Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
EIJKMAN Institute melalui Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman tengah melakukan persiapan uji klinik vaksin pertama malaria di dunia. Bekerja sama dengan pusat pembuatan vaksin malaria Sanaria di Amerika, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), TNI AD dan Eijkman-Oxford Clinical Research Unit (EOCRU), uji klinik ditarget pada awal tahun 2022 nanti.
"Rencananya awal tahun depan. Masih banyak persiapan yang harus dilakukan," ujar Direktur Eijkman Prof. Dr. dr. Amin Soebandrio kepada Media Indonesia, Selasa (2/11).
Baca juga: Menkes Cari Alternatif Vaksinasi Anak Usia 6 Tahun
Fokus utama dalam awal uji coba vaksin adalah daerah dengan kasus malaria tertinggi di Indonesia, yakni Papua. Sebanyak 400 TNI Angkatan Darat yang akan bertugas di Papua pada 2022 akan mendapatkan kesempatan pertama dalam uji klinik vaksin malaria nanti.
PRBM Eijkman telah melakukan pertemuan bersama dengan EOCRU dan Sanaria dan melakukan pembahasan terkait dengan uji klinik vaksin. Uji klinik vaksin pada TNI AD i nantinya akan dilakukan sebelum para anggota TNI AD ditugaskan selama 6 hingga 9 bulan di Papua.
"Kami akan pantau sejak mereka mereka berangkat dan bertugas delama 6-9 bulan, hingga mereka kembali ke daerah semula yang hanya memiliki sedikit atau tidak sama sekali malaria, semua akan kami pantau. Ini membutuhkan persiapan yang luar biasa," ujar Direktur Eijkman.
Sementara itu, dilansir oleh voaindonesia.com, Sanaria yakin kemanjuran vaksin ini mencapai 95-100%. Vaksin malaria sebelumnya yang dinamai RTS,S atau biasa disebut Mosquirix sudah dipakai selama 30 tahun di Afrika untuk memperkuat sistem kekebalan terhadap parasit malaria Plasmodium falciparum. Namun rupanya vaksin malaria harus disesuaikan dengan kondisi geografis suatu negara karena memiliki jumlah dan jenis parasit yang berbeda.
Menurut Chief Executive and Scientific Officer Sanaria, Stephen L. Hoffman, alasan memilih anggota TNI AD karena merupaka salah satu kelompok yang beresiko tinggi. Banyaknya kasus TNI AD yang ketika ditugaskan, lalu pada saat pulang tidak menyadari jika terjangkit malaria.
"Kami berdiskusi dengan perwakilan TNI yang memiliki masalah besar ketika pasukan mereka berangkat dari daerah-daerah seperti Sumatera, Jawa atau Bali yang tingkat penyakit malaria-nya rendah, ke Papua di mana penyakit malaria tinggi. Personel yang dikirim ini tidak kebal," tambahnya.
Menteri Kesehatan, yakni Budi Gunadi Sadikin mendukung penuh adanya uji coba vaksin malaria Harapannya setelah sukses dalam pemvaksinan TNI AD, maka masyarakat luas terutama anak-anak dapat mendapatkan vaksin malaria juga.(OL-6)
Data Kementerian Kesehatan menyebutkan, pada kurun 2018-2023 lebih dari 1,8 juta anak Indonesia belum mendapat imunisasi rutin lengkap. Apa risiko bahayanya?
Ahli neurologi anak dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta R.A. Setyo Handryastuti mengungkapkan bahwa meningitis pada anak, seringkali sulit dideteksi
Dari 1.000 kasus ada 2 sampai 3 pasien cacar air memerlukan perawatan intensif karena infeksi pada paru.
Menurut data Globocan, sedikitnya 50 perempuan di Indonesia meninggal dunia setiap harinya akibat kanker serviks.
Seorang dokter spesialis anak Hapsari, menyarankan penggunaan konsep KLMNOPR untuk mengenali gejala demam berdarah (DB) pada anak.
Vaksinasi adalah cara penting untuk melindungi anak-anak dari berbagai penyakit berbahaya. Namun, banyak orang tua yang khawatir tentang keamanan dan efektivitas
"Kita tidak boleh menganggap ini metode pencegahan. Itu anggapan yang keliru. Karena kalau masih sehat gak perlu dikasih apa-apa."
Vaksin itu dikembangkan BUMN PT Bio Farma yang bekerjasama dengan perusahaan asal Tiongkok.
Indonesia akan menciptakan vaksin covid-19 secara mandiri. Secara virologi covid-19 yang ada di Indonesia merupakan keturunan dari Wuhan namun ada perbedaan yang spesifik
Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 dibentuk sebagai respons penanggulangan virus corona yang penularannya sangat cepat dan luas.
WHO lewat Scientific Brief (rangkuman ilmiah) yang diperbarui, Kamis (9/7), memaparkan beberapa kemungkinan covid-19 menular lewat udara.
Mesin ini dapat membantu Indonesia mencapai target tes WHO yaitu 1% per populasi penduduk.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved