaha, banyak perusahaan juga sudah memiliki program yang bagus sehingga bisa dimanfaatkan oleh para mahasiswa.

Pada dasarnya program Kampus Merdeka Vokasi ini untuk mewujudkan ekosistem pendidikan vokasi yang makin relevan dengan dunia kerja. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita optimistis dengan Kampus Merdeka Vokasi dapat menyempurnakan program-program pendidikan tinggi vokasi sebelumnya.

"Pendidikan tinggi vokasi harus melakukan perubahan penyelenggaraan pendidikan, baik di kampus maupun di industri yang selaras, atau yang biasanya dikenal dengan pendidikan sistem ganda atau dual system," ujarnya.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto menekankan pentingnya kolaborasi untuk program tersebut. Pihak-pihak yang diharapkan terlibat semakin masif dengan pendidikan vokasi di antaranya adalah industri dan dunia kerja, pemerintah daerah, SMK, masyarakat, serta civitas pendidikan tinggi akademik mulai dari dosen, serta para peneliti dari prodi S1, S2, dan S3.

"Pada tahun 2020, program penguatan pendidikan tinggi vokasi (P3TV) untuk PTN diikuti sebanyak 57 perguruan tinggi negeri (PTN), dan 13 program studi," kata Wikan.

Sedangkan untuk program pembinaan perguruan tinggi swasta (P3TS), pada tahun 2020 diikuti sebanyak 47 perguruan tinggi swasta (PTS) penyelenggara pendidikan vokasi.

"Penerima P3TV tahun lalu mendapatkan hibah untuk meningkatkan kompetensi SDM sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, melalui kerja sama kemitraan yang link and match dengan dunia kerja. Sedangkan untuk penerima P3TS pada tahun 2020 mendapatkan hibah untuk peningkatan mutu pembelajaran melalui penguatan sarana dan prasaran pendidikan yang berstandar dunia kerja," jelas Wikan.

Tahun ini, kedua program tersebut akan dilanjutkan dan disempurnakan dengan program Kampus Merdeka Vokasi, yang harapannya akan melibatkan ratusan perguruan tinggi vokasi yang akan berkolaborasi dengan konsep link and match dengan dunia kerja. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya