Kamis 08 April 2021, 18:10 WIB

Ekonomi Sirkular Solusi Bauran Energi Nasional 2025

Faustinus Nua | Humaniora
Ekonomi Sirkular Solusi Bauran Energi Nasional 2025

Antara
Ilustrasi

 

MENTERI Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mendorong hilirisasi riset ekonomi sirkular dalam mencapai bauran energi nasional di 2025.

Salah satu gagasan dalam percepatan pencapaian bauran energi nasional 2025 adalah mendorong ekonomi sirkular dengan dukungan riset dan inovasi.

"Pemerintah mendorong hilirisasi riset dan inovasi yang peduli akan kelestarian lingkungan," ujarnya saat memberi arahan dalam webinar Dewan Energi Nasional, Kamis (8/4).

Dijelaskannya, pengembangan ekonomi sirkular fokus pada penggunaan optimal dari sumberdaya dalam aspek produksi hingga konsumsi. Hal itu dapat menjadi solusi atas permasalahan sampah/limbah.

Disisi lain, kegiatan ekonomi sirkular dapat menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan energi berbahan dasar limbah (waste to energy).

Lebih lanjut Menristek juga menyebutkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) diharapkan dapat diterjemahkan dengan baik di tingkat K/L maupun pemerintah daerah. "Kita harapkan juga peraturan-peraturan Menteri dapat selalu in-line dengan RUEN," imbuhnya.

Bentuk dukungan lainnya, Kemenristek mendorong pemanfaatan nuklir sebagai sumber energi. Pemanfaatan energi baru seperti nuklir dinilai mampu mengurangi ketergantungan pada energi fosil.

"Kita tidak bisa menghilangkan kemungkinan penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sebagai sumber energi baru, jika kita ingin mengurangi ketergantungan pada energi berbasis fosil," kata Bambang.

Dalam kurun waktu 2020-2024, terdapat 33 kegiatan dan 17 program terkait pengembangan PLTN yang tertuang di dalam Matrik RUEN Kemenristek/BRIN tentang PLTN. Pembangunan PLTN tersebut, dengan mempertimbangkan lokasi yang bebas resiko bencana alam, serta kemudahan transmisi listrik ke wilayah-wilayah yang memerlukan energi listrik dalam skala besar, baik melalui kabel darat atau kabel bawah laut.

Hal lain yang ditekankan Menristek terkait dengan pengembangan Energi Baru dan Terbarukan di tanah air. Pentingnya pencapaian tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di sektor pembangkit EBT, yaitu surya 40%, bio-energi 40%, dan panas bumi 35%.

"Dengan demikian, diharapkan Indonesia tidak saja menjadi pengguna EBT, namun juga sebagai produsen di sektor pembangkit EBT," pungkasnya. (H-2)

Baca Juga

DOK.DPR RI/IST

Banyak Peserta Lansia, Ace Hasan Imbau Jemaah Haji untuk Saling Bantu

👤mediaindonesia.com 🕔Minggu 28 Mei 2023, 23:34 WIB
Kementerian Agama RI memutuskan untuk tidak ada pendamping bagi jemaah lansia prioritas pada tahun ini. Sementara jumlah jemaah haji lansia...
DOK.DPR RI/SIT

Ledia Hanifa: Jangan Buka Rekrutmen Guru PPPK Baru Sebelum Masalah Selesai

👤mediaindonesia.com 🕔Minggu 28 Mei 2023, 23:13 WIB
Ratusan ribu guru lulusan rekrutmen PPPK masih menunggu kepastian nasib mereka yang masih tergantung tanpa...
AFP/Simon Maina.

Benarkah Menyebut Allah Allah bukan Zikir tidak Dapat Pahala?

👤Media Indonesia 🕔Minggu 28 Mei 2023, 22:00 WIB
Berikut dalil-dalil bahwa menyebut kata Allah saja merupakan...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya