Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Ketum PBNU Ajak Santri Refleksikan Lagi Sejarah Masuknya Islam di Indonesia

Mediaindonesia.com
23/10/2021 10:35
Ketum PBNU Ajak Santri Refleksikan Lagi Sejarah Masuknya Islam di Indonesia
Ketua Umum PBNU Kh Said Aqil Sirdj (tengah) menyampaiakan Amanah Hari Santri 2021, Jumat malam (22/10)(dok.nu.id)

KETUA Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj mengingatkan bahwa Islam di Indonesia pada dasarnya bersifat dinamis karena tidak berwajah tunggal dan selalu terbuka.

Hal tersebut disampaikan Said Aqil Siradj saat menyampaikan Amanah Hari Santri 2021: 1.000 Khatmil Qur’an pada malam Malam Puncak Amanat Hari Santri Nasional (HSN) 2021, yang ditayangkan secara langsung dan serentak melalui 500 lebih akun Youtube dan Facebook pada Jumat (22/10) malam.

Said Aqil Siradj dalam kesempatan tersebut juga mengajak para santri untuk merefleksikan kembali sejarah masuknya peradaban Islam di Indonesia, yang saat itu kebudayaan Hindu dan Buddha telah mewarnai hampir seluruh aspek kehidupan.

Kiai Said mengingatkan, islamisasi yang terjadi kala itu tumbuh melalui proses sosial budaya yang terjadi secara bertahap. “Namun uniknya, penyebaran Islam yang demikian cepat tidak mengindikasikan adanya cara-cara paksaan atau penaklukkan agama. Proses islamisasi nusantara tidak memunculkan pemisahan tegas antara Islam dan non-Islam, sebaliknya tradisi lokal Hindu, Budha dan Islam saling mengisi,” lanjutnya.

Dengan mengutip firman Allah, Said Aqil Siradj mengatakan bahwa setiap umat memiliki kebanggaannya masing-masing, baik itu bahasa, agama, maupun seni budayanya. Untuk itu, setiap orang harus saling menghormati dan tidak saling mencaci.

Islamisasi awal para Wali di Indonesia

Tak boleh dilupakan, bahwa sejarah menggambarkan karakter Islam yang dibawa oleh pendakwah tidak menekankan aspek hukum fikih semata, melainkan juga karakter sufi yang kuat sehingga masalah moral akhlak dan hakikat agama menjadi perhatian ulama Islam tasawuf.

“Islam sufi atau sufistik menekankan prinsip pokok agama seperti hubungan dengan Tuhan, menyempurnakan akhlak, dan keseimbangan hidup tanpa meninggalkan aspek syariat Islam,” kata Aqil Siradj.

Karakter inilah yang menurutnya menjadikan proses islamisasi menjadi lentur, namun berdampak bagi masa depan. Keluwesan itu dapat dilihat dari sikap para wali yang tidak melarang pertunjukan wayang sekalipun itu merupakan hasil karya pujangga Hindu, melainkan memodifikasi alur cerita dan memaknai kembali simbol dan karakter dalam narasi yang disampaikan. (Ant/OL-13)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya