Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Setelah Publikasi Eropa, Penelitian Poliherbal Onoiwa MX Lolos Jurnal Jepang

Mediaindonesia.com
08/9/2021 11:25
Setelah Publikasi Eropa, Penelitian Poliherbal Onoiwa MX Lolos Jurnal Jepang
Dr Lusi Nursilawati Syamsi, Sp.P tengah merawat pasien dalam penelitiannya.(DOK Pribadi.)

PENELITIAN observasi uji klinis terhadap pasien covid-19 dengan kasus sedang menggunakan Onoiwa MX telah terbukti dapat menjadi adjuvant therapy kembali masuk publikasi ilmiah dalam jurnal internasional Teikyo Medical Journal Volume 44 Issue 4 pada Agustus 2021 dengan kode ISSN 03875547. Ini merupakan jurnal medis terindeks scopus yang diterbitkan oleh Teikyo University Scholl of Medicine sejak 1990. Jurnal di Jepang tersebut menerima hasil penelitian medis termasuk kedokteran, farmasi, biokimia, psikologi dan sejenisnya.

Sebelumnya, penelitian yang dilakukan Guru Besar Bidang Farmakologi Bahan Alam dari Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Prof. Dr. apt. Syamsuddin, M.Biomed dan praktisi dokter ahli spesialis paru dr. Lusi Nursilawati Syamsi, Sp.P itu lolos seleksi jurnal internasional di Eropa yakni European Journal of Molecular and Clinical Medicine. Pada jurnal terbaru, Syamsuddin dan Lusi meneruskan penelitiannya dengan mengukur potensi antiinflamasi dan antioksidan dalam Onoiwa MX yang dapat berperan sebagai terapi adjuvant untuk meningkatkan efektivitas pengobatan standar covid-19.

Dalam penelitian itu, kombinasi pemberian Channa striata (ikan gabus), Curcuma xanthoriza (temulawak), dan Moringa oleifera (daun kelor) pada Onoiwa MX dapat melengkapi pengobatan covid-19 sebagai terapi adjuvant, terutama untuk pasien dengan pneumonia ringan dan sedang. Menurut Syamsuddin, penelitian ini bertujuan mengkaji manfaat dan kemanjuran untuk meningkatkan nilai protein reaktif C, lama tinggal, dan skor skala sesak yang lebih baik disediakan, serta observasi klinis dilakukan dengan desain studi kohort prospektif.

Selanjutnya Lusi menjelaskan subjek penelitian ialah pasien dengan konfirmasi PCR kemungkinan/positif dengan pneumonia covid-19 sedang setelah memenuhi kriteria inklusi. Sebanyak 48 subjek diperoleh dan dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan masing-masing 24 pasien. Tiga variabel dianalisis secara bivariat, yaitu LOS, mMRC, dan CRP. LOS menurut Depkes (2005) ialah rata-rata lama rawat seorang pasien. Lantas Modified Medical Research Council (mMRC) merupakan instrumen pengukuran sesak napas berupa kuesioner yang mengandung lima pertanyaan dengan jawaban yang harus dipilih pada pasien.

Sedangkan CRP merupakan protein yang diproduksi oleh organ hati sebagai respons terhadap peradangan di tubuh. "Orang sehat umumnya memiliki CRP rendah. Sebaliknya kadar CRP dapat tinggi menjadi pertanda ada penyakit atau infeksi di tubuh," ungkap Lusi dalam keterangan resmi, Rabu (8/9). Kadar CRP atau C-reactive protein di dalam darah dapat diperiksa dengan pemeriksaan CRP. Pemeriksaan ini telah banyak digunakan untuk mendiagnosis penyakit yang berhubungan dengan peradangan. Oleh karena itu ketiga aspek tersebut diukur dalam penelitian ini.  

Hasil penelitian menunjukkan bahwa laki-laki (62,5%) memiliki karakteristik sampel paling banyak dengan rata-rata usia 50-54 tahun disertai gejala batuk (91,7%), demam (77,1%), dan sesak napas (75%). Selanjutnya, penyakit penyerta yang paling umum dari kedua kelompok yaitu hipertensi (47,9%). Kesimpulannya, setiap gejala demam pada kelompok perlakuan memiliki median 3 yang berarti 50% sembuh setelah mengalami gejala demam selama 3 hari. Sedangkan kelompok kontrol memiliki median 4 yang berarti 50% sembuh setelah mengalami gejala demam selama 4 hari. Sesak napas dan batuk masing-masing memiliki median 4 yang berarti 50% pulih setelah 4 hari gejala. Oleh karena itu, peningkatan demam sesuai dengan nilai CRP yang meningkatkan limfosit pada kelompok perlakuan.

Syamsuddin menyimpulkan bahwa pengaruh terapi adjuvant dengan kombinasi poliherbal tersebut dapat meningkatkan skor mMRC pasien pneumonia pada pasien covid-19 dengan derajat sedang. Lusi menambahkan terapi ajuvan dengan formula poliherbal menyebabkan peningkatan skor mMRC pasien dengan pneumonia derajat sedang hingga terlihat dari penurunan skor mMRC. PT Natura Nuswantara Nirmala (Nucleus Farma) pun siap mendukung dan berkontribusi dalam perannya sebagai produsen obat tradisional di dunia kesehatan serta bermanfaat bagi masyarakat Indonesia, khususnya dalam hal ini sangat mendorong produk Onoiwa MX dilengkapi dengan hasil penelitian dan terpublikasi ilmiah. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya