Usung Kesatuan dan Keragaman, Kongres IAAI 2021 Digelar 24-26 November

Mediaindonesia.com
21/11/2021 18:35
Usung Kesatuan dan Keragaman, Kongres IAAI 2021 Digelar 24-26 November
Petugas Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah mendata batu candi saat ekskavasi di Situs Watu Genuk, Kragilan, Mojosongo, Boyolali.(Antara/Aloysius Jarot Nugroho.)

BANGSA Indonesia saat ini sedang memasuki gejolak perubahan yang disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Perubahan ini dapat mengarah pada perbaikan mutu hidup bila kita tepat menyikapinya. 

Namun sebaliknya, itu dapat membawa malapetaka bila salah dalam menanganinya. Pertanyaannya, bagaimana sebaiknya para ahli arkeologi berperan dalam upaya mengatasi masalah kehidupan berbangsa? Masalah kebangsaan tidak pernah dapat terlepas dari sikap dan perilaku budaya. 

Kebudayaan menjadi tolok ukur suatu bangsa mencapai peradaban tertentu. Untuk itu, peran arkeolog sangat penting dalam membentuk kesatuan dalam kebangsaan dan keragaman dalam berkebudayaan.

Dalam kondisi bencana nasional covid-19 yang terjadi sejak awal 2020, rasa kesatuan sebagai bangsa dan kegotongroyongan sebagai bentuk budaya di tengah keragaman sedang diuji. Para arkeolog memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa peristiwa bencana telah berulang kali terjadi dan bangsa kita berhasil melewatinya yang kemudian menghasilkan perubahan kebudayaan yang lebih maju.

Pemikiran tentang kesatuan dan keragaman akan menjadi tema dalam Kongres IAAI 2021. Anggota IAAI masih memerlukan berbagai perspektif dari ahli budaya mengenai kesatuan bangsa di tengah keragaman budaya serta upaya untuk turut berperan aktif memajukan kebudayaan. Wawasan ini perlu disampaikan secara pleno kepada anggota IAAI di seluruh Indonesia.

Kongres IAAI merupakan acara wajib sesuai AD/ART Perkumpulan Ahli Arkeologi Indonesia yang dilaksanakan setiap tiga tahun dengan acara inti yang telah ditetapkan. Namun, bencana nasional covid-19 yang terjadi sejak awal 2020, memaksa pengurus IAAI mengambil keputusan untuk memundurkannya dari rencana awal pada November 2020 menjadi 24-26 November 2021. 

Kondisi bencana nasional menyebabkan penyelenggaraan tidak dapat dibarengi dengan Pertemuan Ilmiah Arkeologi sebagaimana biasanya. Demikian pula dengan penyelenggaraannya yang tidak memungkinkan dilakukan secara luring (luar jaringan), untuk kongres yang sekarang dilakukan daring (dalam jaringan).

Baca juga: Menanam Pohon Bagian Upaya Kita Beradaptasi Hadapi Perubahan

Persatuan Ahli Arkeologi Indonesia yang disebut IAAI didirikan pada 4 Februari 1976 di Cibulan. Saat ini IAAI mempunyai 10 komisariat daerah (Komda), yaitu Komda Sumatra Utara-Aceh (Komda Sumut-Aceh), Komda Sumatra Bagian Tengah (Komda Sumbagteng), Komda Sumatra Bagian Selatan (Komda Sumbagsel), Komda Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), Komda Jawa Barat, Banten (Komda Jabar-Banten), Komda DIY, Jawa Tengah (Komda DIY-Jateng), Komda Jawa Timur, Komda Bali-NTT, Komda Kalimantan, Komda Sulawesi, Maluku, Papua (Komda Sulampapua). Anggota IAAI yang tercatat, baik yang aktif maupun tidak aktif berjumlah 914 orang.

Acara Kongres IAAI 24-26 November 2021 terdiri dari:

1. Pembukaan
    Keynote speech: Menteri Dalam Negeri
    Sambutan dan Peresmian Menteri Pendidikan dan Kebudayan

2. Talkshow Kesatuan dan Keragaman: Sumbangan Arkeologi bagi Keutuhan Bangsa dan Pemajuan Kebudayaan.
    Narasumber: Dr Hilmar Farid (Dirjen Kebudayaan), Dr Lestari Moerdidjat (Wakil Ketua MPR RI), Prof Dr Semiarto Aji        Purwanto (Dekan FISIP UI)

3. Laporan pertanggung jawaban Pengurus IAAI Pusat dan Komisariat Daerah (Komda) Periode 2017-2021.

4. Penetapan keputusan kongres tentang AD/ART, organisasi (program kerja), dan kode etik untuk disampaikan kepada      pengurus baru periode 2021-2024. 

5. Pemilihan Ketua IAAI Pusat dan Ketua Komda periode 2021-2024. (RO/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya