Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pengembangan Vaksin Merah-Putih Terkendala Penyediaan Fasilitas Lab

Faustinus Nua
05/8/2021 11:01
Pengembangan Vaksin Merah-Putih Terkendala Penyediaan Fasilitas Lab
Ilustrasi pengembangan vaksin(AFP)

KEPALA Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengungkapkan dua tim pengembang vaksin Merah-Putih, yakni tim Unair dengan PT Biotis dan tim Eijkman dengan PT Biofarma merupakan yang paling berprogres. Akan tetapi keduanya masih terkendala pada fasilitas laboratorium yang belum memadai.

"Semua masih menghadapi kendala uji praklinis terkait dengan ketersediaan animal-BSL-3 (a-BSL-3) dan fasilitas GMP untuk produksi terbatas bagi setiap platform," ungkap Handoko kepada Media Indonesia, Kamis (5/8).

Kedua fasilitas lab tersebut merupakan komponen penting dalam mendukung proses praklinis. BRIN pun berupaya untuk segera mungkin menyediakan fasilitas tersebut meski harus dikebut.

"Harapan kami bisa sebelum Q1 2022," imbuhnya.

Sembari menunggu, kata dia, untuk Unair akan memanfaatkan fasilitas di PT Biotis. Tim Unair akan melakukan uji prakilis primata di fasilitas yang kecil.

Handoko menyampaikan pengembangan vaksin memang banyak tahapannya, dan di setiap tahapan ada risiko kegagalan. Ditambah belum ada tim yang berpengalaman mengembangkan dari awal di Indonesia.

"Yah, kita harus sabar, saya berharap salah satu ada yang bisa sukses," tuturnya.

Baca juga: Kejar Target Izin Penggunaan Darurat untuk Vaksin Merah Putih

Lebih lanjut, dia mengatakan kendala tersebut baru ditemukan di bulan Juni 2021 setelah melakukan evaluasi.

"Tetapi ya ini harus dimaklumi karena belum berpengalaman, baik periset maupun farmasi, sehingga tidak dimitigasi sejak awal," ucapnya.

Dari setiap proses dan tantangan, lanjut Handoko, menjadi PR bagi BRIN untuk menyiapkan segala hal, khususnya dari pembelajaran pandemi ini. BRIN pun berkomitmen untuk memperbaikinya agar ke depan bisa lebih siap.

Secara global pengembangan vaksin memang tidak mudah. Sampai saat ini vaksin yang sudah beredar juga baru sedikit dan hanya dari beberapa negara maju.

"Itu sebabnya BRIN juga melakukan pendekatan ke berbagai pihak di luar negeri untuk kolaborasi lintas negara untuk percepatan," pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya