Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
MENKO Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan Indonesia sangat berkomitmen untuk terlibat dalam penanganan pemanasan global.
Komitmen itu dengan berbagai upaya, seperti penurunan emisi rumah kaca sebesar 41% pada 2030. Berikut, transisi energi batu bara menjadi energi baru terbarukan (EBT), hingga Indonesia netral carbon pada 2060.
"Untuk target pengurangan emisi rumah kaca, kita sudah jumping menuju 41% (sebelumnya 29%), karena dukungan internasional. Termasuk, atensi tim task force perubahan iklim Indonesia-Amerika," ungkap Luhut dalam Indonesia Green Summit 2021, Selasa (27/7).
Baca juga: Menkeu: Dampak Perubahan Iklim Sama Seperti Pandemi Covid-19
Menyoroti pengalihan sektor energi batu bara menjadi EBT, pemerintah dikatakannya siap mempensiunkan PLTU secara bertahap. Serta, melakukan pemantapan terhadap penggunaan energi storage hydrogen fuel cell, dengan memaksimalkan penggunaan PLTN.
"Untuk mencapai net zero emision, sektor energi harus memenuhi beberapa indikator. Seperti, konsumsi listrik per kapita akan naik di 2060 menjadi 5.313 Kwh/kapita. Lalu, konsumsi energi per kapita akan mencapai 0,91 Tw/kapita di 2060," jelas Luhut.
Pada 2060, Luhut menegaskan bahwa sektor industri akan menjadi pendorong utama dalam peningkatan konsumsi energi. Selanjutnya, diikuti sektor transportasi dan rumah tangga.
Menurutnya, listrik diproyeksikan menjadi sumber utama penyediaan energi pada 2060. Selain itu, pembangkit EBT akan menjadi kontributor utama pada pemanfatan energi bersih.
Baca juga: Indonesia Optimistis Capai Net Zero Emission pada 2060
"Juga dilakukan pemantapan potensi EBT dari samudera, panas bumi, bio energi, bayu, hydro, surya, yang total sampai 2020 mencapai 10,46 GW atau mencapai 2,4%. EBT di 2021 masih sangat rendah berkisar 13,55%," pungkasnya.
Indonesia dikatakannya memiliki cadangan energi yang cukup untuk menjadi pemain utama di industri baterai, khususnya nikel, tembaga dan alumunium. "Cadangan nikel di Indonesia terbesar di dunia yang mencapai 21 juta ton," sambung Luhut.
Selain itu, pemerintah juga memiliki program rehabilitasi mangrove yang mencakup 620.235 hektare lahan kritis. Pada tahun ini, rehabilitasi ditargetkan menyasar 1.500 hektare lahan dan berlanjut sampai 2024.(OL-11)
Lokapasar khusus produk rumah tangga dan gaya hidup atau home and living, Renos, menggelar Renos Fair 2025 berkolaborasi dengan Semasa Piknik.
PT Pertamina mendorong produk-produk ramah lingkungan besutan Namira Ecoprint untuk bisa menjelajahi pasar internasional melalui program UMK Academy 2025.
Inisiatif pengembangan produk baja yang efisien energi dan ramah lingkungan merupakan langkah penting dalam memperkuat daya saing industri nasional.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) terus menunjukkan komitmennya sebagai lembaga keuangan berkelanjutan di Indonesia.
Dari data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Tahun 2024, Indonesia sendiri menyumbang hampir 34 juta ton sampah.
Nah, itulah yang kita lakukan di Savyavasa. Jadi luxury bukan dari apa yang kita lihat, tapi orang bisa merasakan.
Mencairnya gletser memuci letusan gunung api yang lebih sering dan eksplosof, yang memperparah krisis iklim.
Penelitian terbaru mengungkap hilangnya hutan tropis menyebabkan pemanasan global berkepanjangan setelah peristiwa Great Dying 252 juta tahun lalu.
Pemanasan global akibat emisi gas rumah kaca meningkat, anggaran karbon Bumi diperkirakan akan habis dalam waktu 3 tahun ke depan.
Meski dunia menjaga pemanasan global di bawah 1,5 derajat celcius, pencairan lapisan es di dunia tetap melaju tak terkendali.
Peningkatan suhu juga sangat dipengaruhi oleh emisi gas rumah kaca (GRK), seperti karbon dioksida yang dihasilkan dari aktivitas manusia.
Penyebab Pemanasan Global: Faktor & Dampak Buruknya. Pemanasan global mengkhawatirkan? Pelajari penyebab utama, faktor pendorong, dan dampak buruknya bagi bumi. Temukan solusinya di sini!
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved