Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
OLAHRAGA sepak bola dan industri kreatif dinilai dapat digunakan untuk membangun kepribadian para generasi muda. Hal itu pun mendorong Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) untuk turut melakukan pembinaan dalam dua hal tersebut.
Direktur Teknik Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Indra Sjafri menyebutkan, beberapa pemain Timnas Indonesia yang direkrutnya merupakan jebolan LDII.
"“LDII telah menurunkan para pemain yang pernah bermain untuk Timnas Indonesia. Di antaranya, Budi Sudarsono, David Maulana, Abimanyu dan lain sebagainya. Saya berharap lebih banyak lagi pemain Indonesia lahir dari LDII,” katanya dalam webinar Pembinaan Sepak Bola Usia Dini yang digelar DP LDII.
Bagi Indra, sepak bola tak sekadar melatih fisik dan mental para pemain. Ia mengaku, berdakwah di lapangan hijau juga dapat membantu meningkatkan sekaligus menjaga keterampilan bersepak bola,
“Saya melatih tim sekaligus berdakwah di sana. Terlihat, pemain Indonesia usai meraih kemenangan, sebagian melakukan sujud syukur. Itu merupakan simbol-simbol religius yang ditampakkan oleh generasi timnas Indonesia,” ujarnya.
Tidak hanya itu, bermain sepak bola tidak hanya mengenai kalah atau menang saja. Sepak bola juga harus dibangun melalui nilai-nilai dan karakter yang baik,
“Sepak bola bukan mengenai kalah-menang saja. Namun, kualitas dan nilai-nilai karakter harus dibangun dalam sepakbola. Kekalahan yang sudah diperjuangkan dengan cara yang baik, itulah kemenangan yang hakiki. Tetapi sebaliknya, jika kemenangan dicapai dengan cara yang tidak baik, maka itu kekalahan yang sebenarnya,” tuturnya.
Indra Sjafri mengharapkan, LDII dapat membuat kursus kepelatihan di setiap provinsi.
“Saya berharap kepada LDII untuk kedepannya, membuat kursus kepelatihan di setiap provinsi. Bila ini terwujud, saya yakin generasi muda Indonesia akan mahir dalam sepak bola. Inilah yang dilakukan negara lain, seperti Jepang,” ujarnya.
Sementara itu, Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga Raden Isnanta mengapresiasi LDII yang telah berfokus memajukan sepak bola di Indonesia. Ia mengungkapkan LDII di berbagai daerah telah menggiatkan olahraga, salah satu upayanya dengan mendirikan Sekolah Sepak Bola (SSB).
“Banyak pemain terbaik Indonesia yang lahir dari LDII,” ujarnya.
Penduduk Indonesia merupakan penggila bola terbesar ketiga di dunia. Menurut Raden Isnanta, menjadi penggila sepak bola tidak secara otomatis menjadikan prestasi sepak bola Indonesia mendunia.
Baca juga : Toyota Indonesia Academy Targetkan 10.000 SDM Siap Kerja di di 2030
“Agar berprestasi tinggi, olahraga khususnya sepak bola harus dibina, sejak usia dini hingga menjadi pemain profesional,” ucapnya.
Proses panjang itu tidak hanya melibatkan soal teknis seperti skill, taktik, strategi dan mental, namun faktor non teknis pun sangat diperlukan dalam mengembangkan potensi pada anak. “Seperti halnya lingkungan yang kondusif, islami, agamis dan sebagainya tentu akan menumbuhkan atlet yang berprestasi,” tambahnya.
Ia menambahkan, jika berada dalam lingkungan yang tidak baik, iklim pertumbuhan atlet berprestasi tidak akan tercipta. Namun ada juga atlet dari iklim yang kurang baik bisa menjadi atlet berprestasi.
“Sebagai contoh, Mike Tyson. Dia berasal dari lingkungan yang kurang baik, kemudian diangkat ke dalam iklim yang kondusif maka dia menjadi atlet berprestasi, tentu perlu pengawasan,” kata Raden Isnanta.
Dukungan dari berbagai pihak mulai dari keluarga, organisasi, pemerintah maupun pondok pesantren sangat dibutuhkan. “Alhamdulillah, LDII sangat peduli dengan sepak bola akhirnya melahirkan pesebakbola yang berprestasi,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Umum DPP LDII Dody Taufik Wijaya mengatakan, pembinaan sepakbola usia dini, LDII sudah melakukan pembinaan fisik, mental, dan spiritual.
“Sebelumnya, kami mengapresiasi untuk narasumber yang mau membagikan ilmunya dalam pembinaan sepak bola untuk generasi muda. Ini merupakan dakwah bilhal LDII alias kontribusi nyata untuk bangsa,” ujarnya.
Di sisi lain, LDII juga mendorong kreativitas anak muda di masa pandemi
“Pada masa pandemi ini, kreativitas dapat muncul dari hobi yang ditekuni dan dipersungguh lalu dipasarkan melalui dunia maya sehingga dapat menghasilkan keuntungan,” ujar Adityo Handoko, ketua Departemen Kepanduan, Olahraga, dan Seni Budaya DPP LDII saat membuka Temu Tamu 2.0 bertema Kreativitas Penambah Imunitas.
Kegiatan ini merupakan kerja sama antara Komunitas Titik Temu dengan Departemen PKOSB DPP LDII, yang bertujuan memberikan wawasan dan kesempatan usaha pada bidang industri kreatif, sehingga dapat mendorong kemandirian pemuda Indonesia.
Dilaksanakan melalui kombinasi luring dan daring dari Gedung DPP LDII, Patal Senayan, Jakarta Selatan pada Minggu (29/8), talkshow kali ini menghadirkan narasumber praktisi industri kreatif yang sudah berpengalaman di bidangnya masing-masing, yaitu Farah Baharessa (Fashion Designer dan Creative Director Baharessa Studio), Febriyana Fadhillah (Freelance Illustrator), Saiful Bahri (Visual Designer dan Editor), dan Tangguh Mafaza (Graphic Designer dan Marketing Strategis).
Sejalan dengan Farah, Saiful Bahri yang berprofesi sebagai visual designer dan editor, berpendapat, mengenai hal yang paling berkesan. “Saya tidak pernah menyangka kalau karya saya diterima oleh klien dari luar negeri dan hal itu menjadi titik paling membanggakan bagi saya terjun di dunia ini (industri kreatif),” tambah Saiful. (RO/OL-7)
Maman Abdurahman mengaku bangga bisa menjadi bagian dari sepak bola nasional dan berterima kasih kepada semua pihak yang pernah memberikan dukungan selama ini.
INDONESIA mencintai sepak bola. Bahkan bisa dikatakan, sepak bola telah menjadi semacam 'agama sekuler' di negeri ini dielu-elukan, disakralkan, dan dirayakan.
Klub dan Simone Inzaghi sepakat untuk berpisah. Ini merupakan keputusan yang diambil secara bersama.
Stadion Suryakencana direncanakan bakal direvitalisasi secara total.
Atlet sepak bola putri memerlukan dorongan dan dukungan untuk menumbuhkan bakat dalam bermain sepak bola.
BRI menjadi sponsor ajang Garuda Futsal League Series 3 yang diselenggarakan 20-24 Mei 2025 di GOR UNY, Yogyakarta.
Pancaverse Xperience yang mengusung tema Take UPart for Earth, mengajak masyarakat untuk menumbuhkan kepekaan pada lingkungan melalui seni, kreativitas, dan aksi nyata.
Tidak hanya menjadi ajang inspirasi, TikTok Beauty Fest juga menghadirkan lebih dari 30 booth brand kecantikan
Sebuah studi dari University of Plymouth menemukan bahwa mencoret-coret bisa meningkatkan daya ingat anak.
Batik, bordir dan tenun adalah warisan budaya yang telah melewati zaman.
BADAN Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menyelenggarakan lomba kreativitas dan inovasi (krenova) bagi pelajar dan masyarakat umum.
Temukan kunci inovasi! Kreativitas membuka pintu penciptaan baru, solusi unik, dan terobosan yang mengubah dunia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved