Rabu 29 September 2021, 14:42 WIB

Pembukaan Wisata Malam Kebun Raya Bogor Harus Berbasis Riset

Atalya Puspa | Humaniora
Pembukaan Wisata Malam Kebun Raya Bogor Harus Berbasis Riset

DOK/Glow@KRB
Aktrasi GLOW atau hiasan lampu akan dipamerkan di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat.

 

DOSEN Ekonomi Sumber Daya lingkungan Fakultas Ekonomi Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB) University Meti Ekayani mengungkapkan bahwa rencana pembukaan wisata malam di Kebun Raya Bogor harus dilakukan berdasarkan riset yang matang.

"Dalam pengelolaan sumber daya memang kadang bersinggungan dengan ekonomi. Untuk itu kita harus cari win-win solution. Karena kondisi sekarang banyak perubahan, kepentingan, dan keperluan," kata Meti dalam webinar yang diselenggarakan FEM IPB University secara virtual, Rabu (29/9).

Ia mengungkapkan, meskipun konsep wisata malam kebun raya memang banyak diusung oleh berbagai negara, namun perlu adanya riset yang mendalam terkait dengan tujuan dan dampaknya pada lingkungan.

"Kalau di Amerika dan Kanada, mereka bertujuan untuk memberikan entertainment pada masyarakat saat Covid-19. Mereka melakukannya saat musim dingin karena ekologis tidak akan terganggu," ungkap Meti.

"Ini perlu dilihat lagi. Kita tidak bisa mereplika apa adanya dari negara lain dan harus lihat sesuai dengan kondisi kita," imbuh dia.

Ia mengungkapkan, yang perlu dilakukan yakni mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung. Selain itu, perlu adanya pemetaan daerah mana yang bisa difungsikan untuk aktivitas wisata.

Lebih lanjut, ia menegaskan perlu adanya segmentasi dalam penetapan harga tiket bagi para wisatawan.

"Kami berpikir, kenapa gak ada segmentasi harga. Hari libur harganya harus lebih mahal dari hari biasa. Karena permasalahan pada mass tourism kita saat ini adalah undervalue," ungkap dia.

Dihubungi terpisah, Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Tri Laksana Handoko mengungkapkan bahwa pengkajian analisis dampak pada wisata Glow Kebun Raya Bogor akan dilakukan sejalan dengan pembukaan wisata tersebut.

"Setelah diimplementasikan nanti sambil dilakukan riset komparasi efek riilnya. Karena kalau tidak dimulai, bagaimana mau riset?" kata Handoko.

Ia juga menegaskan, area yang akan difungsikan untuk wisata Glow di Kebun Raya Bogor terbatas.

"Tapi tidak ada luasan pasti karena ini kan sorot vertikal ke arah pohon. Jadi hanya bagian yang tersoroy. Dan waktunya juga terbatas, hanya Sabtu dan Minggu," pungkas dia. (Ata/OL-09)

Baca Juga

Ist

Sandiaga Uno: Festival Film Bulanan Harus Berdampak Ekonomi, Sosial, dan Budaya

👤mediaindonesia.com 🕔Rabu 22 Maret 2023, 19:18 WIB
Film ‘Romansa di Balik Pagar Akal’ dan ‘Penjara Segara’ terpilih menjadi pemenang karena memiliki gagasan yang kuat...
DOK Baznas

Baznas Raih Rekor MURI Penulisan Al-Qur'an Oleh 1.000 Amil

👤Widhoroso 🕔Rabu 22 Maret 2023, 19:15 WIB
BADAN Amil Zakat Nasional (Baznas) raih rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dalam kategori Penulisan Al-Qur'an oleh 1.000 amil dengan...
Ist

Terima Anugerah Baznas, Najwa Shihab Ingatkan Pentingnya Berzakat

👤Syarief Oebaidillah 🕔Rabu 22 Maret 2023, 19:14 WIB
Salah satu penerima anugerah itu yakni presenter Najwa Shihab. Najwa mendapat anugerah dalam kategori tokoh insan pers pendukung zakat...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya