Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Banjir di Gunung Putri Bogor, BNPB Peringatkan Potensi Banjir Susulan

Ferdian Ananda Majni
31/10/2021 15:30
Banjir di Gunung Putri Bogor, BNPB Peringatkan Potensi Banjir Susulan
Ilustrasi(Antara)

BANJIR yang sempat menerjang Desa Tlajung Udik, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, pada Sabtu malam (30/10) dilaporkan telah surut. Hujan deras menjadi salah satu pemicu luapan debit air Sungai Ciranggon.

Setelah surut, kini sebagian warga yang mengungsi sementara waktu telah kembali ke rumah mereka. Selanjutnya para warga membersihkan rumah dan lingkungan dari sampah yang terbawa banjir. Namun, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tetap mewanti-wanti potensi banjir susulan di sana.

"Petugas BPBD mengimbau warga untuk segera melakukan evakuasi mandiri apabila terjadi hujan deras di kawasan tersebut," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya Minggu (31/10).

"Wilayah yang terdampak banjir dengan ketinggian muka air 20 hingga 50 cm pada pukul 19.00 WIB ini berada di Desa Tlanjuk Udik, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat," lanjutnya.

Banjir berdampak pada 60 KK, tidak ada korban jiwa akibat peristiwa ini. Saat banjir terjadi, petugas segera turun ke lapangan untuk memberikan pertolongan dan melakukan pendataan di wilayah terdampak.

"Warga diimbau untuk terus waspada dan siap siaga selama musim hujan. Prakiraan cuaca di wilayah Gunung Putri masih berpeluang terjadi dengan intensitas ringan hingga hujan petir dalam sehari ke depan," sebutnya.

Berdasarkan analisis inaRISK, Kabupaten Bogor termasuk wilayah yang memiliki potensi bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi. Sebanyak 37 kecamatan di kabupaten ini berada pada potensi bahaya tersebut. Kecamatan Gunung Putri termasuk wilayah dengan potensi ancaman bahaya tersebut.

BNPB telah meminta BPBD di seluruh provinsi untuk mengambil langkah kesiapsiagaan, khususnya pengaruh yang lebih buruk fenomena La Nina di musim hujan. Hal ini bertujuan untuk mencegah maupun menghindari dampak buruk bahaya hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang, yang dipicu fenomena tersebut.

Kewaspadaan dan kesiapsiagaan pemerintah daerah dan masyarakat ini menyikapi analisis informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengenai potensi La Nina di Indonesia yang dapat terjadi pada periode Oktober 2021 hingga Februari 2022.

"Fenomena tersebut merupakan anomali iklim global yang dapat memicu peningkatan curah hujan," pungkasnya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya