Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) meresmikan ekoparian di Perumahan Bintang Alam, di bantaran sungai Citarum, Desa Telukjambe, Kabupaten Karawang, Minggu pagi (28/3).
Peresmian dilakukan Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL), KLHK, M.R.Karliansyah, didampingi Kepala DLH Kabupaten Karawang, Drs. Wawan Setiawan NK, MM.
Dalam sambutannya, Dirjen PPKL, KLHK, Karliansyah mengatakan, ekoriparian adalah kombinasi kegiatan restorasi sempadan sungai dengan kegiatan penurunan beban pencemaran khususnya dari limbah domestik dan sampah, dan selanjutnya menjadikan tempat tersebut sebagai pusat edukasi lingkungan dan ekowisata sungai.
“Salah satu kegiatan KLHK dalam rangka pemulihan kualitas air di DAS (Daerah Aliran Sungai) Citarum adalah pembangunan ekoriparian di mana kegiatannya melibatkan komunitas setempat, pemerintah daerah setempat dan dapat juga melibatkan swasta,” ujar Karliansyah
Hadir dalam acara peresmian ekoparian Bintang Ala mini; Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Trijoko M. Salahudin, Sekretaris Daerah Kabupaten Karawang, H. Acep Jumhari, Wakil Komandan Sektor 19 Satgas Citarum, M. Jais, Kepala DLH Kabupaten Karawang, Drs. Wawan Setiawan NK, MM, Sekretaris dan Direktur Lingkup Ditjen PPKL, Wakil Camat Teluk Jambe Timur Ujang Setiawan, Ketua dan pengurus KSM Sedulur Banyu, serta seluruh pegawai KLHK dan warga perumaha Bintang Alam.
Menurut Karliansyah, pada Tahun 2020 KLHK telah membangun ekoriparian di Perumahan Bintang Alam, Desa Teluk Jambe, Kecamatan Teluk Jambe Timur, Kabupaten Karawang.
Pada Tahun 2021, dilakukan pengembangan dengan pembangunan fasilitas pendukung yang meliputi pembangunan saung kafe, jembatan pejalan kaki, taman bermain, dinding talud sungai dan penanaman vegetasi.
“Pembangunan fasilitas pendukung ini melibatkan peran serta aktif masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan melalui program padat karya dengan melibatkan Komunitas Peduli Lingkungan yaitu Yayasan Sadulur Banyu,”ujar Karliansyah.
Ia menegaskan bahwa Ekoriparian Perumahan Bintang Alam mampu mengolah air limbah sebesar 2000 KK sehingga mampu menurunkan beban pencemar BOD (biological oxygen demand) setara dengan 1,4 ton per tahun.
Hasil pengujian kualitas air limbah yang dibuang ke media lingkungan telah memenuhi baku mutu air limbah sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 68 Tahun 2016, tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik sehingga diharapkan kualitas air sungai dapat meningkat.
Keberadaan Ekoparian ini sangat penting, mengingat sudah sejak lama kita ketahui bahwa kondisi Sungai Citarum masuk kategori sungai dengan tingkat pencemarannya tertinggi di dunia. Berdasarkan data statistik Status Mutu Air Sungai tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 kondisinya cemar berat.
Setiap harinya, Sungai Citarum menampung buangan limbah yang bersumber dari kegiatan domestik, industri, prasarana dan jasa, usaha skala kecil (USK) maupun non institusi.
Tak hanya itu, sungai yang sarat akan nilai sejarah ini dibebani volume sampah yang mencapai 500.000 meter kubik per tahun.
Pusat edukasi lingkungan
Karliansyh menjelaska bahwa ekoriparian ini dilakukan dengan membangun IPAL dan fasilitas pendukung meliputi kafe, jembatan pejalan kaki untuk menguhubungkan area taman dan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah), serta penanaman vegetasi yang terdiri dari tanaman obat keluarga (Toga) dan tanaman organik.
Tanaman vegetasi ini terintegrasi dengan program bank sampah yang sudah ada yaitu pupuk organic yang digunakan merupakan hasil dari bank sampah.
“Diharapkan ekoriparian ini menjadi pusat edukasi lingkungan dan tempat wisata bagi masyarakat sekitar sehingga bisa menyebarkan upaya-upaya perbaikan lingkungan kepada masyarakat luas,” jelasnya.
IPAL yang dibangun mampu mengolah air limbah domestik dengan kapasitas 2.000 KK (kepala keluarga) yang mampu menurunkan beban pencemaran untuk parameter BOD sebesar 1.4 ton per tahun sehingga akan berkontribusi terhadap perbaikan kualitas air sungai Citarum. (RO/OL-09)
ANGGOTA Komisi X DPR RI Ledia Hanifa Amaliah mendapatkan laporan bahwa sekolah pusing untuk mengolah limbah dari Makan Bergizi Gratis (MBG).
Diperkirakan sekitar 4,5 triliun puntung rokok dibuang sembarangan ke lingkungan, mencemari tanah dan air akibat kandungan racunnya.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung meminta penyelenggara pemotongan hewan kurban untuk tidak membuang limbah hewan kurban ke sungai.
Limbah ternak yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak lingkungan serius. Mulai dari bau menyengat, serbuan lalat, hingga gangguan estetika.
Prosedur pembuangan limbah dilakukan dengan cermat setiap malam hingga pagi, tanpa terkecuali.
Ketika dikawinkan dengan bakteri, ampas kopi dapat disulap menjadi lembaran elastis mirip material kulit yang diberi nama M-Tex Coffee Leather.
CEMARAN senyawa merkuri ditemukan di Waduk Cirata, Jawa Barat. Kandungan merkuri ditemukan dari tubuh ikan yang diambil dari waduk Cirata.
Hujan yang mengguyur wilayah tersebut menyebabkan terjadinya tanah longsor menimpa satu rumah warga di Kampung Kiararambai, Desa Girimukti, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, Jabar.
Saat ini sejumlah sekolah swasta di Jabar masih sepi peminat, akibat masyarakat yang cenderung memilih sekolah negeri.
Adapun untuk presentasi non-akademik, setiap juaranya memiliki nilai masing-masing
GUBERNUR Jawa Barat, Dedi Mulyadi meminta kepada korban bencana pergerakan tanah di Kampung Cigintung, Pasirmunjul, Sukatani, Purwakarta untuk segera meninggalkan lokasi pengungsian.
Pascanormalisasi, pemerintah juga harus pemulihan ruang terbuka hijau yang rusak akibat infrastruktur
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved