Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DINAS Pendidikan Kabupaten Bogor sudah merampungkan persiapan untuk pelaksanaan kebijakan baru dari Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) terkait Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). Khususnya untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Djuanda Dirmansyah menyatakan persiapan sudah dilakukan secara matang, termasuk simulasi yang digelar secara serentak pada 30 Agustus lalu yang pada umumnya berjalan lancar.
Baca juga:Simulasi Terus Digelar Menuju Assesmen Nasional Berbasis Komputer
Meski di beberapa titik sempat ada kendala teknis, seperti jaringan internet, namun bisa diselesaikan dengan cepat pada saat itu atau hari itu juga.
Berdasar dari itu, pihaknya menyatakan semua sekolah di tahap pertama atau untuk tingkat SD, SMP dan sekolah sederajat, siap untuk ikut ANBK yang digelar Oktober dan November mendatang.
"Semua sekolah ikut. SD ada 1.843, SMP ada 716 sekolah negeri maupun swasta atau sederajat. ANBK ini kita lakukan bertahap sesuai protokol kesehatan masa pandemi covid-19. SD dan SMP dulu. Nanti PAUD dan TK yang jumlahnya jauh lebih banyak lagi,"ungkap Djuanda saat meninjau pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) hari pertama yang dilakukan SMPN 1 Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (2/9).
Saat itu Djuanda didampingi Kepala Bidang Pembinaan SMP Ucu Sunarya dan Kepala Bidang Pembinaan SD Disdik Kabupaten Bogor Nurjanah.
Hadir juga Katman, Koordinator Penjamin Mutu Pendidikan dan Kerja Sama Ditjen PAUD Dikdasmen Kemendikbud Ristek untuk turut memastikan kelancaran simulasi ANBK di wilayah Kabupaten Bogor.
Djuanda menjelaskan persyaratan untuk ANBK sendiri adalah PTM. Karena itu, pihaknya menilai tepat kebijakan pemerintah pusat yang memperbolehkan pemda membuka PTM.
"Kalau tidak PTM tidak bisa. Makanya tepat sekali pemerintah mengeluarkan PTM pada bulan-bulan ini. Karena kepentingannya berkaitan dengan ANBK,"katanya.
Lebih jauh dia menjelaskan meski semua sekolah yang ada ikut namun untuk pesertanya sendiri hanya perwakilan saja yakni masing-masing sekolah 30 hingga 50 siswa per sekolah. Untuk tingkat SD diikuti siswa-siswi atau duta terpilih dari kelas 5 dan untuk tingkat SMP dari kelas 8.
Memperkuat server jaringan
Secara teknis, untuk kelancaran jalannya ANBK nanti, Kadisdik Djuanda mengatakan pihaknya sudah melakukan pemetaan. Diakuinya karena luasnya wilayah Kabupaten Bogor, banyaknya sekolah dan masih banyak daerah yang blank spot area atau banyak titik tidak ada signyal komunikasi.
Sesuai arahan atau aturan yang dikeluarkan pusat dalam hal ini Kemendeikbud Ristek, agar kita mempersiapkan titik-titik khusus untuk dijadikan tempat buat sekolah-sekolah yang tidak memiliki kelengkapan sarana dan prasarana TIK (teknologi, informasi dan komunikasi).
Bersama Dinas Komunikasi dan Informartika Kabupaten Bogor, kata Djuanda, pihaknya sudah memilih beberapa desa atau titik yang jangakuan internetnya kuat. Bahkan diklaimnya, persiaoan itu sudah dilakukan sejak 3 bulan lalu. Pihaknya pun bekerja sama dengan provider Smartfren yang memberikan bantuan berupa pulsa pada para siswa dan guru untuk pelaksanaan ANBK untuk 3 bulan.
"Sudah dibagi bagi per wilayah. Tidak semua di sekolah itu karena kekurangan komputer. Artinya kelengkapan untuk komputer masih terbatas sehingga di bagi-bagi. Sekolah tersebut bisa numpang yang lainnya,"katanya.
Soal itu pun sudah disosialisasikan kepada sekolah-sekolah yang memiliki sarana dan pra sarana yang lengkap dan memadai.
"Mereka (sekolah-sekolah) tetap diikutsertakan meski tidak memiliki sarana dan prasarana karena memang sudah kami persiapkan. Kita menunjuk beberapa sekolah di beberapa titik untuk ikut bergabung. Walau sekolah di Bogor cukup banyak sudah kami alokasikan, sudah kami siapkan,"sambung Ucu Sunarya.
Ucu juga menambahkan, bahwa untuk satu titiknya ada atau bisa 5 hingga 6 sekolah SD dan SMP bisa melaksanakan ANBK di situ.
Sementara itu, secara umum proses jalannya simulasi ANBK di SMPN 1 Bojonggede berjalan lancar.
Kepala Sekolah SMPN 1 Bojonggede Tri Rahayu mengatakan, secara keseluruhan pihak sekolah sudah siap sepenuhnya untuk ANBK pada Oktober mendatang.
Dia mengatakan, berdasarkan laporan proktornya dari simulasi pertama, yang menjadi kendala memang ada pada jaringannya. Dimana pada saat utu ada kterlembatan pada saat login.
"Yang lambat loginnya. Itu mungkin karena serentak. Kami sudah sampaikan, nanti pas pelaksanaan secara serentak perlu dievuasi kembali server kementrian itu seperti apa? Dari Kusmenjar seperti apa, sehingga nanti bisa dievaluasi,"katanya.
Kepada pihak pusat, pihak kementrian, pihaknya menyampaikan saran, selain memperkuat server, jika akan dilakukan secara serentak, mungkin bisa dilakukan atau ada penjadwalan untuk wilayah-wilayah tertentu.
"Misalkan wilayah Jawa di hari apa, ada penjadwalan sehingga nanti mungkin bisa diantisipasi kendala tersebut,"ujarnya.
Sementara itu, bagi pihaknya, inovasi baru dari Kemendikbud itu banyak peluang baik bagi sekolah untuk melakukan pengembangan. Dimana dengan ANBK ini penilaian untuk sekolah, bagaimana guru memberikan pelajaran dengan luterasi dan numerasi serta karakter tertentu. Dan itu akan mewakili dari hasil anak-anak atau duta-duta itu nanti.
"Karena ini baru tahap pertama dan kemudian dampaknya mungkin akan banyak, kami tetap berkhusnuzon bahwa ini nanti akan menambah baik untuk kemajuan sekolah. Artinya dengan hasil yang tercapai nanti, siapa tahu bisa meningkatkan kinerja sekolah. Bagi yang masih kurang akan termotivasi untuk meningkatkan diri dengan kompetensi gurunya. Jadi mudah-mudahan hasilnya bisa berdampak baik untuk kita semua,"pungkasnya.(X-10)
PERHIMPUNAN Pendidikan dan Guru (P2G) menanggapi wacana akan diselenggarakannya ujian nasional (UN) pada 2026.
DALAM menanggapi buruknya hasil asesmen nasional, Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Cecep Darmawan meminta pemerintah menerima kenyataan dan segera memperbaikinya.
Menteri Nadiem mengapreasiasi SMKN 1 Kota Jambi yang telah melaksanakan Asesmen Nasional (AN) dengan baik dan lancar tanpa ada kendala teknis.
Menurutnya, AN bertujuan untuk mendorong perubahan positif dalam cara guru mengajar, cara kepala sekolah memimpin pembelajaran di sekolahnya, dalam pengawasan sekolah.
BERBAGAI permasalahan klasik Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tentu saja tidak akan terhapus dari memori publik meskipun telah berganti nama dengan ANBK.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved