Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Kampanye Literasi Digital Butuh Kolaborasi Semua Pihak

Faustinus Nua
21/5/2021 16:43
Kampanye Literasi Digital Butuh Kolaborasi Semua Pihak
Petugas mengarahkan pengunjung tentang penggunaan aplikasi iPusnas di Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Jakarta, Rabu (5/8/2020)(ANTARA/ADITYA PRADANA PUTRA)

Koordinator Program ICT Watch, Indriyatno Banyumurti mengungkapkan bahwa kampanye literasi dan edukasi digital perlu kerja semua pihak. Semua stakeholders harus berkolaborasi dan tidak mengandalkan pemerintah saja.

"Literasi dan edukasi digital ini perlu kerja bareng, gak bisa cuma mengandalkan pemerintah," ungkapnya kepada Media Indonesia, Jumat (21/5).

Dia menjelaskan bahwa langkah yang diambil pemerintah untuk mengaselerasi literasi digital saat ini sudah tepat. Mengingat selama masa pandemi, kehadiran dunia virtual sangat dirasakan dan diandalkan.

Baca juga: Komnas KIPI: Tidak Ada yang Meninggal Karena Vaksinasi Covid-19

Indonesia tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk memperluas literasi digital. Sehingga, semua pihak perlu bekerja sama untuk secara gencar mengkampanyekan literasi digital ke semua kelompok masyarakat.

Lebih lanjut, Indriyatno menyampaikan bahwa ada beberapa hal yang harus disampaikan sebagai awal dari literasi digital. Hal itu sangat urgent dalam kampanye literasi digital.

Pertama, adalah mengelola data/informasi, yakni bagaimana mencari data sekaligus menyaring informasi dengan cermat dan bijak. Kedua, berkomunikasi yang baik dan beretika di ranah digital. Ketiga, menjaga keamanan dan mengendalikan privasi digital. Kemudian membangun konten yang positif dan terakhir memanfaatkan teknologi digital secara positif.

"Ini saya bicara umum, semua pengguna internet paling tidak menguasai 5 hal tersebut," imbinya.

Indriyatno menjelaskan bahwa selama ini terdapat beberapa tantangan yang perlu diperhatikan. Mulai dari jangkauan edukasi, gerakan edukasi yang masih terpisah-pisah, dan insidental dilakukan oleh berbagai kelompok/organisasi/institusi.

Selain itu juga belum ada panduan materi yang standard. Sehingga, alangkah lebih baik literasi digital dapat masuk dalam kurikulum formal sekolah sejak SD.

"Nah, Siberkreasi baru saja mengeluarkan 4 modul literasi digital, yang paling tidak ini dapat menjadi panduan yang bisa kita gunakan untuk melakukan edukasi literasi digital. Akan tetapi modul ini juga perlu dimonitor implementasinya dan dievaluasi agar dapat efektif dipahami masyarakat," terangnya.

Dia berharap dengan kampanye literasi digital yang sudah dimulai pemerintah benar-benar mendapat tanggapan baik dari semua elemen. Sehingga bisa menjadi gerakan yang bahu-membahu meningkatkan kapasitas dan kapapilitas pengguna ruang virtual yang bisa mendukung pembangunan Indonesia di masa depan. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya