Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Partisipasi Perempuan Dapat Tingkatkan Perekonomian Nasional

Suryani Wandari Putri Pertiwi
29/4/2021 11:10
Partisipasi Perempuan Dapat Tingkatkan Perekonomian Nasional
PELATIHAN: Sejumlah peserta mengikuti pelatihan membuat kain dengan teknik ecoprint di Sekretariat Perkumpulan Perempuan Wirausaha, Bogor.(ANTARA/ Arif Firmansyah )

MENTERI Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga menekankan pentingnya optimalisasi partisipasi perempuan di bidang ekonomi untuk meningkatkan perekonomian nasional, khususnya di masa pandemi covid-19.

Pasalnya, tidak hanya mengisi 49,2% dari populasi Indonesia, perempuan juga telah membuktikan kekuatannya dalam menghadapi berbagai tantangan dan peristiwa krisis, salah satunya di sektor ekonomi.

“Di tengah situasi pandemi yang sedang kita hadapi ini, perempuan juga turut ambil bagian dari berbagai perjuangan yang luar biasa. Perempuan-perempuan akar rumput di berbagai daerah Indonesia nyatanya telah membantu pemerintah dalam mengisi ruang-ruang yang sulit dijangkau maupun belum tersentuh program sama sekali,” ujar Menteri Bintang dalam Diskusi Publik Online Asosiasi Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita (PPSW), Rabu (28/4).

Lebih lanjut, dikatakan bahwa berbagai isu perempuan, khususnya dalam masa pemulihan pandemi covid-19, merupakan isu yang kompleks dan multisektoral. Sehingga dibutuhkan sinergi dan kolaborasi dari berbagai stakeholder untuk bersama-sama memberikan perhatian dan menyelesaikannya.

Dalam diskusi tersebut turut hadir tiga perempuan akar rumput yang bergerak di berbagai bidang, yaitu kewirausahaan, koperasi, serta literasi digital. Rini Chanifah, asal Pandeglang Banten yang mendorong kolaborasi antara pengrajin keceprek dengan para perempuan muda di desanya dengan tujuan untuk pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan perekonomian.

Di desa Rini yang wilayahnya cukup pelosok ini, hampir semua perempuannya adalah pengrajin keceprek dan emping, tapi mereka kebingungan bagaimana cara pemasarannya, karena hanya secara konvensional. Sehingga belum banyak orang yang mengenal dengan produk keceprek ini.

"Di situ saya tergerak dan berpikir untuk mengajak perempuan muda bergabung dan berkolaborasi bersama pelaku usaha yang sudah puluhan tahun melakukan produksi keceprek. Kami berinovasi dengan memunculkan rasa keceprek yang kekinian, yaitu rasa seblak dan cabai hijau,” ungkap Rini.

Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian PPPA, Lenny N Rosalin mengapresiasi ketiga perempuan akar rumput tersebut. Ia mengatakan, ke depan pihaknya akan fokus pada perempuan yang selama ini belum tersentuh dan belum diberdayakan, contohnya perempuan penyintas kekerasan, perempuan penyintas bencana, dan perempuan kepala keluarga.

Sementara itu, Divisi Keluarga dan Kesejahteraan Sosial Pusat Kajian Gender dan Anak Institut Pertanian Bogor (IPB), Herien Puspitawati, menyebutkan dari hasil evaluasi pelatihan keuangan yang dilakukan oleh PPSW, dapat dilihat bahwa ada perubahan positif yang signifikan, salah satunya yakni meningkatnya pengetahuan menilai secara efektif kebutuhan untuk meminjam uang, membuat usaha ekonomi yang produktif, hingga menambah aset.(H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik