Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
PAMERAN wisata dan budaya Exotic NTT (Nusa Tenggara Timur) yang sukses diselenggarakan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) di Gandaria City, Jakarta Selatan pada pekan lalu ternyata menuai pujian dari netizen.
Tagar #RinduLabuanBajo sepanjang pekan lalu menggema di jagat media sosial.
Dibuka secara resmi oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesodibjo, pameran
wisata dan budaya Exotic NTT: Flores, Beyond Your Imagination bukan sekadar pameran wisata biasa.
"Ini sebuah helat yang ingin mengingatkan lagi bahwa ada Flores yang setia menunggu pelancong untuk datang kembali, pameran ini adalah recall lagi bagi para pelancong untuk ayo berkunjung lagi ke NTT khususnya Labuan Bajo," kata Direktur Pemasaran BPOLBF Raisa Lestari Niloperbowo saat pembukaan pameran ini.
Antusias para pengunjung selama tiga hari pameran berlangsung di Gandaria City, Jakarta Selatan bisa
terlihat dari komentar para netizen di jagat media sosial.
"Senang banget bisa lihat ibu-ibu pengrajin tenun NTT di Gandaria City," komentar pemilik akun@mayamaya.
Selain itu, ada juga yang senang akhirnya bisa menonton langsung pertunjukkan alat musik Sasando. Sasando merupakan alat musik khas NTT yang bentuknya unik dan terbuat dari bahan-bahan alami yang hanya ada di NTT.
Diselenggarakan atas inisiatif Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), pameran Exotic NTT adalah pameran skala cukup besar yang digelar di tengah situasi pandemi dan tercatat sebagai pameran pertama yang mengangkat budaya NTT di Jakarta.
Dibuka dengan tarian khas dari NTT yaitu Molas Nusa Bunga yang dibawakan secara langsung oleh empat penari berdarah NTT, pameran yang berlangsung pada 15-17 Oktober 2021 ini sukses dikunjungi oleh kurang lebih 1.000 pengunjung dengan aturan protokol kesehatan yang ketat.
"Kami membawa aura dan atmosfer Flores ke Gandaria City, mulai dari replika ikonik Komodo dan Sasando, lalu ada Rumah Adat Wairebo, ibu-ibu pengrajin tenun NTT hingga membawa juga para pengrajin UMKM NTT di bawah binaan BPOLBF ke Jakarta yang kami harap bisa mengobati kerinduan masyarakat Jakarta dan sekitarnya untuk bisa datang lagi ke Flores", tukas Raisa pada keterangan pers, Kamis (28/10).
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT, Dr. Drs. Zet Sony Libing, M.Si yang turut hadir di Jakarta mengatakan bahwa ada banyak sekali potensi wisata di NTT yang selama pandemi dua tahun terakhir turut terimbas.
"Ini saatnya kita bangkitkan lagi potensi pariwisata Flores yang begitu banyak dan menarik, terutama
keindahan alam yang menakjubkan dan membuat kangen, mulai dari Labuan Bajo di ujung barat hingga
Larantuka dan Lembata di bagian timur," jelas Sony.
Gelaran Exotic NTT yang diinisiasi BPOLBF bekerjasama dengan Bank NTT dan juga Telkomsel serta
disokong sepenuhnya oleh Kemenparekraf merupakan sebuah pameran terkini seputar industri pariwisata dan ekonomi kreatif NTT mulai dari sektor hulu ke hilir.
Seorang pengunjung yang sempat merasakan keindahan Flores lewat media virtual reality atau augmented
reality mengatakan bahwa dirinya yang pernah ke Flores beberapa tahun lalu terobati rasa kangennya.
"Saya merasa senang bisa kembali Ke Flores lewat virtual reality di pameran ini", kata Anisa saat ditemui
di Gandaria City di hari ke-2 pameran.
Deretan booth travel fair corner yang menampilkan para pelaku usaha lokal dari Labuan Bajo dan sekitarnya seperti travel agent dan travel guide yang menawarkan paket tur.
Selain itu, ditampillkan juga penginapan hinggapemandu ke berbagai pulau di sekitar Labuan Bajo seperti Rinca, Padar hingga Komodo juga mendapat antusiasme dari para pengunjung selama tiga hari.
"Saya penasaran bagaimana keindahan bawah laut Komodo yang katanya indah, saya ingin menyelaminya langsung bila keadaan pandemi sudah sedikit membaik," kata Reza, seorang pengunjung.
Selain itu pameran ini juga sukses membawa para pengunjung yang datang untuk mencicipi langsung aroma dan rasa kopi Flores yang terkenal.
"Saya senang bisa menyesap langsung kopi Flores yang terkenal enak dan saya pun serasa dibawa travel ke sana", kata Fauzi, salah satu pengunjung yang datang di hari terakhir pameran dan sedang mengantre untuk mencicipi kopi NTT.
"Para pengunjung di Gandaria City Jakarta memang kita ajak ikut serta mengobati rasa kangennyadengan NTT melalui sederet UMKM binaan kami yang membawa kain tenun, kopi, dan juga jajanan khas, biar nanti kalau pandemi sudah terkendali dan mereka bisa traveling lagi, ingatan akan Flores yang indah bisa membawa mereka kembali", tukas Shana Fatina, Direktur Utama BPOLBF.
Secara keseluruhan, Labuan Bajo dan Flores yang dikenal sebagai salah satu destinasi wisata bahari di
Indonesia bagian timur sedang bersiap-siap menjadi destinasi yang komplit.
Labuan Bajo dan Flores juga bisa menjadi alternatif untuk para pelancong domestik maupun wisatawan mancanegara yang sudah rindu dan haus akan berlibur setelah terkurung lama oleh pandemi Covid-19.
Tahun depan, Labuan Bajo dan sekitarnya juga akan menjadi tuan rumah bagi penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi G-20. Sebuah konferensi penting yang akan memperkenalkan kembali keindahan alam Flores di mata dunia internasional. (RO/OL-09)
Kegiatan ini, bukan hanya memacu semangat hidup sehat, tapi juga mendorong perputaran ekonomi dan pariwisata kota
Sebagai salah satu platform kepariwisataan Indonesia, Event By Indonesia diharapkan dapat memberi kemudahan kepada masyarakat dalam mengakses informasi terkini mengenai daftar event.
INDONESIA, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, menjadi tuan rumah International Islamic Expo (IIE) 2025 ke-15 di JCC Senayan, pada 11-13 Juli.
Monas dapat dioptimalkan sebagai botanical garden atau kebun botani yang memberikan ruang edukasi dan konservasi flora nusantara serta pusat riset tanaman langka khas Indonesia.
Peresmian ini juga menandai lahirnya Hari Festival Desa Wisata Amping Parak, yang akan masuk dalam kalender resmi pariwisata nagari.
Pacu Jalur sendiri diyakini telah ada sejak abad ke-17. Lebih dari sekadar perlombaan, tradisi ini menjadi simbol gotong royong khas bangsa Indonesia.
Motivasi diberikan kepada para peserta MPLS di sela-sela kunjungannya ke Flores Timur selama dua hari
Benda itu meliputi 40 kilogram artefak hasil ekskavasi yang terbagi menjadi 15 kategori, termasuk perhiasan, alat bantu, keramik, gerabah, serta sisa kerangka dari 3 individu leluhur
Warga yang direlokasi berasal 2.209 keluarga. Mereka akan menempati lahan seluas 130 hektare.
KOMUNITAS Bidara di Mbay, Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT, melakukan kegiatan sosialisasi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim bagi para pemuda, pelajar, nelayan, petani, mahasiswa.
Indonesia Eximbank (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia/LPEI) meluncurkan program Desa Devisa Tenun NTT untuk memberdayakan para penenun tradisional di wilayah NTT.
Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan proyek ini akan berlalan selama enam tahun dengan menargetkan sekitar 45.000 rumah tangga petani.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved