Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

75% Informasi Kesehatan Reproduksi Remaja tidak Akurat

Ferdian Ananda Majni
28/6/2021 11:55
75% Informasi Kesehatan Reproduksi Remaja tidak Akurat
Edukasi organ reproduksi pada remaja sebelum pandemi covid-19.(MI/Bary)

PUSAT Kesehatan Reproduksi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gajah Mada bersama dengan Rutgers WPF Indonesia dan di dukung oleh Konsorsium A Champion of Indonesia Family Plannning and Reproductive Health menginisiasi pertemuan ilmiah secara virtual mulai Senin, 28 Juni 2021 hingga 30 Juni 2021 mendatang.

Penanggung jawab Penyelenggara Pertemuan Ilmiah Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi (KR) Prof Siswanto Agus Wilopo mengatakan, hasil diskusi tersebut akan dirangkum dan disampaikan kepada pemerintah sebagai masukkan pengembangan dan juga penyempurnaan peraturan dan kebijakan.

“Ada beberapa masalah yang akan menjadi perhatian utama dalam pertemuan ini, diantaranya dampak covid-19 pada pelaksanaan Program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (Kespro) di Indonesia," sebutnya.

Menurutnya, hak dan kesehatan reproduksi remaja menjadi masalah yang krusial di Indonesia. Dari 100% informasi tentang Kespro remaja, 75% nya tidak akurat dan ini sangat membahayakan.

"Ketika kita membicarakan masalah Kespro, yang muncul di permukaan adalah ketertutupan dan hal-hal yang tabu. Seharusnya para remaja mendapatkan pengetahuan dan akses informasi mengenai Kespro seluasnya melalui pendidikan dan informasi yang memadai," jelasnya.

Penanggung jawab Komite Ilmiah, dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof Meiwita Budhiharsana, membenarkan kurangnya akses informasi mengenai pelayanan Keluarga Berencana maupun Kespro.

"Dalam Pertemuan ini, kami akan memantau seberapa jauh program KB sudah memenuhi Hak Perempuan mendapatkan informasi sebelum memutuskan untuk memilih alat kontrasepsi yang sesuai dan juga memberi persetujuan (informed consent) untuk dipasangi alat kontrasepsi. Kami melihat ada titik cerah kemajuan namun masih sangat lambat," ujarnya.

Untuk diketahui, Konsorsium A Champion of Indonesia Family Planning and Reproductive Health yang terdiri dari beberapa organisasi nonpemerintah telah menggagas forum pertemuan/diskusi berskala nasional dan internasional terkait isu keluarga berencana dan kesehatan reproduksi sejak 2019.

Kelompok ini secara rutin melakukan diskusi hasil penelitian, kajian ilmiah maupun pengembangan model intervensi yang dilakukan oleh anggotanya maupun pihak lain yang perduli dengan isu Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi

Menurut Prof Siswanto suksesnya penyelenggaraan Konferensi Internasional tahun 2019 membuktikan bahwa banyak sekali pihak yang masih perduli dan bekerja untuk kemajuan program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB-KR) di Indonesia. Pihak-pihak tersebut baik perorangan, organisasi internasional, organisasi profesi, lembaga penelitian universitas dan juga LSOM.

Sekretaris Pelaksana Eddy Hasmi, menyatakan bahasan dan diskusi forum ini akan di fokuskan pada hasil studi/kajian ilmiah, kegiatan monitoring dan evaluasi program, serta model implementasi lapangan yang pernah dilakukan oleh anggota konsorsium dan para mitra di bidang KB-KR dan bagaimana implikasinya pada kebijakan KB-KR di Indonesia saat ini dan kedepan.

"Peserta pertemuan bersifat terbuka dan akan dilakukan secara online/webinar," pungkasnya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya