Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Google Doodle Tampilkan Gambar Kartini

Ellavie Ichlasa Amalia
21/4/2016 10:14
Google Doodle Tampilkan Gambar Kartini
Google Doodle Tampilkan Gambar Kartini(google)

GOOGLE menampilkan doodle berupa sketsa wajah Raden Ajeng Kartini untuk memperingati Hari Kartini yang jatuh pada 21 April.

Hari ini, Kamis (21/4) merupakan peringatan hari lahir Kartini yang ke-137. Kartini dikenal sebagai tokoh emansipasi perempuan Indonesia

Kartini lahir pada 21 April 1879. Dia terlahir di keluarga priyayi, kelas bangsawan Jawa. Oleh keluarganya, Kartini diizinkan bersekolah hingga umur 12 tahun. Setelah itu, Kartini harus tinggal di rumah karena dianggap sudah dapat dipingit.

Meski begitu, karena Kartini dapat berbahasa Belanda, dia dapat belajar sendiri. Selain itu, dia juga menulis surat pada teman-teman yang berasal dari Belanda.

Setelah membaca buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini mulai melihat bahwa perempuan pribumi berada di status sosial yang rendah. Karena itu, dia ingin memajukan perempuan Indonesia.

Kartini melihat budaya di Jawa sebagai penghambat kemajuan perempuan. Hal ini terlihat dari keluhannya yang tertulis di surat-suratnya. Satu hal yang dia inginkan untuk wanita Indonesia ketika itu adalah kebebasan untuk menuntut ilmu dan belajar. Dia juga berharap akan mendapatkan dukungan dari luar Indonesia.

Ayah Kartini dianggap cukup berpikiran maju karena membiarkan anak-anak perempuannya bersekolah meski hanya sampai umur 12 tahun.

Namun, sang ayah jugalah yang melarang Kartini untuk berangkat ke Belanda untuk belajar, seperti yang dicita-citakan Kartini. Meski begitu, sang ayah mengizinkan Kartini untuk masuk sekolah kedokteran di Betawi.

Namun, rencana tersebut tidak pernah terlaksana karena pada 1903, Kartini sudah hendak dinikahkan. Di akhir 1903, ketika Kartini berumur 24 tahun, dia menikah dengan Bupati Rembang KRM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang mendukung keinginan Kartini untuk memajukan perempuan Indonesia.

Kartini diizinkan membuat sekolah wanita di sebelah pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang. Sang suami juga mendorong Kartini untuk menulis sebuah buku. Habis Gelap Terbitlah Terang adalah salah satu buku yang didasarkan pada surat-surat Kartini.

Kartini meninggal pada 17 September 1904, beberapa hari setelah dia melahirkan anak pertama dan terakhirnya. (MTVN/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya