Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Pemerataan Internet untuk Pemerataan Ekonomi Digital

Mediaindonesia.com
30/8/2021 09:45
Pemerataan Internet untuk Pemerataan Ekonomi Digital
(MI/Permana)

PEMERATAAN pembangunan jaringan internet di seluruh pelosok Tanah Air sudah menjadi keharusan di era digital ini. Salah satu dampak dari pemerataan internet adalah timbulnya peme­rataan ekonomi digital.

Dengan adanya internet, pelaku usaha dari berbagai pelosok Indonesia pun mempunyai kesempatan yang sama untuk memasarkan produknya secara luas. Hal ini misalnya dilakukan Gestianus Sino, 38, pengusaha di bidang pertanian asal Detukopi, Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Melalui perjuangan yang tidak mudah, pria yang merupakan sarjana pertanian ini sukses menjalankan sistem pertanian organik terintegrasi dengan komoditas pepaya california dan kangkung.

Berbekal keberhasilannya itu, dia mengajarkan warga sekitar untuk bercocok tanam dan mendukung pemasaran mereka, salah satunya melalui platform digital. GS ­Organik, wadah yang didirikan Gesti untuk menyediakan jasa konsultasi dan pelatihan pertanian, memiliki platform website https://gsorganik.id yang memudahkan konsumen berbelanja daring.

“(Konsumen) tinggal buka gsorganik.id, langsung ke opsi Belanja. Bayarnya bisa COD, bisa transfer, bisa pake uang elektronik. Barangnya kita antar langsung (ke pemesan),” ujar Gesti dalam Program Kick Andy episode Jembatan Langit yang tayang di Metro TV, Minggu, 29 Agustus 2021.

Selain itu, pemasarannya juga dilakukan melalui media sosial. Pada 2020 lalu, pihaknya dibantu Kementerian Desa dan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo pada untuk membuat toko daring melalui BUM-Des Mart.

Kesadaran akan pentingnya kehadiran internet di wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) juga dirasakan oleh Bambang Iswanto, pria asal Desa Sejiram, Sambas, Kalimantan Barat. Pada 2017, Bambang yang merupakan lulusan sekolah politeknik jurusan manajeman informatika ini mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUM-Des) yang salah satu usahanya ialah menyediakan layanan internet service provider (ISP).

Pada awal pendirian, mereka belum memiliki izin ISP karena ketidaktahuan soal perizinan. Upaya mereka menghadirkan layanan internet yang baik dan legal kemudian dapat terwujud dengan pendampingan dari BAKTI Kominfo.

Bersama BAKTI, Desa Sejiram mendapat rekomendasi perusahaan telekomunikasi untuk memperluas distribusi secara legal. Bambang selaku Kepala Unit Usaha Internet BUM-Des Maju Bersama kemudian diminta pemerintah kabupaten mengembangkan unit usaha desa untuk penyediaan akses internet di BUM-Des lain di Kabupaten Sambas.

Berkat adanya usaha ini, jaringan 4G sudah dapat dirasakan warga Desa Sejiram dan 20 desa lainnya. Bambang terus menjalankan sosialisasi ke 193 desa di 10 klaster di Kabupaten Sambas. Hingga kini, ada 70 desa yang berminat dengan pengadaan unit usaha layanan internet di tiap-tiap BUM-Des.

Saat ini, Desa Sejiram telah menjadi desa percontohan desa internet. Selain itu, masuknya internet dan unit usaha pelayanan internet di tiap-tiap BUM-Des membuat desa mendapatkan penghasilan lewat penjualan voucer yang dijual dengan harga yang relatif murah.

Berkat adanya internet masuk desa, kata Bambang, pendapatan desa termasuk Desa Sejiram bisa meningkat hingga Rp50 juta-Rp60 juta dalam satu tahun.

Direktur Utama BAKTI Kominfo Anang Latif mengungkapkan, tugas utama organisasinya ialah melaksanakan pengelolaan pembiayaan kewajiban pelayanan universal, penyediaan infrastruktur, serta layanan telekomunikasi dan informatika.

Berbagai proyek telah dijalankan BAKTI, termasuk proyek strategis nasional. Di antaranya Palapa Ring (proyek penggelaran kabel fiber optik sepanjang 12.000 km), proyek satelit multifungsi, penyediaan Base Transceiver Station (BTS) di daerah 3T, hingga penyedia­an akses internet untuk sekolah, puskesmas, balai desa, dan lokasi lainnya yang tersebar di seluruh Indonesia.

Tantangan untuk segera menghadirkan jaringan telekomunikasi dan internet di seluruh Indonesia kian mendesak dengan hadirnya ekonomi digital. Di sisi lain, jurang ekonomi digital masih sangat besar antara perkotaan dan perdesaan.

Anang menyebut sebanyak 12.548 desa/kelurahan di Indonesia belum memiliki jaringan 4G. Untuk itu pemerintah menargetkan pembangunan internet di seluruh desa itu selesai paling lambat di akhir 2022. “Jadi harapannya 2023 nanti seluruh desa sudah hadir layanan internet 4G,” katanya.

“Dengan menyelesaikan persoalan infrastruktur hingga ke pelosok memastikan tidak ada satu pun masyarakat Indonesia tertinggal ketika kapal besar negara Indonesia melakukan transformasi digital. Tidak hanya pertanian, tapi juga pariwisata, kesehatan, pendidikan, semua bisa maju melakukan transformasi digital seutuhnya ketika persoalan infrastruktur ini selesai,” papar Anang.

Di samping itu, berbagai tantangan besar harus dihadapi BAKTI untuk membangun jaringan internet hingga pelosok Tanah Air, khususnya dalam akses dan transportasi di berbagai kawasan 3T.

Tantangan ini misalnya dirasakan Imanuel Karel Imang, seorang supervisor teknisi di PT Palapa Timur Telematika (PTT) yang membangun tower jaringan internet di pedalaman Papua. Dia menceritakan bagaimana sulitnya akses untuk membangun tower di pegunungan dan pedalaman Papua yang mana lokasi tersebut hanya dapat dijangkau dengan helikopter. 

Selain bangga akan mitra di lapangan, Anang juga mengapresiasi kegigihan para pegawai BAKTI (Jong BAKTI) di lapangan. Ini tidak terlepas dari pelatihan mental dan fisik yang disiapkan sebelum mereka terjun untuk membangun jaringan internet di pelosok.

“Kami di BAKTI menerapkan kewajiban semacam bela negara. Jadi pegawai-pegawai kami, bekerja sama dengan TNI, diposkan selama satu bulan, pelatihan militer, gadget ditahan, tidak boleh komunikasi. Ini simulasi yang kemungkinan terjadi kalau harus bertugas di hutan tanpa alat komunikasi,” tegasnya.

Program tersebut membuahkan hasil luar biasa. Pendidikan bela negara yang diperoleh para pegawai BAKTI menjadikan mereka tangguh saat harus membangun jaringan internet hingga ke pelosok negeri. (Ifa/S2-25)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya