Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Pandemi Covid-19 Momentum Dunia Pendidikan Lakukan Pembenahan

Syarief Oebaidillah
18/4/2021 19:10
Pandemi Covid-19 Momentum Dunia Pendidikan Lakukan Pembenahan
Founder Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) M Nur Rizal pada diskusi pendidikan tentang Persiapan PTM Terbatas, Sabtu (17/4).(BKHM Kemendikbud)

PANDEMI Covid-19 ini harus menjadi titik balik perubahan paradigma dan perilaku dunia pendidikan di Indonesia. Pandemi Covid-19 bukan lagi sekadar perubahan metode belajar dari pembelajaran luring ke daring atau pembelajaran jarak jauh (PJJ).

"Pandemi ini tidak hanya dimaknai sekadar persoalan tidak bisa tatap muka. Tetapi justru menjadi titik balik bagaimana melakukan reorientasi paradigma di bidang pendidikan dan perilaku atau budaya-budaya lama," kata Founder Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) M Nur Rizal pada diskusi pendidikan tentang Persiapan PTM Terbatas yang digelar Forum Wartawan Pendidikan dan Kebudayaan (Fortadikbud) bersama Biro Kerjasama dan Hubungan Masyarakat (BKHM) Kemendikbud, di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (17/4).

Dosen UGM ini mengutarakan perubahan paradigma ini perlu terwujud bukan hanya desakan pandemi Covid-19. Lebih dari itu, dunia pendidikan di Tanah Air juga perlu mengantisipasi era VUCA atau era yang sangat tidak menentu dan perubahannya terjadi begitu cepat.

Dia menjelaskan, perubahan paradigma ini tidak hanya menyasar sekolah melainkan juga ke pemerintah. Sehingga jika perubahan paradigma ini terwujud di seluruh lini stakeholder pendidikan maka mereka akan mengerti bahwa tujuan utama pendidikan itu adalah memberikan dampak intelektual dan spiritual siswa.

"Fungsi pemerintah itu harus memastikan siswanya ke depan mendapatkan pembelajaran yang lebih konstektual, relevan dan membumi dengan persoalan-persoalan nyata," sebutnya.

Rizal meyakini, jika perubahan ini bisa dimaknai secara holistik maka dunia pendidikan yang dikelola secara penuh oleh para stakeholder pendidikan akan bisa memberikan ruang membangun kepada siswa.  Agar siswa pun bisa menemukan versi terbaiknya di dalam proses belajar mengajar.

Yakni proses belajar yang menekankan pendidikan pada pengembangan talenta, minat, bakat yang berbeda supaya anak dapat tumbuh dengan kualitas yang sama.

Pembelajaran yang fokus kepada versi terbaik anak inilah, ujarnya, yang dapat menjadi dasar dalam perubahan kurikulum, asesmen, pengembangan guru.  Selain itu perubahan, agar guru tidak hanya melakukan transfer ilmu saja, namun juga memfasilitasi anak untuk menemukan solusi sendiri dari setiap permasalahan yang dihadapi.

"Gurunya itu menuntun kodrat anak-anak kita. Jika di depan dia memberi inspirasi, di tengah menjembatani dan di belakang mendorong anak-anak kita sehingga semua anak secara inklusif mendapat pendidikan dengan kualitas yang sama," pungkasnya. (OL-15)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik