Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
SELAMA lebih dari satu dekade, tim di balik Indonesian Contemporary Art & Design (ICAD), yang terdiri dari beberapa arsitek dan desainer senior di bawah Yayasan Design+Art Indonesia, telah berkontribusi melalui keahlian mereka dengan menciptakan sebuah platform yang dimaksudkan untuk menjembatani seni, desain dengan berbagai disiplin ilmu. Mulai dari fashion, film, perhotelan, F&B, dan lainnya.
Dalam upaya bersama untuk mencapai hal ini, ICAD telah membangun pondasinya dengan menawarkan pameran dan program yang dikurasi, menyoroti berbagai kreasi dan inovasi yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Acara tahunan ICAD, bertempat di kawasan gaya hidup Jakarta, Kemang, menampilkan seniman, desainer, dan kreator lintas disiplin terkemuka dari seluruh dunia. ICAD juga bermitra dengan platform internasional bergengsi, seperti Milan SuperDesign Show, La Biennale di Venezia, dan London Design Biennale, dalam hal kurasi dan menampilkan seni dan desain Indonesia kepada dunia.
Ketika COVID-19 memaksa dunia untuk membatasi aktivitas dari rumah, hampir semuanya beralih ke online. Kita semua menyesuaikan diri dan segera, ada lebih banyak istilah yang disertai dengan kata 'dari rumah'. Bekerja dari rumah, sekolah dari rumah, yoga dari rumah, dan lain sebagainya.
Namun bagaimana dengan pameran? Meskipun pandemi telah melanda dunia sejak tahun lalu, kita telah melihat komunitas-komunitas seni dan desain saling mendukung dalam suka dan duka. Para penyelenggara acara yang tidak lagi dapat menyambut tamu di situs fisik mereka mentransformasi industri di seluruh dunia kepada pameran virtual/online. Kita semua telah belajar dan menemukan cara baru untuk bertahan dan berkembang. Kita semua beradaptasi. Kita semua berubah.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, di tahun yang ke-11 ini pagelaran ICAD tidak hanya akan berlangsung di venue utama (grandkemang Hotel Jakarta) tetapi juga bekerja sama dengan berbagai venue dan brand yang dikurasi di #KEMANG12730 untuk merayakan desain dan seni yang unik dan khas Jakarta Selatan. Tidak hanya melibatkan pameran dalam arti konvensional, ICAD yang akan berlangsung dari 21 Oktober hingga 28 November 2021, juga akan menampilkan berbagai kegiatan publik, baik secara fisik maupun virtual.
Sebagai upaya untuk memperkuat pengalaman ini, ICAD XI juga memperluas koneksinya melalui kemitraan dinamis dengan lembaga-lembaga budaya lokal dan internasional, pers, dan berbagai bisnis terkait gaya hidup. Pameran sendiri akan dikonsentrasikan ke dalam beberapa kategori, yaitu In Focus (seniman dan desainer terkemuka dari Indonesia yang diundang), Artis Tamu (seniman dan desainer internasional yang diundang), Next Gen (seniman muda inovatif yang diundang), dan Open Submission.
Tahun ini ICAD XI mengangkat tema 'Publik' sebagai elemen yang tak terpisahkan dari seni, memicu perhatian, dan diskusi mengenai bagaimana hubungan antara sebuah karya seni dan publiknya dapat saling terkait. Meyakini pentingnya publik sebagai audiens, pengguna, konsumen, dan penentu tren, ICAD XI mendorong para seniman dan desainer yang berpartisipasi untuk merespons zaman kini melalui ide-ide spekulatif tentang apa yang mungkin relevan dengan publik pasca-pandemi.
Sebagai kreator, bagaimana kehidupan di masa depan yang bisa kita bayangkan? Perubahan apa yang dapat kita perkirakan akan terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari, dan bagaimana seni dan desain menanggapinya?
Selain instalasi spesial dari B.J. Habibie dan Irvan A. Noe’man, ICAD XI menampilkan puluhan desainer, seniman, arsitek, musisi, komunitas dan institusi Indonesia dan internasional. Di antaranya Aditya Fahrizal Hafiz (Indonesia), Adrianto Sinaga (Indonesia), Arahmaiani (Indonesia), Arum Tresnaningtyas (Indonesia), Awan Simatupang (Indonesia), Budi Pradono (Indonesia), Budi Santoso (Indonesia), Bujangan Urban (Indonesia), Cakradara Andiani (Indonesia), Dea Widya (Indonesia), Eddi Prabandono (Indonesia), Eldwin Pradipta (Indonesia), Festival Relics (Indonesia), Fluxcup (Indonesia), Forum Sudut Pandang (Indonesia), Gubuak Kopi (Indonesia), Handoko Hendroyono (Indonesia), Hestu Setu Legi (Indonesia), Irwan Ahmett (Indonesia), Jatiwangi Art Factory (Indonesia), Jumaldi Alfi (Indonesia), Komikazer/Reza Mustar (Indonesia), Naomi Samara (Indonesia),Nina Nuradiati (Indonesia), Nindityo Adipurnomo (Indonesia), Panji Wisesa (Indonesia), Ridwan Kamil (Indonesia), Sheila Rooswitha Putri (Indonesia), Taba Sanchabakhtiar (Indonesia), Vendy Methodos (Indonesia), Aung Myat Htay (Myanmar),Bo Wang (China), Charles Lim (Singapura), Goran Despotoyski (Serbia), Mark Salvatus (Filipina), Takashi Makino (Jepang),
“Pandemi telah berdampak besar pada bagaimana kita semua menjalani kehidupan. Kita dihadapkan pada tantangan dan dipaksa untuk beradaptasi dan berubah. Cara kita bekerja, berkomunikasi, membuat pilihan, dan mencari informasi telah berubah, sebagian besar karena kesediaan kita untuk mengadopsi berbagai alat dan layanan digital baru. Di masa yang akan datang, COVID-19 tidak akan menghilangkan nilai dari pameran tatap muka; melainkan menimbulkan berbagai cara baru untuk mempresentasikannya dengan lebih kreatif," kata Diana Nazir, Steering Committee.
Edwin Nazir, Festival Director menambahmab bahwa ICAD selalu mengedepankan kolaborasi kreatif sejak pameran pertamanya di tahun 2009. "Tahun ini kami memperluas mitra venue kami yang terletak di area yang selama ini dikenal sebagai area desain dan seni di Jakarta Selatan, yaitu Kemang. Pameran dan beberapa program publik akan berlangsung secara fisik maupun virtual. Sejalan dengan tema ICAD XI, 'Publik', kami ingin memperkuat dan memperluas pengalaman publik serta menjadi selebrasi desain dan seni kontemporer Indonesia," ujar Edwin. (RO/OL-10)
Dengan kehadiran Job Fair & Internship Expo, sama-sama memberi benefit untuk kampus dan industri.
Selain itu, terdiri atas 3 titik parkir, Privilege Parking Spot merupakan area parkir dedicated yang disediakan khusus untuk semua jenis kendaraan elektrifikasi Toyota dan Lexus.
Menaker Ida menegaskan bahwa gedung WDC sebagai bentuk jawaban Pemerintah (BBPVP Bandung) terhadap kebutuhan anak-anak muda di Bandung dan sekitarnya.
Masakan yang dikurasi secara ahli oleh Chef Daniel Chaney, menjanjikan simfoni rasa yang akan membuat lidah Anda terpuaskan.
Promosi produk perkebunan harus ditingkatkan partisipasinya ke depan
Para pekerja transportasi CPO atau minyak sawit, banyak yang mengalami pengurangan frekuensi angkut minyak sawit
Pembiayaan terhadap bisnis pertambangan batu bara sama dengan bisnis-bisnis lain.
pada 21 April 2022 Tim Dakjar BNNP Riau mendapat informasi adanya penyeludupan narkotika, psikotropika, dan prekursor (NPP
Beragam menu ditawarkan. Mulai dari menu lokal seperti Bebek Songkem dari Pavilion Restoran hingga aneka dimsum dan masakan Cina dari Tang Palace Chinese Restoran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved