Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
RUAS tulang belakang yang tersusun dari leher hingga bokong, berfungsi untuk menjaga postur tubuh tetap tegak dan menopang bobot tubuh baik saat bekerja maupun beristirahat.
Ruas tulang belakang area lumbal (pinggang) dan servikal (leher) sangat rentan cedera atau mengalami masalah karena area ini berfungsi menahan beban dan terlibat dalam beragam gerakan seperti menekuk, memuntir.
Nyeri tulang belakang penyebabnya cukup banyak antara lain ketegangan otot atau keseleo hingga ada masalah pada ruas tulang belakang yang salah satunya adalah penyakit degeneratif tulang belakang.
“Beberapa penyakit degeneratif yang bisa terjadi di ruas tulang belakanga adalah penyempitan rongga tulang belakang (stenosis spinal), hernia nukleus pulposus, osteoartritis, dan sendi facet yang menebal,” papar dr. Mustaqim Prasetya, SpBS pada keterangan pers, Sabtu (11/9).
Semua proses degeneratif pada tulang belakang itu dapat menyebabkan nyeri berkepanjangan yang juga disertai kebas, kesemutan hingga sulit menggerakkan kaki atau tangan. Nyeri bisa timbul saat beraktivitas atau dalam posisi tertentu.
Selain itu, nyeri juga bisa disebabkan oleh cedera baik kecelakaan atau olahraga, penggunaan yang berlebihan, postur tubuh yang buruk, dan obesitas atau kelebihan berat badan.
Mengenai penanganannya, dokter spesialis bedah saraf ini menjelaskan, untuk memastikan penyebab dan penanganannya, dokter perlu mengevaluasi dengan melakukan pemeriksaan fisik yang komprehensif dan pemeriksaan penunjang seperti rontgen, MRI, CT Scan.
BESS, lebih unggul dari pada endoskopi konvensional
Hadir sebagai pembicara kedua adalah dr. Danu Rolian, SpBS yang memaparkan teknologi Biportal Endoscopic Spinal Surgery atau BESS.
“BESS ini merupakan teknologi terdepan atau generasi terbaru dalam dunia minimally invasive surgery yang jauh lebih unggul dan efektif dalam mengatasi keluhan pada tulang belakang,” lanjut dr. Danu.
Seperti namanya biportal, yang berarti dua portal (pintu masuk). Satu untuk kamera dan yang satu lagi untuk alat atau probe.
“Jadi sederhananya BESS ini adalah bedah invasif minimal, bukan bedah terbuka. Portal pertama untuk ‘melihat’ dan portal kedua memudahkan dokter ‘bekerja’ mengatasi masalah yang ada di tulang belakang. Hal ini menguntungkan dokter dan pasien,” kata dr.Danu.
Dengan dua ‘pintu’ ini membuat lapang pandang dokter menjadi lebih luas dan dapat mengakses lokasi tulang belakang lebih leluasa dari berbagai sisi.
“Manfaat pada pasien, proses pemulihannya lebih cepat, dan masalah nyeri pada tulang belakang cepat teratasi,” paparnya lebih lanjut.
BESS ini tidak hanya memperbaiki kondisi bantalan tulang (diskus) tetapi juga dapat melakukan beberapa tindakan sekaligus, yakni: Pertama. Dekompresi (mengurangi atau melepaskan tekanan yang berlebihan, terutama pada kondisi saraf kejepit).
Kedua. Mengatasi taji tulang (bone spur) dan penebalan sendi facet. Ketiga. Memasang implan pada ruas tulang belakang. Kelima. Dapat meredam perdarahan bila terjadi Keenam. Mengatasi penebalan jaringan yang kemungkinan menjepit saraf.
BESS ini tak hanya dapat mengatasi hernia nukleus pulposus (HNP), tetapi juga dapat membantu mengatasi stenosis spinal, proses degeneratif tulang belakang, dan masalah lainnya yang berkaitan dengan ruas bantalan tulang belakang.
“Dibandingkan dengan teknologi endoskopi PELD sebelumnya, BESS ini lebih efektif dan unggul untuk mengatasi saraf terjepit karena jangkauannya lebih luas sehingga bisa memperbaiki kondisi ruas tulang belakang," jelasnya.
Dokter Spesialis Bedah Saraf Menyambut Baik BESS Kalangan spesialis bedah saraf menyambut baik hadirnya teknologi BESS di Indonesia terutama dalam kalangan dokter spesialis bedah saraf.
“Kami senang juga sebuah klinik seperti DR Indrajana sudah dapat mengoperasikan teknologi ini karena memiliki dokter yang ahli. Klinik ini termasuk dalam 3 besar fasilitas kesehatan di Indonesia yang sudah menggunakan teknologi ini,” jelas Dr.dr. Wawan Mulyawan, SpBS, SPKP.
Selanjutnya Ketua INPS (Indonesian Neurosurgical Pain Society) ini untuk menyebarluaskan keunggulan BESS ini, kami juga berencana untuk melakukan pelatihan teknologi ini yang jauh lebih unggul dibandingkan dengan endoskopi tulang belakang sebelumnya.
Testimoni Pasien
Hamdani mengalami nyeri pinggul yang menjalar hingga jari-jari kaki. Sudah melakukan fisioterapi, nyeri ini tak kunjung hilang. Aktivitas harian juga sudah mulai terganggu, misalnya saat sholat, atau jalan jauh sedikit nyeri pun datang.
Akhirnya nyeri ini membawa Hamdani ke Klinik Nyeri Dr. Indrajana dan berkonsultasi dengan Dr. Mustaqim Prasetya, SpBS.
Sesuai dengan hasil MRI, mengindikasikan adanya jepitan saraf pada tulang belakang. Untuk itu, jepitan tersebut berhasil dihilangkan dengan teknologi BESS.
“Alhamdulillah, nyeri sudah banyak berkurang dan bisa kembali beraktivitas dan beribadah tanpa nyeri lagi,” ungkap bapak Hamdani yang genap berusia 54 tahun ini. (Nik/OL-09)
Identitas digital bukan lagi menjadi sebuah opsi, tetapi suatu kebutuhan dasar.
Kukuh Kumara mengatakan bahwa tema Empowering the Future yang merupakan upaya kolaboratif untuk menciptakan pemahaman sekaligus mengedukasi masyarakat tentang teknologi terkini.
Ajang ini menghubungkan mahasiswa dan dunia industri dalam menjalin kerja sama di masa depan.
Indonesia International Electronics and Smart Appliances Expo (IEAE) 2025, akan digelar pada 6-8 Agustus 2025 di Jakarta.
Skoliosis dapat disebabkan oleh faktor kongenital atau bawaan lahir, faktor neuromuskular atau gangguan otot dan saraf, atau bahkan tidak ketahui sama sekali penyebabnya (idiopatik).
Penemuan objek antarbintang 3I/ATLAS memunculkan kembali spekulasi kontroversial: mungkinkah ini bukan sekadar komet, melainkan teknologi luar angkas yang disamarkan
DERETAN kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum dokter di berbagai wilayah telah memicu kemarahan publik karena tercela dan mencoreng profesi kedokteran.
DUNIA kedokteran regeneratif berkembang sangat pesat. Hal terutama dalam inovasi terapi sel punca dan teknologi kedokteran masa depan.
Proktologi adalah cabang spesialisasi kedokteran bedah yang menangani penyakit area anorektal, seperti wasir (hemoroid), fistula ani, fisura ani, striktur, abses, hingga prolaps rektum.
KEMENTERIAN Agama terus memperkuat kajian terkait integrasi Islam dan sains, terutama dalam konteks kedokteran dan kesehatan masyarakat.
KESEHATAN masyarakat merupakan salah satu pilar ketahanan negara.
Deby Vinski menekankan pentingnya teknologi ini sebagai masa depan dunia kedokteran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved