Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
PENGAMAT pendidikan Prof. Cecep Darmawan menilai konsep Kampus Merdeka sebenarnya bukan hal baru. Ruh dari konsep itu ada berdasarkan UU No.12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi, namun implementasi belum optimal.
"Itu kan sudah mengatur otonomi kampus. Jadi tanpa konsep Kampus Merdeka pun kampus seharusnya sudah melakukan pronsip-prinsip otonomi kampus yang merdeka seperti istilah Mas Menteri," kata Cecep kepada Media Indonesia.
Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) itu membeberkan persoalan yang selama ini menghambat kampus untuk berkolaborasi dengan dunia di luar kampus. Hadirnya Kampus Merdeka diharapkan bisa memperkuat otonomi kampus.
Menurutnya, seperti yang diungkapkan Mendikbud, harus diruntuhkan sekat-sekat yang memang menjadi permasalahan selama ini.
Terkait regulasi, Cecep mengatakan kewenangan pemerintah pusat lah selaku pembuat kebijakan. Sehingga regulasi yang menjadi sekat untuk Kampus Merdeka perlu disesuaikan.
"Misalnya ada kebijakan membuka atau menutup prodi harus ada izin ke Ditjen Dikti kayak gitu, tapi sebenarnya untuk beberapa kampus khususnya PTNBH sebetulnya sekarang sudah tidak harus izin ke Dikti cukup di senat akademiknya aja," jelas dia.
Selain itu, adapula regulasi lain yang dinilai non-akademik dan membebankan kampus. Bagi PTNBH, harus ada income generating, pemasukan yang besar.
"Kan itu non-akademik. Pokoknya banyak aturan-aturan yang mengikat dosen sehingga kurang optimal dalam membahas soal karya-karya akademik," tambah dia.
Baca juga: IPB: Perlu Penyesuaian Regulasi untuk Sukseskan Kampus Merdeka
Cecep menjelaskan ada juga hambatan kurikulum. Kampus memang mengatur kurikulumnya sendiri, tetapi untuk beberapa prodi harus ada link n match dengan industri atau dunia di luar kampus.
Lantas, hal itu pun sebenarnya sudah berjalan namun belum optimal. Penyusunan kurikulum bersama dengan industri seperti yang diarahkan dalam Kampus Merdeka memang bisa sangat membantu ke depannya.
"Selama ini kan begitu ya cuma bagaimana melakulan optimalisasinya. Apalagi untuk pendidikan vokasi itu wajib ada link n match dengan industri," ungkapnya.
Dia pun menambahkan kampus sebagai lembaga pendidikan seharusnya tidak dibebankan dengan berbagai tugas birokrasi. Birokrasi yang ketat membuat kampus sulit untuk bisa kreatif dan inovatif. Dosen lebih banyak mengerjakan tigas administrasi dan sulit mengetahui kebutuhan masyarakat dengan berkolaborasi.
"Jadi ini lebih kepada kreativitas pimpinan perguruan tinggi itu harus gitu," tuturnya.(OL-5)
Laptop itu diadakan untuk menunjang pembelajaran sekolah jenjang PAUD, SD, SMP, dan SMA. Proyek ini menggunakan skema pembayaran APBN dan dana operasional khusus (DAK) daerah
WAKIL Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, meminta korupsi pengadaan chromebook di Kemendikbudristek diusut tuntas.
Beasiswa Unggulan 2025 adalah program bantuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)
Kemendikbudristek sudah terlanjur menganggarkan Rp3,58 triliun untuk proyek TIK ini. Lalu, ada juga pengadaan DAK senilai Rp6,3 triliun.
Dukungan dari berbagai pihak, baik itu pemerintah, swasta, maupun masyarakat, sangat penting dalam membangun ekosistem pendidikan yang mendukung perkembangan anak secara holistik.
Selama 10 tahun terakhir, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia mengalami tren peningkatan dari 68,90 pada tahun 2014 menjadi 73,55
Mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk mengembangkan proyek-proyek digital yang berfokus pada pembangunan teknologi yang mendukung digitalisasi pengelolaan dan pelayanan
Kemendikbud-Ristek menegaskan bahwa program-program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) untuk semester genap tahun akademik 2024/2025 tetap berjalan.
Terdapat tiga materi penting yang dibawakan oleh para narasumber dalam workshop ini. Selain juga dilakukan praktik secara langsung mengenai teknik mixing yang efektif.
Universitas harus memastikan bahwa pembelajaran daring memenuhi standar ketat untuk kredit akademik.
Kolaborasi ini memberikan mahasiswa Universitas Bali Dwipa peluang untuk mendapatkan pengalaman langsung di Sekolah Cendekia Harapan di Bali.
emendikbud Ristek adalah terkait dengan kesenjangan atau ketidaksetaan, akses dan kualitas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved