Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
BERKARIER di luar negeri merupakan impian banyak orang. Beberapa diantaranya bahkan sudah menyiapkan berbagai langkah baik sejak SMA/SMK maupun kuliah untuk bisa mendapat pekerjaan yang layak di negara lain.
Bekerja di luar negeri bukan berarti tidak ada jenis pekerjaan di dalam negeri atau melihat karier di negara lain lebih baik. Justru mereka merupakan penyumbang devisa bagi negara sekaligus membuktikan bahwa SDM Indonesia mampu bersaing di level internasional. Apalagi, bila pengalaman dan pengetahuan yang didapat kemudian dikembangkan di Tanah Air.
Alumni Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Trisakti Jherry Matahelumual mengungkapkan bahwa peluang berkarier di luar negeri memang terbuka. Namun untuk mewujudkannya tentu saja harus dipersiapkan baik melalui jenjang pendidikan formal maupun informal.
Pria asal Maluku yang bekerja di Australia itu membagikan pengalamannya terkait peluang dan tantangan. Menurutnya mengurus visa bekerja di Australia membutuhkan waktu yang lama. Prosesnya memang tidak mudah bisa lewat agen, sehingga lebih baik menggunakan visa bekerja sambil berlibur.
"Kita bisa kerja di Australia menggunakan working holiday visa. Visa ini berlaku 1 tahun dan bisa diperpanjang," ungkapnya dalam diskusi Opportunities and Work Culture Abroad yang diselenggarakan oleh STP Trisakti, Sabtu (21/8).
Dia membeberkan bahwa dengan berkuliah di STP Trisakti, dirinya mendapat peluang untuk bekerja di luar negeri melalui Kementerian Luar Negeri. Akan tetapi, di masa pandemi akses tersebut memang cukup sulit. Mengingat berbagai kebijakan pembatasan di berbagai negara yang berbeda-beda.
Terkait budaya kerja, menurutnya profesionalitas memang menjadi tuntutan utama di negeri Kangguru itu. Dirinya sendiri bekerja di Katherine Town Council dan berfokus pada tim work bukan individu.
"Tetap beradaptasi dengan social life tapi juga percaya diri dengan budaya kita," imbuhnya.
Alumni lainnya, M. Arif Ramadhan menyampaikan bahwa dirinya kini bekerja di Swiss sekaligus mengambil pendidikan magister di SHMS. Yang menariknya, Arif sendiri berkerabat dengan salah satu alumni IMI Switzerland yang dimana institusi tersebut memiliki hubungan kerjasama international dengan STP Trisakti.
"Wah, ini merupakan peluang besar untuk mahasiswa STP Trisakti untuk bisa berpengalaman kerja di Swiss". Ujar pria 25 tahun tersebut.
"Untuk kerja di Swiss bisa ambil belajar atau ambil kursus bahasa nanti bisa apply, magang juga. Nanti dari situ kalau mereka tertarik mereka bisa narik kita jadi pegawai tetap," kata pria yang bekerja Les Arcadas Hotel Geneva, Swiss.
Dijelaskannya bahwa di Swiss terdapat tiga bahasa yang digunakan yakni bahasa Prancis, Jerman dan Italia. Layakanya negara multikultur beradapatasi di negara tersebut tidaklah sulit.
Selain itu, Swiss juga merupakan negara dengan upah tinggi. Akan tetapi tuntutan kerja juga punya standar dan disiplin yang tinggi.
Sementara itu, Caroline Tjong mengatakan bahwa dirinya sudah hampir 5 tahun bekerja di Amerika Serikat. Dan di masa pandemi, dirinya masih bedampak meski pekerjaannya sebagai travel and account coordinator turut terdampak.
"Saat ini memang hampir 90% event-event secara online. Jadi saya tetap bekerja melakukab registrasi peserta event," kata dia.
Menurut Caroline, buday kerja di AS tidak jauh berbeda dengan negara-negara lain. Tuntutan profesionalitas adalah kunci untuk meningkatkan karier di 'Negeri Paman Sam'.
Untuk bisa berkerja di AS, negara itu sangat ketat terkait dokumen-dokumen yang dibutuhkan. Mengingat AS merupakan negara tujuan para imigran dari berbagai belahan dunia.
Berbagai kisah dan pengalaman tersebut diharapakna dapat menjadi insipirasi dan memotivasi bagi para mahasiswa yang ingin bekerja di luar negeri. Peluang dan budaya kerja merupakan hal yang perlu dipersiapkan dengan baik. (Van/OL-09)
Anggota Komisi X DPR RI Nilam Sari Lawira menyalurkan secara simbolis beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) di sejumlah sekolah di Kota Palu, Sulawesi Tengah.
SAP memungkinkan investor untuk tidak hanya meraih imbal hasil, tapi juga ikut mendukung pendidikan anak-anak di daerah terpencil.
Sebanyak 45 jurnalis menerima BRI Fellowship Journalism 2025 untuk jenjang S2.
PENDIDIKAN yang berkualitas merupakan fondasi utama dalam membangun bangsa yang unggul. Dalam konteks itu, guru memegang peran sentral dalam dunia pendidikan.
DALAM beberapa tahun terakhir, konsep pembelajaran mendalam (PM) semakin mendapat perhatian dalam dunia pendidikan.
PERJALANAN studi ke Sydney pada 25 Mei-1 Juni 2025 memberikan saya kesempatan berharga untuk menyelami langsung sistem pendidikan Australia.
Program ini bisa dijadikan momentum bagi perguruan tinggi guna membangun sinergi lintas negara dalam bentuk kerja sama akademik internasional.
Perguruan tinggi di Indonesia didorong meningkatkan upayanya dalam internasionalisasi. Ini diwujudkan Fakultas Farmasi Universitas Pancasila dengan universitas dari Filipina.
STIH Adhyaksa telah menjalin kerja sama pula dengan Pemerintah Daerah Probolinggo dan dalam waktu akan menjalan kerja sama dengan Pemerintah Daerah Lahat.
Infrastruktur kampus harus mendukung proses belajar yang adaptif, berbasis teknologi, dan kolaboratif sehingga mampu mencetak lulusan yang siap bersaing secara global.
Menurutnya, pendekatan link and match amat penting agar mahasiswa dan alumni UBSI dapat terserap dengan baik di pasar kerja, terutama dalam skala internasional.
Ajang ilmiah internasional bergengsi ini menjadi puncak rangkaian WSEEC ke-5 yang mengusung format hybrid untuk menjangkau peserta global secara inklusif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved